Bukan Tarian Terakhir Marquez
Marc Marquez kembali ke Jerez yang nyaris menamatkan karier balapnya untuk meraih momentum kebangkitan dan menari lagi.
JEREZ DE LA FRONTERA, SENIN — Marc Marquez meraih momentum kebangkitan di trek yang pernah menjadi awal mimpi buruknya menyusul kecelakaan pada 2020 yang menyebabkan cedera humerus kanan. Namun, Sirkuit Jerez-Angel Nieto sejatinya salah satu trek favorit Marquez, di mana dia tiga kali menang di sana dengan atmosfer sangat Spanyol. Marquez pun kembali ke Jerez tanpa trauma masa lalu untuk meraih kebangkitan dan menari bersama para penggemarnya.
”Saya berani mengatakan bahwa hari ini podium terbaik dalam karier saya. Kami memerlukan ini! Kini saatnya menari bersama. Terima kasih atas cinta kalian,” ujar Marquez seusai finis di posisi kedua dalam balapan utama MotoGP seri Spanyol, Minggu (28/4/2024).
Marquez merayakan podium kedua pertamanya dalam balapan kering sejak Austria 2022 itu bersama ribuan penonton yang memadati tribune. Dia bahkan memanjat pagar pembatas trek dengan tribune untuk selebrasi. Tingkah juara enam kali MotoGP itu membuat penggemarnya berpesta pora. Asap suar berwarna merah membungkus tubuh Marquez yang berada di ujung pagar bergoyang-goyang mengikuti histeria suporter yang merindukan percikan talentanya.
Marquez kembali menari di podium, menirukan gerakan ayam, diiringi dentuman musim yang menggelegar. Pebalap berusia 31 tahun itu meluapkan kegembiraannya karena bisa kembali kompetitif melawan para pebalap papan atas. Balapan ini mengonfirmasi bahwa dirinya belum selesai, tarian terakhirnya masih beberapa tahun ke depan.
Padahal, musim lalu dia sempat mempertimbangkan pensiun karena nestapa sejak 2020 yang sudah menggerogoti kesehatan mentalnya. Dalam benaknya mulai muncul pertanyaan ”apakah aku masih kompetitif”. Pertanyaan itu tidak pernah terlintas, bahkan saat dirinya mengalami masa-masa sulit pada musim 2015. Bahkan, dia sangat yakin kariernya akan habis jika bertahan satu musim lagi di Honda karena kondisi psikisnya akan sangat terpuruk.
Marquez memilih jalan yang tidak mengikuti kata hatinya karena hatinya selalu berada di Honda. Dia melepaskan diri dari belenggu sentimental dan pindah ke Gresini Racing, tim kecil dengan motor terbaik saat ini, Ducati. Dia ingin memulihkan senyumnya yang telah lama hilang dan mengonfirmasi apakah dirinya masih kompetitif?
Dua target itu sudah terjawab dan kini target selanjutnya adalah kembali bersaing di papan atas untuk masuk dalam persaingan juara. Dia menegaskan proses adaptasi dengan motor DUcati telah selesai dengan meraih pole position di Jerez. Dia kemudian bertarung sengit dalam sprint dan nyaris memenangi balapan pendek itu. Namun, dia kemudian terjatuh saat memimpin balapan. Ini mirip dengan sprint di Amerika saat dia terjatuh sesaat setelah memimpin balapan.
Marquez yang start terdepan kembali tampil solid dalam balapan panjang di Jerez yang menempuh 24 putaran. Dia sempat berada di posisi keempat, tetapi memasuki paruh balapan dia bisa menemukan ritme pace yang kompetitif dan mengejar Francesco Bagnaia di posisi terdepan. Marquez pun dua kali mendahului Bagnaia, tetapi selalu bisa direbut kembali. Persaingan tersengit terjadi di tikungan 9 hingga 10 ketika mereka sempat bersenggolan dan beresiko terjatuh. Persaingan sengit itu terekam pada lengan kanan kostum balap Marquez yang terdapat bekas karet ban depan motor Bagnaia saat bertarung di tikungan 10.
Baca juga: Marquez yang Dahulu Telah Kembali
Duel klasik MotoGP ini membuat Marquez berlimpah kegembiraan meskipun finis di posisi kedua. Dia tahu, dirinya yang dahulu masih ada, tidak kurang secuil pun. Dia masih bisa supercepat, superagresif, superpresisi, dan bebas trauma kecelakaan horor di Jerez pada 2020. Setelah balapan di Jerez itu, Marquez kini siap untuk bersaing merebut gelar juara.
”Saya sangat menikmati ini. Di sepanjang akhir pekan, saya salah satu pebalap tercepat di trek. Ini membuat saya gembira. Benar bahwa satu-satunya kesalahan dalam balapan adalah lima putaran pertama. Saya manusia dan bahu terasa sedikit berat karena kesalahan kemarin (kecelakaan) dalam balapan sprint,” papar Marquez.
”Kemudian, saya ekstra hati-hati, tetapi yang utama adalah saya memiliki pace. Begitu saya mendahului Bezzecchi saya mencetak ritme saya, seperti dalam latihan, dan saya menangkap Pecco,” lanjut Marquez.
”Saya tahu saat mendahului yang pertama adalah momen untuk melakukan itu, karena jika tidak temperatur ban depan akan tinggi dan saya tidak akan bisa menghentikan motor dengan baik. Tetapi, ketika saya berada di tikungan 10 saya teringat ketika Martin melakukan hal yang sama pada saya (di Valencia 2023) dan saya terjatuh. Benar bahwa mungkin itu bukan kesalahan anda, tetapi anda bisa meraih poin nol,” kata pebalap asal Spanyol itu.
Baca juga: ”Pole Position” Akhiri Adaptasi Marc Marquez-Ducati
”Saya lebih memilih menegakan motor, kehilangan posisi dan berusaha lagi pada putaran berikutnya. Namun, itu sudah terlalu terlambat untuk temperatur ban depan (yang sudah tinggi),” ungkap Marquez.
”Bagi saya, yang paling penting pada akhir pekan ini adalah kecepatan ada di sana. Meskipun dengan kendala pada lima putaran awal di mana saya kehilangan beberapa posisi, saya masih memiliki kecepatan untuk mendahului. Selisih antara saya dan Pecco (sapaan Bagnaia) sekitar satu detik dan saya memiliki kecepatan untuk mengejar dia dan mencoba mendahului,” jelas peraih delapan gelar juara di semua kelas itu.
”Dalam dua putaran terakhir ketika temperatur ban depan meninggi, anda tidak bisa melakukan apa pun dan saya mengalami beberapa kali ban depan terkunci. Saya tidak sepenuhnya menyerah, tetapi saya tidak ekstra tancap gas untuk bertarung dengan dia karena resiko terlalu tinggi agar tidak gagal meraih poin tiga kali beruntun,” ucap Marquez.
Persaingan sengit dengan Pecco, pebalap terbaik di atas Ducati, membuat Marquez sangat percaya diri bisa semakin solid. Dia merasa dirinya tidak lebih lambat dari Pecco yang memacu Desmosedici GP24. Jika dalam lima putaran awal dirinya tidak merasa kaku pada bahu, kemenangan bisa dia genggam di Jerez.
”Hari ini saya hanya meleset pada lima putaran awal. Saya melalukan start yang bagus, tetapi saya terlalu berhati-hati, khususnya di tikungan terakhir pada lap pertama. Saya tidak melebar, tetapi saya melihat ke sisi luar dan motor ada di sana, kemudian saya sangat melambat,” tutur Marquez dikutip Crash.
Baca juga: Balapan Sprint Terliar di Jerez
Sekarang saya mulai membawa motor sedikit ke gaya berkendara saya dan menemukan kompromi.
”Hari ini saya tidak merasa lebih lambat dari dia. Kami memiliki pace yang mirip, tetapi ketika anda di depan itu menjadi lebih mudah. Dengan Honda, saya jauh lebih baik di belakang seseorang, tetapi dengan motor ini saya lebih baik ketika sendirian,” ujar Marquez.
”Ini sesuatu yang saya sukai. Kita lihat saja dalam balapan-balapan berikutnya. Namun, saya melihat kalsemen dan dengan salah satu awal musim terburuk dalam karier saya, saya 32 poin di belakang pemuncak. Jika saya gembira, saya kencang,” kata Marquez.
Hasil tes
Marquez berpotensi lebih cepat di atas Desmosedici GP23 setelah dia mencoba tombol rem belakang yang dioperasikan dengan jempol dalam tes di Jerez, Senin (29/4). Tombol rem belakang itu sangat penting untuk bisa lebih cepat saat menikung. Marquez belum pernah menggunakan tombol rem itu dan mendapat dukungan dari Ducati untuk mencoba dalam tes.
Marquez pun mulai menggunakan setelan motor ke arah gaya berkendaranya. Ini berbeda dengan tes pramusim di Sepang dan Lusail, saat dia menggunakan setelan dasar untuk beradaptasi dengan motor. Setelah masa adaptasi selesai, dia kini mulai mencari setelan motor yang sesuai dengan gaya berkendaranya.
”Hari ini hari yang bagus. Ini tes yang sangat berbeda dibandingkan dengan tes di Malaysia dan Qatar karena di Malaysia dan Qatar saya masih berusaha memahami cara mengendarai motor ini,” kata Marquez.
Baca juga: Bagnaia Merunut Jalan Kemenangan di Jerez
”Hari ini kepercayaan diri sudah ada sejak rangkaian putaran pertama. Saya melihat waktu putaran sudah langsung bagus dan kemudian saya menjaga pace dan saya superpresisi dengan masukan (ke mekanik). Saya merasakan semua yang kami coba pada motor dan ini sesuatu yang sangat penting untuk ke depan,” lanjut Marquez.
Menurut Marquez, dirinya masih dalam proses adaptasi dengan motor, tetapi sekarang dia mencoba beberapa hal. ”Saya supercerdik dengan apa yang saya perlukan. Kami melakukan langkah-langkah kecil, tetapi selalu mempelajari beberapa hal,” kata pebalap Gresini itu.
”Sekarang saya mulai membawa motor sedikit ke gaya berkendara saya dan menemukan kompromi. Namun, saya tahu bahwa akan ada beberapa trek di mana saya akan lebih kesulitan, tetapi beberapa trek balap akan memiliki potensi yang sangat bagus,” ujar Marquez.
Marquez masih memiliki waktu panjang untuk memperbaiki posisinya dalam klasemen karena baru empat seri yang dijalani dan masih ada 17 seri lagi. Dia kini di posisi keenam dengan 60 poin, tertinggal 32 poin dari Jorge Martin di puncak klasemen.
Dalam 17 seri ke depan, Marquez akan kembali ”menari” di atas Desmosedici GP23 yang sudah berada dalam kendalinya. Tarian Marquez berikutnya yang sangat dinantikan adalah tarian kemenangan. Marquez sudah terlalu lama jauh dari podium tertinggi, terakhir pada musim 2021 di Misano.