Kylian Mbappe, Real Madrid dan Kepentingan Perancis
Kylian Mbappe dihadapkan pilihan pelik. Gabung Real Madrid demi ambisi pribadi atau tampil di Olimpiade Paris 2024.
Pelatih Paris Saint-Germain Luis Enrique kembali tidak menurunkan Kylian Mbappe, sumber gol timnya, sebagai pemain inti pada duel melawan Clermont Foot, Minggu (7/4/2024) dini hari WIB, di Parc des Princes. Itu adalah kali ketiga Mbappe memulai laga Liga Perancis dari bangku cadangan sejak menolak tawaran perpanjangan kontrak dengan PSG, awal Februari lalu.
Enrique berkilah keputusan itu demi menjaga kebugaran Mbappe jelang gim melawan Barcelona di perempat final Liga Champions, Kamis (11/4/2024) mendatang. Mbappe pun baru dipersilakan Enrique menjalani pemanasan pada menit ke-56 ketika PSG tertinggal 0-1 dari Clermont, tim juru kunci Liga Perancis.
Baca juga: Kylian Mbappe Terombang-ambing bersama Mimpi Olimpiade
Mbappe masuk ke lapangan pada menit ke-67 untuk menggantikan Randal Kolo Muani. Kehadiran penyerang berusia 25 tahun itu memberi dampak besar bagi permainan menyerang PSG. Ia memberikan asis bagi gol penyama kedudukan yang dicetak Goncalo Ramos pada menit ke-85.
Sejak memutuskan untuk tidak menerima proposal perpanjangan kontrak satu tahun dari manajemen PSG, Mbappe mendapat ”hukuman” tak tertulis. Tempatnya di tim utama sudah tergusur di Liga Perancis meski posisi Mbappe belum tergantikan ketika ”Les Parisiens” menjalani duel di Liga Champions.
Sejak pertandingan pekan ke-21 kontra Lille, 2 Februari lalu, Mbappe hanya satu kali diberikan kesempatan bermain penuh selama 90 menit oleh Enrique. Momen itu tercipta pada pekan ke-26 ketika dirinya mencetak trigol ke gawang Montpellier.
Selanjutnya, Mbappe ditarik keluar lapangan pada babak kedua saat PSG menghadapi dua rival, AS Monaco dan Marseille. Pada tiga gim lainnya menghadapi Nantes, Stade Reims, dan Clermont, durasi bermain Mbappe tidak sampai 30 menit. Ia pun sempat hanya memanaskan bangku cadangan ketika PSG melibas Lille, 3-1.
Ia punya target-target pribadi yang berusaha dikejarnya dengan kerja keras. Tidak ada yang bisa menghentikan Kylian untuk memenuhi ambisinya.
Situasi amat kontras dibandingkan 20 laga PSG sebelumnya di liga. Mbappe tak tergantikan dalam 17 pertandingan. Pada momen itu, ia menyumbang 20 gol dan 4 asis. Sejak mendapat ”hukuman”, Mbappe baru menyumbang empat gol dan dua asis.
Baca juga: Ke Mana Kylian Mbappe Akan Berlabuh?
Meski kerap menunjukkan kekecewaan ketika diganti seperti terlihat pada duel kontra Marseille, 31 Maret lalu, Mbappe tetap menunjukkan performa terbaiknya untuk PSG. Putra asli Paris itu ingin meninggalkan PSG dengan mempersembahkan trofi.
Gelar Liga Perancis dan Piala Liga Perancis dalam jangkauan PSG. Ia tetap memiliki ambisi untuk mengantarkan PSG meraih gelar Liga Champions perdana di musim ini.
Ambisi Macron
PSG dan Pemerintah Perancis masih memiliki waktu hingga 30 Juni mendatang untuk membujuk Mbappe bertahan setidaknya hingga musim 2024-2025 di Paris. Saking pentingnya Mbappe sebagai aset negara, Presiden Perancis Emmanuel Macron pun menjadikan Mbappe sebagai tamu naratama pada kunjungan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, akhir Februari lalu.
Menurut laporan Le Parisien, Mbappe duduk di meja bundar yang sama dengan Macron, Ibu Negara Perancis Brigitte Macron, dan Sheikh Tamim dalam acara santap malam di Istana Elysee, Paris.
Baca juga: Jalan Mbappe Menuju Legenda PSG
”Anda akan menciptakan lebih banyak masalah untuk kami,” kelakar Macron kepada Mbappe di sela-sela agenda kenegaraan itu merujuk rencana Mbappe hijrah dari PSG, seperti dilansir RMC.
Tak dimungkiri, bujukan Macron adalah salah satu penyebab Mbappe bersedia memperpanjang kontrak dengan PSG, tahun lalu. Saking berharganya Mbappe, dua megabintang sepak bola lainnya di PSG, yaitu Lionel Messi dan Neymar Jr, seakan terpinggirkan. Itu membuat keduanya meninggalkan Paris pada musim panas lalu.
Macron pun telah berusaha sekuat tenaga untuk kembali meyakinkan Mbappe bertahan, termasuk mengundang kapten tim nasional Perancis itu pada kunjungan resmi Emir Qatar. Itu juga menjadi penanda besarnya pengaruh Mbappe bagi hubungan bilateral Perancis-Qatar. Negara Timur Tengah itu pun telah berinvestasi besar untuk PSG, kemudian melalui BeIN Sports memberikan dana sponsor masif bagi Liga Perancis.
Di luar itu, Macron butuh Mbappe bertahan di PSG demi memuluskan ambisi politiknya. Macron ingin Perancis sukses menyelenggarakan Olimpiade Paris 2024. Salah satu indikator itu ialah meraih medali emas cabang sepak bola. Perancis baru satu kali merajai sepak bola Olimpiade pada Los Angeles 1984.
Lihat juga: Dua Gol Mbappe Antarkan PSG ke Perempat Final
”Saya berharap dia (Mbappe) bisa bermain di Olimpiade,” kata Macron ketika ditanya siswa sekolah dasar, dilansir Le Parisien, Jumat (5/4/2024).
Jika Mbappe pindah ke Real Madrid, ia berpeluang akan melepas kesempatan membela Perancis di Olimpiade. Pasalnya, Real telah menegaskan tidak akan melepas pemainnya untuk tampil di Olimpiade. Itu telah disampaikan Real kepada Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) untuk dua gelandang, Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni.
”Los Blancos” berdalih pemain-pemain Perancis itu sudah bergabung di Piala Eropa 2024 serta Olimpiade bukan agenda resmi FIFA sehingga klub tidak ada kewajiban melepas pemainnya. Jika tampil di Piala Eropa dan Olimpiade, Real bakal kehilangan pemain andalannya itu pada agenda pramusim dan awal-awal laga musim 2024-2025.
Sekarang atau tidak sama sekali
Kesempatan membela Perancis di Olimpiade Paris tentu menjadi kesempatan sekali seumur hidup bagi Mbappe. Sebagai ikon sepak bola dan anak muda Perancis saat ini, tak ada pemain lain yang diharapkan publik Perancis selain Mbappe untuk membantu meraih medali emas pesta olahraga terakbar sejagat itu.
Namun, Mbappe memiliki ambisi pribadi lebih besar untuk bergabung dengan Real Madrid, tim impiannya. Walaupun belum ada tanda tangan kontrak, Mbappe jelas-jelas hanya ingin berlabuh ke Stadion Santiago Bernabeu selepas meninggalkan PSG.
Baca juga: Sinyal Tantangan Rodrygo untuk Kylian Mbappe di Real Madrid
Hanya bersama Real, Mbappe memiliki kans lebih besar untuk meraih Liga Champions secara berkala, lalu mengikuti jejak idolanya, Cristiano Ronaldo, yang memenangi gelar individu, seperti Ballon d’Or.
Wajar pula apabila Mbappe bersikeras pindah ke Real pada musim panas tahun ini. Apabila tidak hijrah jelang musim 2024-2025, peluang Mbappe gabung Real akan semakin menipis. Performa meningkat Rodrygo serta bergabungnya penyerang remaja Brasil, Endrick, akan membantu Real melupakan Mbappe jika kembali gagal merekrutnya, Juni mendatang.
Jean-Baptiste Guegan dan Clement Pernia dalam buku mereka, Revolution Mbappe (2023), menyebut Mbappe adalah sosok yang ambisius untuk mengejar mimpi-mimpinya di sepak bola. ”Ia punya target-target pribadi yang berusaha dikejarnya dengan kerja keras. Tidak ada yang bisa menghentikan Kylian (Mbappe) untuk memenuhi ambisinya,” tulis keduanya.
Dalam survei yang dirilis Odoxa, Sabtu (6/4/2024), sebanyak delapan dari 10 pencinta sepak bola Spanyol dan Perancis yakin Mbappe akan hijrah ke Real Madrid dan keputusan itu dianggap hal yang bagus untuk karier sang bintang. Belum resmi hijrah ke Real, Mbappe telah lebih populer di Spanyol dibandingkan di negaranya.
Baca juga: PSG dalam Teror Kutukan 16 Besar
Sebanyak 74 persen fans Spanyol memberikan penilaian positif untuk Mbappe. Di Perancis, Mbappe hanya mendapat 66 persen opini positif.
Jadi, ”bola” sepenuhnya ada di tangan Mbappe. Ia perlu memilih mengejar ambisi demi bergabung Real atau memenuhi tugas kenegaraan di Olimpiade Paris. Mbappe harus pilih salah satunya, sebab tidak ada probabilitas dua hal itu bisa digapai secara bersamaan pada musim panas ini.