Mimpi tampil di VNL tak sejalan dengan upaya mewujudkannya. Di AVC Challenge Cup, Indonesia menurunkan tim pelapis.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
ASIAN VOLLEYBALL CONFEDERATION
Outside hitter timnas bola voli putri Indonesia, Putri Nur Hidayanti Agustin, melepaskan pukulan saat laga melawan Hong Kong dalam laga AVC Challenge Cup 2024 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Kamis (23/5/2024).
MANILA, KAMIS — Tim nasional bola voli putri Indonesia harus meniti jalan panjang untuk mencapai impian tampil di kompetisi dunia seperti Liga Nasional Bola Voli atau VNL. Apalagi, kesempatan emas untuk memperjuangkan mimpi tersebut tahun ini justru dimanfaatkan untuk regenerasi pemain. Impian dan upaya mencapainya menjadi tak sejalan.
Di hadapan Hong Kong yang notabene berperingkat dunia lebih rendah, timnas bola voli putri Indonesia kalah 0-3 (22-25, 24-26, 19-25). Kekalahan itu terjadi pada laga perdana AVC Challenge Cup 2024, kompetisi di tingkat kontinental untuk gerbang awal menuju VNL, di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Kamis (23/5/2024).
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Imam Sudjarwo mengatakan, impian timnas bola voli Indonesia adalah menembus VNL. Saat timnas putri melakoni laga ekshibisi melawan klub Liga Bola Voli Korea, Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks, Imam mengatakan, ada tujuan yang lebih besar dengan pembentukan tim untuk ekshibisi, yaitu tampil di VNL.
Tahun ini merupakan kesempatan terakhir bagi Indonesia lolos menuju VNL melalui AVC Challenge Cup. Juara AVC Challenge berhak mewakili Asia untuk tampil pada FIVB Challenger Cup, turnamen di bawah Federasi Bola Voli Internasional (FIVB). Lalu, pemenang FIVB Challenger Cup berkesempatan tampil pada VNL menggantikan tim juru kunci VNL yang terdegradasi.
Middle blocker timnas bola voli putri Indonesia, Geofanny Eka Chayaningtyas, melepaskan pukulan saat laga melawan Hong Kong dalam laga AVC Challenge Cup 2024 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Kamis (23/5/2024).
Maka, AVC Challenge Cup edisi tahun ini sekaligus kesempatan terbaik Indonesia untuk lolos. Pada edisi 2025, tidak akan ada degradasi bagi tim peserta VNL 2024. Peserta yang lolos ke VNL adalah tim urutan teratas peringkat dunia bola voli senior yang belum lolos ke VNL. Dengan demikian, jalan Indonesia akan lebih terjal karena wajib mengejar peringkat dunia jika ingin lolos ke VNL.
Pada awalnya, peluang Indonesia tahun ini juga besar mengingat Indonesia datang dengan status sebagai finalis tahun lalu. Pemain yang dipanggil pun sebagian besar sama seperti skuad yang merebut posisi kedua ajang yang sama tahun lalu, seperti Megawati Hangestri Pertiwi yang tengah kian meningkat permainannya.
Pemain berpengalaman seperti Wilda Siti Nurfadhillah dan Agustin Wulandhari juga turut dipanggil. Hanya ada beberapa nama baru, salah satunya Putri Nur Hidayanti Agustin yang merupakan peraih penghargaan pemain masa depan putri pada Livoli Divisi Utama 2023.
Tahun lalu peringkat kita melonjak karena mengalahkan Kazakhstan, Taiwan, dan Australia di AVC Challenge di Gresik. Pada saat itu peringkat kita di luar 90 besar, sedangkan sekarang 55 dunia.
Namun, peluang besar Indonesia itu perlahan menipis setelah daftar pemain yang dipanggil mendadak berubah. Pemain-pemain bintang batal dibawa, digantikan para pemain muda minim pengalaman dalam laga internasional. Usia rata-rata skuad Indonesia pun 19 tahun, hanya kalah dari Taiwan yang juga menurunkan pelapis dengan usia rata-rata 18 tahun.
Timnas juga menjadi satu-satunya di antara 10 peserta AVC Challenge Cup yang tidak memaksimalkan slot 14 pemain. Indonesia hanya membawa 11 pemain. Pelaksanaan AVC Challenge Cup yang berbenturan dengan Proliga disinyalir menjadi alasan perubahan pemanggilan tersebut.
Pebola voli putri Indonesia, Maradanti Namira Tegariani (kiri) dan Junaida Santi, mengeblok pukulan pemain Hong Kong dalam laga AVC Challenge Cup 2024 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Kamis (23/5/2024)
”Target (di AVC Challenge 2024) adalah menambah jam terbang, target kita AVC Challenge 2025 mendatang. Kita juga menargetkan medali perak pada SEA Games 2025 mendatang,” kata Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBVSI Loudry Maspaitella.
Keikutsertaan Indonesia di AVC Challenge tak lepas dari upaya agar tidak kehilangan poin yang bisa berdampak pada penurunan peringkat. Loudry mengatakan, jika tidak ikut, Indonesia akan langsung kehilangan 50 poin. Padahal, untuk mencapai 50 poin itu harus tampil di beberapa turnamen.
”Tahun lalu peringkat kita melonjak karena mengalahkan Kazakhstan, Taiwan, dan Australia di AVC Challenge di Gresik. Pada saat itu peringkat kita di luar 90 besar, sedangkan sekarang 55 dunia,” katanya.
Namun, potensi turun peringkat pun membayangi jika tak bisa meraih kemenangan. Setelah kekalahan dari Hong Kong, misalnya, Indonesia sempat turun empat peringkat menjadi posisi ke-59. Kekalahan Australia dari Filipina, 1-3, pada laga berikutnya membuat Australia kehilangan poin dan Indonesia naik satu tingkat ke posisi 58. Sebaliknya, peringkat Hong Kong naik setingkat menjadi 67.
Selain Hong Kong, Indonesia hanya berada di atas Singapura yang tidak berada dalam daftar peringkat dunia. Indonesia akan menghadapi Singapura pada Jumat (24/5/2024). Adapun dibandingkan dua lawan lain di Pul B, Indonesia masih di bawah Kazakhstan (31) dan Vietnam (39). Laga melawan Kazakhstan bakal berlangsung Sabtu (25/5/2024), lalu kontra Vietnam keesokan harinya.