Dari ”Neverkusen” ke ”Meisterkusen”, Bayer Leverkusen Juara Liga Jerman
Pesta akbar tercipta di BayArena, markas Bayer Leverkusen. Setelah raih Liga Jerman, Leverkusen mengejar dua trofi lain.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LEVERKUSEN, MINGGU — Menjelang perayaan hari kelahiran ke-120, Juli mendatang, Bayer Leverkusen mengakhiri penantian panjang untuk mengukuhkan gelar juara Liga Jerman. Meskipun Liga Jerman edisi 2023-2024 masih menyisakan lima gim, dominasi ”Die Werkself” sudah tidak bisa lagi disaingi Bayern Muenchen.
Sebelum musim ini, Leverkusen telah lima kali nyaris meraih gelar Liga Jerman. Itu tercipta pada 1996-1997, 1998-1999, 1999-2000, 2001-2002, dan 2010-2011. Nasib buruk menyebabkan Leverkusen diejek dengan sebutan ”Neverkusen” dan ”Vizekusen (spesialis posisi kedua)” oleh publik sepak bola Jerman. Kini, ejekan itu sudah bisa dihapus.
Gelar kampiun Jerman perdana itu diraih Florian Wirtz dan kawan-kawan setelah menghancurkan Werder Bremen 5-0 pada laga pekan ke-29, Minggu (14/4/2024), di Stadion BayArena. Wirtz pun menciptakan trigol pertamanya untuk Leverkusen. Gol-gol pemain lulusan Akademi Leverkusen itu tercipta pada menit ke-68, ke-83, dan ke-90.
Dua gol terakhir yang dihasilkan Wirtz itu meletupkan pesta dari 30.210 pendukung yang memadati BayArena. Pada gol keempat Die Werkself, ratusan suporter turun ke sisi lapangan belakang gawang Bremen, bahkan saking padatnya, beberapa pendukung sempat membuat tiga papan elektronikiklan terjatuh.
Menyaksikan situasi itu, Wirtz sempat meminta para pendukungnya tetap tenang dan kembali ke pinggir lapangan untuk menunggu peluit akhir. Berkat panduan steward (penjaga), para penonton meninggalkan lapangan pertandingan. Tetapi, mereka menyalakan suar yang menyebabkan asap berwarna merah menyelimuti lapangan pada lima menit terakhir.
Ketika Wirtz mencetak gol kelima timnya di akhir pertandingan, luapan kegembiraan suporter tidak bisa lagi dicegah. Mereka langsung turun ke lapangan untuk memeluk para pemain. Meskipun setiap pemain didampingi satu hingga dua penjaga, kondisi itu tidak mengurungkan niat suporter mengerubungi pemain favorit mereka.
Beberapa pemain, misalnya Jeremie Frimpong, pun melakukan swafoto di tengah pelukan suporter. Adapun Pelatih Leverkusen Xabi Alonso memeluk satu per satu ofisial tim di pinggir lapangan sebelum menghampiri pemain-pemainnya.
Ini adalah sesuatu yang istimewa untuk memenangi kejuaraan pertama dalam 120 tahun sejarah Leverkusen.
Pesta tak hanya hadir di dalam BayArena. Lebih dari 10.000 pendukung Leverkusen juga sudah berada di luar kompleks stadion. Mereka bahkan sempat menyambut bus tim ketika hendak memasuki BayArena. Mereka meneriakkan yel-yel nama sang pelatih, Xabi Alonso.
Alonso menyebut semua pemain, pelatih, staf, pendukung, dan orang-orang yang pernah menjadi bagian Leverkusen pantas untuk ikut merayakan gelar juara Liga Jerman musim ini. Raihan gemilang ini, katanya, tidak lepas dari perjuangan semua pihak yang sebelumnya telah berusaha mewujudkan trofi liga perdana.
”Ini adalah sukses untuk semua orang. Mungkin juga prestasi kami ini menyehatkan bagi persaingan di Bundesliga. Ini adalah sesuatu yang istimewa untuk memenangi kejuaraan pertama dalam 120 tahun sejarah Leverkusen,” ujar Alonso kepada DAZN.
Tercepat ketiga
Sebelum sumbangan hattrick dari Wirtz, Leverkusen membuka keunggulan melalui eksekusi penalti penyerang Victor Boniface di menit ke-25. Lalu, gelandang Granit Xhaka menghasilkan gol indah dari sepakan jarak jauh ketika laga berjalan satu jam.
Hasil itu membuat Leverkusen mengumpulkan 79 poin. Mereka unggul mutlak, 16 poin, atas Bayern yang tak tergoyahkan sebagai penguasa Liga Jerman dalam 11 musim beruntun.
Die Werkself pun menjadi tim tercepat ketiga yang mengukuhkan raihan meisterschale atau mangkuk juara. Rekor tercepat masih dipegang Bayern yang mengunci predikat kampiun di pekan ke-27 pada musim 2013-2014. Meski begitu, Leverkusen adalah tim kedua setelah Bayern yang bisa memastikan trofi Liga Jerman sebelum pekan ke-30.
Adapun Leverkusen adalah tim ke-13 yang bisa meraih gelar Liga Jerman sejak kompetisi profesional dimulai pada 1963-1964. Sebelumnya, tim terakhir yang mengakhiri dahaga juara Liga Jerman adalah VfL Wolfsburg pada 2008-2009.
Predikat meister atau penguasa Jerman tidak akan membuat skuad Leverkusen mengendurkan performa mereka di sisa musim ini. Pasalnya, mereka masih mengejar dua trofi dan sepasang sejarah baru.
Leverkusen akan tampil di final Piala Liga Jerman menghadapi Kaiserlautern, 26 Mei mendatang, di Stadion Olimpiade Berlin. Mereka juga masih berpeluang meraih trofi Liga Europa. Kans itu akan mereka jaga ketika menjalani laga kedua perempat final kompetisi antarklub Eropa itu kontra West Ham United, Jumat (19/4/2024) WIB.
Di sisi lain, Leverkusen juga di ambang mengukuhkan diri sebagai tim the invincible atau tak terkalahkan dalam satu musim di Liga Jerman. Kemudian, mereka juga berpeluang menjadi tim Jerman dengan rekor nirkalah terpanjang dalam satu musim di seluruh kompetisi. Seusai mengalahkan Bremen, Die Werkself telah menjalani 43 laga tanpa hasil negatif.
Jonathan Tah, bek tengah dan kapten Leverkusen, memastikan dirinya dan rekan setim belum merasa puas dengan capaian di musim ini. Ia ingin meraih lebih banyak trofi untuk memberikan kebahagiaan lebih besar bagi semua orang yang memiliki keterikatan dengan klub.
”Tentu sangat menyenangkan semuanya berjalan sebagaimana rencana dan kami bisa membuat sejarah di rumah kami. Tetapi, kami akan selalu berusaha untuk mengejar kemenangan dan meraih gelar lain di sisa musim ini,” tutur Tah seperti dikutip Sky Jerman.
Jika bisa melengkapi gelar liga dengan trofi Piala Liga Jerman dan Liga Europa, capaian Leverkusen di musim ini telah melebihi prestasi klub dalam 119 tahun sebelumnya. Pada periode 1904 hingga 2023, Leverkusen hanya memiliki trofi dari Piala Liga 1992-1993 dan Piala UEFA (Liga Europa) 1987-1988.