Real Madrid dan Manchester City ulangi hasil seri di Santiago Bernabeu. Enam gol pastikan kualitas setara dua ”raja”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, RABU — Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (10/4/2024) dini hari WIB, ibarat medan perebutan kepentingan berbeda dari dua raja Liga Champions, yakni pemilik gelar terbanyak, Real Madrid, dan penguasa terkini, Manchester City. Pada akhirnya, ego kedua tim yang tak ingin kalah membuat palagan berujung sama kuat dengan skor 3-3.
Real, sang pemilik rumah, memiliki kepentingan untuk meneguhkan identitas mereka sebagai tim tersukses di Liga Champions berkat 14 trofi. Melawan City di laga pertama perempat final adalah momen penting bagi ”Los Blancos” untuk memastikan mereka tak kalah kualitas dari sang juara bertahan.
Adapun bagi City, mengalahkan Real di Bernabeu layaknya meneguhkan ”mahkota” kampiun Eropa. Hasil positif dari ibu kota Spanyol tentu menegaskan dominasi mereka di kompetisi antarklub paling prestisius di dunia itu.
Namun, kedua raja sama-sama menunjukkan ego mereka yang selama ini menjadi dasar mereka bisa menguasai Eropa. Real dan City mampu bangkit dari ketertinggalan angka di papan skor untuk menutup laga pertama dengan hasil imbang.
Lebih dari itu, mereka menyajikan enam gol yang melawan nalar siapa pun yang menyaksikan pertandingan sengit itu. Pasalnya, Real dan City bisa masing-masing mencetak tiga gol yang melampaui jauh dari probabilitas mereka mencetak gol. Opta mencatat Real hanya memiliki expected goals (xG) sebesar 0,63, sedangkan City mencatatkan 0,83 xG.
Dengan catatan statistik xG itu tentu performa apik secara tim dan individu dari masing-masing tim yang membuat mereka bisa mencetak tiga gol. Gol yang dicetak pun amat indah dan memerlukan teknik kelas tinggi. Hasil di laga pertama pun telah melampaui rerata 4,3 gol per gim dari empat duel terakhir kedua tim.
”Standar penyelesaian akhir sangat mengagumkan. Enam gol dan pertandingan secara indah bakal ditentukan di laga kedua. Saya pikir City lebih senang dari kedua tim karena capaian serupa mereka 12 bulan lalu,” ujar Michael Owen, eks penyerang Real dan Liverpool, kepada TNT Sports.
Standar penyelesaian akhir sangat mengagumkan. Enam gol dan pertandingan secara indah bakal ditentukan di laga kedua.
City sudah memberikan luka kepada Real ketika pertandingan baru berjalan 109 detik. Gelandang kreatif Bernardo Silva memanfaatkan dengan cermat penempatan posisi tak baik kiper Real, Andriy Lunin, untuk menggetarkan jala gawang tim tuan rumah melalui sepakan bebas dari luar kotak penalti.
Merujuk data Opta, peluang tendangan bebas perdana City itu hanya memiliki 0,029 xG. Tetapi, berkat kepiawaian Silva membaca situasi di atas lapangan, kemustahilan itu pudar.
Hal serupa juga diciptakan Real untuk gol penyama kedudukan di menit ke-12. Meski gol itu tercatat sebagai gol bunuh diri bek dan kapten City, Ruben Dias, aksi gelandang Real, Eduardo Camavinga, yang mampu mengelabui Jack Grealish, sebelum melepaskan tembakan keras tidak bisa dikesampingkan.
Tendangan spekulatif Camavinga itu hanya memiliki 0,009 xG, tetapi mampu membuat pendukung Real di tribune Bernabeu bergemuruh. Sepakan Camavinga mengenai kaki Dias, sehingga bola berubah arah dan mengecoh kiper City, Stefan Ortega.
Dua menit berselang, giliran penyerang Real, Rodrygo, yang mencatatkan nama di papan skor untuk membawa Los Blancos unggul. Rodrygo mencetak gol kedua Real melalui transisi serangan balik cepat.
Sepakan Rodrygo pun sempat mengenai tumit bek City, Manuel Akanji, sebelum bola bergulir ke dalam gawang. Di luar pengaruh defleksi Akanji, gol Rodrygo itu adalah peluang Real dengan xG tertinggi di laga itu, yakni 0,126 xG.
Parade gol indah
Setelah turun minum, 76.680 suporter yang memadati Bernabeu dihibur oleh parade tiga gol indah. Phil Foden, pemain lulusan akademi City, menciptakan gol melengkung indah di menit ke-66.
Foden menghasilkan gol yang hanya tercatat 0,059 xG. Gol itu pun buah dari kolaborasinya bersama John Stones dan Silva di sisi kiri pertahanan Real.
Josko Gvardiol membawa City kembali unggul ketika laga berjalan 71 menit. Melalui sepakan indah dari luar kotak penalti, bek asal Kroasia itu juga meruntuhkan statistik probabilitas gol rendah karena hanya 0,033 xG.
Dua gol City di babak kedua adalah buah perubahan taktik yang dilakukan Manajer City Pep Guardiola. Alih-alih bermain rapat dan memusatkan serangan di sisi tengah lapangan seperti di babak pertama, City bermain lebih renggang dengan mengandalkan aksi individu pemain di kedua sisi sayap.
”Senang dengan gol pertama saya untuk City, terutama melawan tim hebat. Sentuhan pertama saya tidak cukup bagus, tetapi akhirnya saya berpikir bisa melepaskan tembakan,” ucap Gvardiol tentang kesan golnya dilansir BBC.
Guardiola pun mengakui kehebatan Real melalui transisi serangan yang mematikan. Dua gol di awal babak pertama, kata Guardiola, adalah bukti kemustahilan untuk mengontrol serangan balik Los Blancos.
”Kami menerima hasil imbang ini dan akan berusaha menang di kandang untuk lolos semifinal. Dengan pendukung kami di Manchester, kami akan mengalahkan raja kompetisi ini, tetapi saya yakin Real akan mencetak satu gol,” ucap Guardiola kepada TNT Sports.
Ketika City di ambang membawa pulang kemenangan pertama dari Bernabeu sejak 2020, Federico Valverde mencetak gol penyama kedudukan melalui sepakan voli demi menyambut umpan silang Vinicius Junior. Gol yang tercipta di menit ke-79 itu juga hanya memiliki kemungkinan gol minim, 0,077 xG.
”Saya pikir gol penyama kedudukan itu mengangkat kepercayaan diri kami untuk menghadapi laga kedua,” ucap Valverde dilansir laman UEFA.
Pelatih Real Carlo Ancelotti sedikit kecewa gagal mengemas keuntungan pada gim pertama di kandang. ”Tetapi, saya pikir kami harus akui sangat puas dengan penampilan malam ini. Kami tampil sangat baik dan jika bisa melakukannya lagi pekan depan, kami akan melaju ke babak berikutnya,” kata Ancelotti seperti dilansir Marca.