Kemenangan Sempurna Vinales pada MotoGP COTA
Setelah penantian 1.113 hari, Maverick Vinales menemukan jawaban atas pertanyaan besar, apakah dirinya bisa menang lagi.
AUSTIN, MINGGU — Maverick Vinales mencetak sejarah baru di MotoGP dengan menjadi pebalap pertama yang meraih kemenangan bersama tiga pabrikan, Suzuki, Yamaha, dan Aprilia. Namun, kemenangan di Amerika Serikat, Minggu (14/4/2024) atau Senin dini hari WIB, memiliki makna jauh lebih besar bagi Vinales. Ini merupakan momen pembuktian bahwa dirinya mampu bangkit dari masa sulit untuk kembali ke podium tertinggi meskipun memerlukan waktu 1.113 hari sejak kemenangan terakhir di Qatar 2021.
”Wah, terima kasih semua. Saya merasa semua orang menyemangati saya. Saya merasakan dukungan luar biasa dari para penggemar, dan berada di sini, di Amerika sungguh spektakuler,” ujar Vinales di parc ferme.
”Apa yang bisa saya katakan, sejarah terjadi, saya bermimpi, terima kasih Amerika, terima kasih telah mengembalikan apa yang saya perlukan. Saya sangat senang,” lanjut Vinales, yang paceklik kemenangan selama tiga tahun.
Menurut Vinales, dirinya mengalami masalah dengan kopling (saat start). ”Jadi saya perlu berhati-hati, tetapi pace luar biasa. Saya tidak tahu berapa banyak saya mendahului, saya tidak bisa berkata-kata lagi. Saya akan menangis, terima kasih,” ujar pebalap berjuluk ”Top Gun” itu.
Baca juga: Vinales Merasa Bermimpi Bisa Kuasai COTA
Kemenangan Vinales dalam balapan utama di COTA ini menyempurnakan pole position serta kemenangan dalam balapan sprint. Lebih dari itu, dia finis terdepan setelah sempat berada di posisi ke-11 pada lap pertama karena masalah kopling saat start. Namun, Vinales, yang seperti terlahir kembali akhir pekan ini, mampu tampil tenang dan perlahan tetapi pasti memperbaiki posisinya dalam 20 putaran.
Pada putaran ke-10, Vinales sudah berada di posisi keempat setelah mendahului pebalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia. Dia kemudian berada di posisi ketiga karena Marc Marquez yang sedang memimpin balapan terjatuh di tikungan 11 pada lap ke-11. Vinales yang memiliki pace sangat solid sudah berada di posisi kedua pada akhir lap ke-11 dengan mendahului Jorge Martin.
Vinales kemudian memburu pebalap Gasgas Tech3, Pedro Acosta, yang memimpin balapan. Pebalap rookie berusia 19 tahun itu tampil impresif dengan beberapa kali menutup ruang mendahului Vinales yang memiliki pace lebih baik. Namun, Vinales tak tertahan lagi saat mendahului di tikungan 11 pada lap ke-13. Vinales pun tak terkejar hingga finis.
Pebalap asal Spanyol itu pun menilai, ini merupakan kemenangan terbaiknya dari 10 kemenangan yang dia raih di MotoGP karena menjadi jawaban atas pertanyaan besar yang selama ini menghantui dirinya.
Baca juga: Marc Marquez Belum Incar Status ”Sheriff” COTA
Sejarah terjadi, saya bermimpi, terima kasih Amerika, terima kasih telah mengembalikan apa yang saya perlukan. Saya sangat senang.
”Sudah pasti, ya (kemenangan terbaik). Setelah begitu banyak hari yang sangat sulit, kerja keras yang dilakukan, khususnya setelah banyak hari terlalu memikirkan apakah saya masih bisa berada di puncak,” ujar Vinales kepada TNT Sport.
”Kepercayaan dalam diri saya sangat besar. Saya tahu itu. Sejak hari pertama bersama dengan Aprilia saya tahu saya akan meraih ini. Saya tidak menduga akan seperti itu karena dalam pikiran saya dengan start di posisi terdepan adalah memimpin balapan sejak lap pertama dan menjauh, karena saya pikir itu mungkin,” ujar Vinales.
Menurut Vinales, dia mengalami masalah dengan kopling sejak pagi ini dan itu di luar kendalinya. ”Dari 10 start, satu yang jelek, itu sesuatu yang bagus. Tidak ada yang bisa dikatakan lagi, selamat untuk semua, juga untuk keluarga saya yang selalu bersama saya setiap hari. Saya berharap mereka merasakan kebahagiaan yang saya rasakan saat ini,” ujar Vinales.
Terkait dengan bagaimana dia bisa bangkit setelah sempat berada di posisi ke-11, Vinales mengaku dirinya tetap berpikir positif karena yakin memiliki motor yang kompetitif, serta kemampuan diri yang mumpuni.
Baca juga: Penebusan Diri Francesco Bagnaia di COTA
”Ketika saya melakukan start, setelah tikungan pertama, saya berkata, saya tidak bisa membuang kesempatan ini karena saya memiliki motor, saya memiliki bakat, saya memiliki keahlian untuk berada di depan. Kemudian saya berkata, 'Oke, satu pebalap tiap putaran', dan itulah yang saya lakukan, dan jujur saya melakukan beberapa overtake yang spektakuler, dan jelas motor bekerja dengan sangat baik,” ungkap Vinales.
Hasil balapan di Amerika ini menempatkan Vinales di posisi ketiga klasemen sementara dengan 56 poin, terpaut 14 poin dari pemuncak klasemen Jorge Martin. Posisi kedua ditempati Bastianini dengan 59 poin.
Saat ditanya apakah dia kini memikirkan persaingan juara, Vinales menegaskan yang terpenting adalah konsisten tampil seperti di COTA dalam setiap balapan.
”Menurut saya, yang paling penting adalah konsistensi. Kami perlu seperti itu di setiap akhir pekan, jadi itu yang perlu kami bahas, konsisten di setiap akhir pekan, di setiap putaran. Kami perlu terus seperti ini karena kami bisa melakukan pekerjaan yang sangat baik. Saya berharap bisa melakukan kemajuan di Jerez, tetapi saya sudah mengatakan saat di Portugal, jika saya memiliki keseimbangan yang bagus, saya bisa melakukan seperti hari ini,” pungkas Vinales.
Baca juga: Panduan MotoGP 2024
Sensasi Acosta
Balapan seri Amerika ini menjadi balapan paling seru sejauh musim ini, terutama berkat performa Pedro Acosta yang brilian. Pebalap berusia 19 tahun itu melakukan start dengan solid dan bisa memimpin balapan pada lap pertama hingga awal lap ketiga. Kemudian, dia didahului Martin, dan bertarung dengan Marc Marquez serta Bagnaia. Acosta sempat berada di posisi keempat, tetapi kemudian naik ke posisi ketiga dan kedua, dan kembali memimpin balapan.
Acosta memimpin balapan lagi pada lap ke-10 setelah mendahului Martin yang kemudian juga didahului oleh Marquez. Satu lap kemudian, Marquez memimpin balapan menggusur Acosta. Namun, pebalap tim Gresini Racing itu kemudian terjatuh di tikungan 11 pada lap ke-11, dan Acosta memimpin balapan, hingga didahului oleh Vinales pada lap ke-13.
Acosta akhirnya finis di posisi kedua, dan podium ketiga diraih Bastianini yang juga bertarung sengit dengan Martin. Bagi Acosta, podium kedua pencapaian yang bagus karena dia tidak memikirkan persaingan juara. Hasil ini juga menempatkan Acosta sebagai pebalap termuda yang meraih podium beruntun di MotoGP.
”Terlepas dari hasil balapan, ini balapan yang luar biasa. Anda tidak bisa membayangkan betapa saya sangat menikmati mendahului mereka, bersenang-senang dengan mereka, sungguh luar biasa,” ujar Acosta.
”Seperti yang saya katakan kemarin, saya belajar banyak dari para pebalap yang mendahului saya di tengah balapan. Saya menerima hasil hari ini,” lanjut Acosta.
Performa Acosta sangat brilian karena dia bisa mencetak pace yang sangat solid dengan ban belakang medium. Bahkan, dia berulang kali mampu mengendalikan motor dengan stabil meskipun mengambil lintasan di luar racing line utama di beberapa tikungan.
”Saya tahu, sedikit berisiko menggunakan ban belakang kompon medium, tetapi seperti yang sudah saya katakan, kami tidak memiliki beban dengan balapan, jadi lebih dari senang,” pungkas Acosta, yang kini di peringkat empat klasemen dengan 54 poin.
Balapan seri Amerika ini juga berbuah manis bagi Bastianini yang sempat berada di rombongan kedua setelah start. Namun, dia mampu bangkit dan masuk rombongan depan setelah mendahului rekan setimnya, Bagnaia, dan pebalap Pramac Racing, Jorge Martin. Persaingan dengan Martin terjadi dalam tiga lap terakhir, dalam perebutan posisi ketiga. Bastianini lihai dalam menghemat ban mampu memaksimalkan keunggulan kondisi ban untuk mengalahkan Martin.
”Ya, menurut saya, saya bisa senang dengan hasil hari ini setelah saya sangat kesulitan akhir pekan ini. Sungguh menyenangkan berada di sini,” ungkap Bastianini.
”Start luar biasa meskipun kemudian saya kehilangan beberapa posisi, dan di pertengahan balapan saya berusaha melakukan pace yang berbeda, dan saya bisa memangkas jarak dengan rombongan (terdepan) dan saya senang dengan podium ini,” ujar Bastianini.
Balapan ini kurang menggembirakan bagi Bagnaia karena dia hanya bisa finis di posisi kelima. Bagnaia juga gagal meraih podium dalam sprint karena finis di posisi keempat. Juara bertahan MotoGP itu pun kini turun ke peringkat kelima dalam klasemen dengan 50 poin.