Kota Milan akan terbelah dalam dua wajah pada akhir Derbi Milan. Suka cita dan nestapa tercipta sekaligus.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MILAN, MINGGU – Inter Milan berada di ambang meraih simbol bintang kedua bila mampu mengalahkan AC Milan dalam derbi di Stadion San Siro, Selasa (23/4/2024) pukul 01.45 WIB. Siapa pun pemenang Derbi Milan, seisi kota hampir dipastikan terbagi ke dalam dua ekspresi. Kemenangan Inter akan membawa suka cita bagi sebagian penduduk Kota Milan dan demikian pula sebaliknya.
Tidak seperti Derbi Milan sebelumnya, derbi kali ini terasa lebih istimewa karena Inter di ambang memastikan sejarah baru klub. Kemenangan atas rival sekota sudah dipastikan membuat Inter sebagai juara Liga Italia musim ini. Inter saat ini mengoleksi 83 poin. Poin Inter akan jadi 86 bila sukses mengalahkan Milan.
Koleksi poin itu, secara matematis, sudah tidak mungkin dikejar Milan di peringkat kedua yang sejauh ini baru mengoleksi 69 poin. Adapun Liga Italia sudah mendekati akhir dengan menyisakan enam pertandingan lagi.
Kami hampir sampai di puncak gunung dan tidak sabar untuk melihat pemandangan. Namun, kami belum cukup sampai di sana.
Kemenangan atas Milan juga berarti Inter sukses menggenapi raihan trofi liga menjadi 20 kali dari 19 saat ini. Sebagaimana tradisi di Italia, suatu tim berhak menyematkan simbol satu bintang di atas logonya jika berhasil memenangi liga sebanyak 10 kali.
Dengan demikian, Inter di ambang sejarah mencantumkan bintang kedua di atas logo klub. Pencapaian itu begitu diidam-idamkan klub tetangga, Milan, yang juga punya raihan trofi liga sama dengan Inter saat ini. Tidak ayal kenyataan ini mendorong semua komponen di internal Milan akan berjuang mati-matian untuk mencegah Inter merayakan sejarahnya di hadapan mereka.
”Untuk derbi, kami harus mengubah banyak hal, dimulai dengan intensitas penampilan kami. Kami harus menaikkan levelnya. Jika kami bermain seperti ini melawan Inter, kami tidak punya peluang, dan saya pikir para pemain mengetahuinya. Kami harus dan bisa membuktikan bahwa kami lebih baik dari ini,” ujar Pelatih Milan Stefano Pioli, pascalaga perempat final Liga Europa kontra AS Roma. Milan takluk, 1-3, secara agregat di laga tersebut.
Hanya, gelar juara bagi Inter sepertinya tidak akan terhindarkan lagi. Timpangnya performa kedua tim diprediksi memuluskan Inter mengunci gelar. Milan belum pernah merasakan kemenangan dalam tiga laga sebelumnya, sedangkan dalam waktu yang sama Inter meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang.
Rekor pertemuan kedua tim juga memihak Inter. Dalam lima laga terakhir, Inter selalu bisa mengalahkan Milan. Pada pertemuan pertama di liga September tahun lalu, Inter bahkan bisa membekap Milan dengan skor mencolok, 5-1.
Milan memang sedang tidak baik-baik saja belakangan ini. Rentetan hasil buruk menggiring Pioli ke ambang pemecatan. Para suporter Milan pun sudah tidak memercayainya lagi. Bahkan, kemenangan di Derbi Milan pun belum tentu menjamin posisinya bakal aman. Pioli mengatakan, hasil imbang saja sudah cukup bagus bagi timnya.
Penebusan dosa
Sementara Inter mengincar penebusan dosa setelah gagal mempertahankan kemenangan atas Cagliari di laga sebelumnya. Di laga tersebut, pertahanan Inter tidak serapat biasanya sehingga Cagliari mampu memaksakan hasil imbang, 2-2, di pengujung pertandingan.
Setelah hasil kurang memuaskan itu, Pelatih Inter, Simone Inzaghi, bertekad meraih poin penuh demi mengamankan gelar liga secepatnya. Inzaghi berkepentingan mempercepat gelar bagi Inter karena juga akan menciptakan sejarah bagi dirinya. Sepanjang karier kepelatihannya, Inzaghi belum pernah memenangi gelar liga. Adik dari mantan penyerang Milan, Filipo Inzaghi, itu baru teruji di kompetisi berformat turnamen.
”Kami hampir sampai di puncak gunung dan tidak sabar untuk melihat pemandangan. Namun, kami belum cukup sampai di sana. Kami masih membutuhkan beberapa poin dan kami ingin mendapatkannya (gelar juara) secepat mungkin,” kata Inzaghi.
Selain tren performa yang tengah turun, Milan juga kurang difavoritkan lantaran ditinggal sejumlah pemain akibat cedera dan terkena skorsing kartu. Ancaman besar menanti pertahanan Milan seiring absennya tiga pemain belakang Simon Kjaer dan Pierre Kalulu akibat cedera. Adapun Malick Thiaw masih menjalani skorsing kartu merah.
Situasi berbeda dialami Inter yang kembali bisa memainkan penyerang andalannya, Lautaro Martinez, yang terbebas dari hukuman akumulasi kartu kuning. Penyerang timnas Argentina itu dikenal rajin membobol gawang Milan. Lautaro tercatat sudah 15 kali menghadapi Milan dan mencetak delapan gol serta tiga asis.
Tambahan tenaga bagi Inter juga datang di lini belakang. Bek tengah, Benjamin Pavard, menyusul Lautaro terbebas dari hukuman akumulasi kartu kuning. Meski berposisi sebagai pemain bertahan, Pavard adalah pemain penting dalam skema Inzaghi. Pavard kerap naik membantu serangan dalam rangka memenangi pertarungan jumlah pemain di lini depan. (AFP/REUTERS)