Marc Marquez Belum Incar Status ”Sheriff” COTA
Marc Marquez meredam ekspektasi untuk meraih kemenangan kedelapan di COTA akhir pekan ini, tapi podium menjadi target.
AUSTIN, KAMIS – Marc Marquez menjadi pusat perhatian dalam balapan MotoGP seri Amerika akhir pekan ini karena dia pernah merajai trek COTA dengan tujuh kemenangan sejak 2013. Namun, pebalap tim Gresini Racing itu berusaha meredam ekspektasi itu dengan berniat hanya menikmati balapan di trek berkebalikan arah jam itu. Namun, Marquez juga mengakui, finis di podium akan menjadi targetnya.
Marquez tiba di COTA dalam momentum positif yang dia raih di Portimao dua pekan lalu. Meskipun terlibat kecelakaan dengan Francesco Bagnaia dalam perebutan posisi kelima, Maquez menunjukkan dirinya semakin kompetitif di atas Ducati Desmosedici GP23. Adaptasi yang semakin solid itu menguatkan harapan Marquez akan bisa bertarung meraih kemenangan di COTA, trek dia dinobatkan sebagai sheriff dengan tujuh kemenangan, enam di antaranya beruntun.
”Kami tiba di trek balap yang bagus untuk gaya berkendara saya. Jelas, pada masa lalu, kami meraih banyak hasil bagus, tetapi saat ini—seperti kita lihat Portimao—ada tiga atau empat pebalap yang lebih cepat dari saya,” ungkap Marquez dalam konferensi pers, Jumat (12/4/2024) dini hari WIB.
”Jadi, kita lihat saja, apakah saya bisa sedikit lebih mendekat. Jika hari ini, Kamis (Jumat WIB), Anda mengatakan, 'Anda akan meraih podium pertama (bersama Ducati)', saya akan sepakat. Maksud saya, sebelum meraih kemenangan, kami harus berada di podium. Jadi, setahap demi setahap,” lanjut Marquez.
Baca juga: Penebusan Diri Francesco Bagnaia di COTA
Performa Marquez bersama Ducati terus meningkat sejak tes pramusim, bahkan dia bisa tampil solid dalam balapan pembuka di Qatar. Padahal, Lusail bukanlah sirkuit yang sesuai dengan gaya membalapnya. Pada masa keemasanya bersama Honda, dia hanya sekali menang di Lusail pada 2014. Namun, dengan Ducati, pada balapan pertamanya, Marquez bisa meraih posisi start keenam, kemudian finis di urutan kelima dalam sprint, serta keempat pada balapan utama.
Dalam balapan seri kedua di Portimao dua pekan lalu, Marquez finis di posisi kedua dalam balapan sprint, mengungguli dua pebalap Ducati terbaik, Jorge Martin dan Francesco Bagnaia, yang masing-masing finis di posisi ketiga dan keempat. Namun, dalam balapan utama seri Portugal itu, dia terjatuh bersama Bagnaia saat berebut posisi kelima.
Kemajuan proses adaptasi Marquez itu kini akan diuji di COTA, trek yang sangat sesuai dengan gaya berkendara Marquez. Namun, kali ini dia memacu Ducati, yang berbeda dengan Honda yang sangat kuat dalam stop and go.
”Tentu saja mereka (Honda dan Ducati) merupakan motor dengan konsep yang sangat berbeda. Honda sangat kuat di tikungan-tikungan stop and go. Sebagai contoh, Alex Rins menunjukkan itu tahun lalu di sini, dan kurang lebih seperti yang saya dan Joan Mir tunjukkan di India,” ujar Marquez.
Baca juga: Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha hingga 2026
Kami tiba di trek balap yang bagus untuk gaya berkendara saya.
”Kita lihat saja bagaimana Ducati bekerja di sini. Saya tahu bahwa ini akan berbeda, tetapi target saya adalah berusaha mengalir di trek ini. Ini tek yang saya sukai. Jadi kami akan berusaha menikmati ini dan kemudian kami akan melihat (apa yang bisa kami lakukan),” ujar pebalap asal Spanyol itu.
Salah satu faktor yang membuat Marquez sangat kuat di COTA adalah sirkuit ini anticlockwise, berkebalikan arah jarum jam, serta memiliki karakter tikungan stop and go.
”Alasan utamanya adalah itu (berkebalikan arah jarum jam) dan ada lebih banyak tikungan ke kiri dibandingkan ke kanan. Ini perbedaan terbesar. Dan, juga saya menyukai tikungan-tikungan stop and go.
”Terlepas dari itu, saya memiliki salah satu momen terbaik dalam karier saya di sini, yakni ketika saya meraih kemenangan pertama saya di MotoGP, dalam balapan kedua,” lanjut Marquez.
Baca juga: Menanti Keganasan Marc Marquez di Portimao
”Akan sulit meraih kemenangan (akhir pekan ini) karena, seperti yang saya katakan, pertama-tama, kami harus meraih hasil lebih baik dalam balapan Minggu. Pada saat ini kami bahkan belum bisa bertarung meraih podium. Kami berada di lima besar, tetapi podium belum bisa diraih,” ujar Marquez.
Persaingan meraih podium di COTA tidak akan jauh dari persaingan sebelumnya, yaitu antara para pemacu Ducati, KTM, dan Aprilia. Bagnaia, Martin, dan Enea Bastianini akan menjadi lawan Marquez dari sesama pemacu Desmosedici GP. Sementara Brad Binder yang semakin menikmati kemajuan yang dilakukan KTM akan kembali kompetitif. Kejutan bisa kembali ditunjukkan rookie Pedro Acosta. Pebalap tim Gasgas Tech3 itu meraih podium ketiga dalam balapan utama di Portimao.
Potensi persaingan itu menjadi tantangan bagi Bagnaia yang musim ini berusaha meraih gelar ketiga beruntun. Namun, dia kini berada di posisi keempat klasemen karena gagal meraih poin dalam balapan utama di Portimao.
”Ini trek yang saya sukai. Tahun lalu, saya sangat kompetitif. Saya merasa sangat bagus dan tidak ada yang lain. Saya melakukan kesalahan dan kecelakaan dalam balapan, tetapi menurut saya, kami bekerja dengan baik. Seperti biasanya, kami akan bisa kompetitif lagi,” ujar Bagnaia.
Baca juga: Marquez Tanpa Tekanan, Tidak Panik
Musim lalu, dia tampil solid di COTA dengan start terdepan dan memenangi sprint. Namun, dalam balapan utama dia terjatuh di tikungan tiga saat memimpin balapan.
”Ini trek yang berbeda dibandingkan dengan Portimao, jadi kita lihat saja apa yang bisa kami lakukan dan apakah kami bisa meningkatkan feeling yang kami miliki di Portimao, yang membuat kami mengalami beberapa masalah dalam balapan,” ujar Bagnaia.
Rekan setim Bagnaia di tim Ducati Lenovo, Enea Bastianini, juga termotivasi untuk mengulang kemenangan di Austin pada 2021. Dia kini dalam momentum positif setelah meraih podium kedua dalam balapan utama di Portimao.
”Saya sangat bersemangat, percaya diri berkat performa kami akhir-akhir ini. Saya tahu persaingan akan sangat ketat di Austin, tetapi kami datang tidak dengan tangan kosong. Kami memiliki basis untuk dikembangkan dan kami sangat tahu area-area mana yang perlu ditingkatkan,” ungkap Bastianini.