Penyelenggaraan ibadah haji 2020 dinilai sukses berkat upaya ganda Kerajaan Arab Saudi meski 30 persen dari total anggota jemaah ialah petugas kesehatan dan keamanan. Tak ada angka resmi dari Pemerintah Arab Saudi.
Oleh
EDITOR
·3 menit baca
Penyelenggaraan ibadah haji 2020 dinilai sukses berkat upaya ganda Kerajaan Arab Saudi meski 30 persen dari total jumlah anggota jemaah ialah petugas kesehatan dan keamanan. Tak ada angka resmi dari Pemerintah Arab Saudi. Namun, dengan sekitar 10.000 anggota jemaah, kerajaan dinilai berhasil menyelenggarakan ibadah haji 2020 sesuai protokol kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Bahkan, Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, pelaksanaan haji 2020 merupakan contoh sempurna beradaptasi dengan situasi baru, hidup bersama virus, dan melindungi keselamatan orang (Kompas, 2/8/2020). Sebelum pandemi Covid-19, setiap tahun tak kurang dari 2,5 juta Muslim dunia hadir di Mekkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina untuk melaksanakan haji.
Baru pertama kali dalam sepanjang sejarah modern Arab Saudi, pelaksanaan haji hanya diikuti ribuan warga Muslim yang tinggal di Arab Saudi. Biasanya, jutaan orang yang berkumpul di satu tempat akan menimbulkan tantangan lingkungan sangat besar. Ritual haji yang singkat dan tempat tertentu menambah kompleksitas bagi terciptanya lingkungan hijau.
Ribuan kendaraan hilir mudik melayani jemaah menghasilkan polusi udara, sedangkan jemaah meninggalkan sampah, termasuk botol air plastik. ”Semua kelihatan bersih dan hanya ada beberapa pekerja yang mengumpulkan sedikit sampah dari jemaah,” ujar Azim Allah Farha, anggota jemaah asal Afghanistan. Raja Arab Saudi Pangeran Salman bin Abdulaziz al-Saud menyampaikan, dibutuhkan upaya ganda untuk dapat melaksanakan haji di tengah pandemi.
”(Anggota jemaah) Haji tahun ini jumlahnya sangat terbatas untuk memastikan ritual itu berjalan sesuai protokol kesehatan meskipun dalam keadaan sulit,” katanya setelah keluar dari rumah sakit, Jumat (31/7/2020). Meski tak ada angka resmi dari Pemerintah Saudi, yang pasti sekitar 30 persen dari anggota jemaah itu merupakan petugas kesehatan dan keamanan setempat. Sisanya jemaah dari sekitar 160 negara yang tinggal di kerajaan itu.
Dengan memakai masker dan menjaga jarak, dalam melaksanakan ritual, jemaah dipandu oleh aparat keamanan dan petugas kesehatan Saudi. Mereka dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 50 orang, disertai petugas yang memantau setiap pergerakan mereka. Dampak sedikitnya jumlah anggota jemaah menjalar jauh ke sejumlah negara berpenduduk Muslim.
Peternak di Somalia, misalnya, cukup menderita karena kebutuhan akan ternak pada musim haji 2020 sangat sedikit. Setiap musim haji, Somalia biasa mengekspor sekitar 60 persen ternaknya ke Saudi. Bagi Indonesia, ketetapan pemerintah tidak memberangkatkan jemaah haji berdampak pada Garuda Indonesia, yang tiap tahun menerbangkan sekitar 100.000 orang atau separuh jemaah Indonesia.
Keputusan tersebut tepat mengingat dalam sepekan terakhir kasus positif Covid-19 per hari di Arab Saudi masih tinggi, rata-rata di atas 1.500 kasus. Sampai Minggu (2/8/2020), jumlah positif Covid-19 di Saudi mencapai 278.835 orang dari total penduduk 34.858.507 orang.