Casper Ruud mewujudkan yang dinantinya. Dia juara turnamen tenis berlevel lebih tinggi dari 10 gelar lain miliknya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BARCELONA, MINGGU-Setelah tujuh kali gagal, Casper Ruud akhirnya menjuarai turnamen tenis dengan level lebih tinggi dari sepuluh gelar lain yang dimilikinya. Dia mendapatkannya dari ATP 500 Barcelona setelah mengalahkan Stefanos Tsitsipas di final.
Pertemuan kedua petenis di lapangan tanah liat Real Club de Tenis Barcelona, Spanyol, Minggu (21/4/2024) itu hanya berselang sepekan setelah mereka bersaing di final ATP Masters 1000 Monte Carlo yang dimenangi Tsitsipas. Berkat performanya yang lebih agresif dalam menekan lawan, terutama dengan bergerak ke depan net, Ruud kali ini menang dengan skor 7-5, 6-3.
“Pekan lalu, kamu menang di Monte Carlo. Terima kasih telah membiarkan saya menang pada pekan ini karena kalah dalam dua final beruntun akan terasa sangat berat,” canda Ruud pada Tsitsipas dalam acara pemberian hadiah.
Saya kalah dalam banyak final dan tentu saja itu menyakitkan. Namun, pada akhirnya, momen ini datang juga.
Final Monte Carlo Masters menjadi salah satu dari tujuh kekalahan Ruud dalam final turnamen dengan level di atas ATP 250. Petenis Norwegia ranking keenam dunia itu memiliki sepuluh gelar juara sebelum tampil di Barcelona, tetapi semuanya berasal dari turnamen ATP 250 yang merupakan level terendah dalam struktur kejuaraan ATP Tour.
Dia bukannya tak pernah lolos ke final ajang yang lebih tinggi. Ruud dua kali lolos ke final ATP Masters 1000. Dia, bahkan, tiga kali tampil di final Grand Slam (Perancis Terbuka 2022, AS Terbuka 2022, Perancis Terbuka 2023), lebih banyak dari dua final Grand Slam yang dijalani Tsitsipas. Namun, dalam tujuh final turnamen di atas ATP 250 sebelumnya, petenis berusia 25 tahun itu selalu kalah.
“Sejujurnya, gelar ini sangat pantas untuk ditunggu. Saya kalah dalam banyak final dan tentu saja itu menyakitkan. Namun, pada akhirnya, momen ini datang juga,” komentar Ruud.
Hal lain yang menambah kebahagiaannya adalah gelar juara itu didapat di lapangan bernama “Pista Rafa Nadal”. Nama petenis Spanyol pemilik 22 gelar juara Grand Slam tersebut digunakan sebagai nama lapangan utama di Real Club de Tenis Barcelona sejak 2017. Nadal pun tampil di turnamen pada tahun ini, tetapi kalah di babak kedua.
“Ini sangat spesial bagi saya karena saya mengidolakannya. Saya tumbuh sebagai petenis yang selalu melihat dia. Saya datang ke sini pada usia 13 tahun untuk menonton penampilan Rafa dan pada hari lain, saya bisa bermain di sini,” ujar Ruud yang dikalahkan Nadal di final Perancis Terbuka 2022.
Ruud bisa saja mendapat hasil yang sama seperti di Monte Carlo jika saja dia tak mengubah permainannya. Apalagi, servisnya pada gim pertama langsung dipatahkan Tsitsipas.
Alih-alih berdiri jauh di belakang baseline seperti yang dilakukan di Monte Carlo, kali ini, Ruud bersiap lebih dekat ke baseline. Dengan posisi tersebut, Tsitsipas tak lagi bisa mengontrol permainan dan Ruud bisa lebih cepat bergerak ke dekat net untuk menyerang.
Sementara, Tsitsipas menilai, mental Ruud untuk menjalani final dalam dua pekan beruntun lebih baik darinya. “Dengan kondisi itu, dia berman lebih baik dan berhak untuk menang,” komentar Tsitsipas.
Gelar juara dari Barcelona ini bisa menjadi modal berharga bagi Ruud untuk menghadapi puncak persaingan di tanah liat, lapangan yang lebih dikuasainya dibandingkan lapangan keras dan rumput. Persaingan besar itu akan terjadi di Grand Slam Perancis Terbuka pada 26 Mei-9 Juni. Apalagi, Ruud berpengalaman dua kali menembus final dan hanya kalah dari petenis yang jauh berpengalaman darinya, Nadal dan Novak Djokovic.
Rybakina juara di Stuttgart
Elena Rybakina meraih gelar ketiga pada tahun ini ketika menjuarai WTA 500 Stuttgart. Final yang dimenanginya atas Marta Kostyuk, 6-2, 6-2, menjadi antiklimaks dibandingkan semifinal ketika Rybakina melawan Iga Swiatek.
Laga Rybakina melawan Swiatek yang berlangsung dua jam 49 menit dengan skor 6-3, 4-6, 6-3 lebih pantas disebut final karena berlangsung lebih ketat. Kostyuk, petenis Ukraina ranking ke-21 dunia, tak bisa memberi perlawanan terbaik pada Rybakina hingga final pun hanya berlangsung selama satu jam sembilan menit.
Kostyuk mengatakan, dia terlalu gugup menjalani final tersebut. Padahal, performanya sejak babak pertama hingga semifinal cukup stabil hingga dia bisa menyingkirkan dua juara Grand Slam, yaitu Cori Gauff dan Marketa Vondrousova, dan finalis Australia Terbuka 2024, Zheng Qin Wen.
Rybakina menambah gelar juaranya pada 2024 setelah menjadi yang terbaik di WTA Adeliade dan Abu Dhabi. Adapun untuk turnamen lapangan tanah liat, gelar dari Stuttgart menjadi yang ketiga setelah WTA 1000 Roma pada 2023 dan WTA 250 Bucharest 2019.
Juara Wimbledon 2022 itu menunjukkan, meski karakter permainannya yang mengandalkan servis keras dan groundstroke datar lebih cocok di lapangan cepat, dia juga bisa beradaptasi dengan baik di tanah liat yang berkarakter lambat. Kemampuan itu, terutama diperlihatkan ketika mengalahkan Swiatek, petenis putri terbaik di tanah liat saat ini. (AFP/AP)