Max Verstappen akan kembali ke Suzuka akhir pekan ini, trek tempat dia pertama kali memacu mobil F1 satu dekade lalu.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SUZUKA, RABU — Max Verstappen kembali ke Sirkuit Suzuka, Jepang, akhir pekan ini, membawa misi kebangkitan setelah hasil mengecewakan dalam seri kedua Formula 1 di Australia. Pebalap tim Red Bull itu memiliki catatan bagus di Suzuka, sirkuit tempat dia pertama kali memacu mobil Formula 1 dalam latihan bebas pada 2014. Satu dekade berselang, Verstappen pun berkembang menjadi pebalap top Formula 1 dengan tiga gelar juara.
Sepuluh tahun lalu, Verstappen menjadi pebalap termuda yang memacu mobil Formula 1 dalam akhir pekan balapan. Dia tampil dalam sesi FP1 di Suzuka bersama tim Toro Rosso sebagai persiapan untuk musim penuh perdananya pada 2015. Sejak pertama kali memacu mobil F1 itu, Verstappen berkembang pesat dan kini menjadi pebalap terbaik di garis start.
Verstappen memiliki ikatan emosional kuat dengan Suzuka, trek yang menjadi rumah Honda, pemasok mesin Red Bull. Dia membawa kolaborasi Honda dan Red Bull ke puncak Formula 1 dengan juara pada 2021, 2022, dan 2023. Bahkan, pada musim 2023, dia mengunci gelar juara F1 di Suzuka.
Kemenangan pada musim lalu itu menegaskan kekuatan Vertappen di Suzuka di mana dia finis terdepan dengan keunggulan 19,387 detik atas pebalap McLaren Lando Norris di posisi kedua. Ini mengulang performa pebalap asal Belanda itu pada 2022 saat Verstappen memenangi balapan dengan keunggulan 27,066 detik atas rekan setimnya, Sergio Perez.
Hasil di Suzuka pada 2022 dan 2023 itu juga menjadi obat hasil mengecewakan yang selalu diraih Verstappen di Singapura pada seri sebelumnya. Akhir pekan ini, Verstappen kembali ke Suzuka membawa kekecewaan setelah gagal finis di Australia. Dia harus keluar balapan pada lap keempat karena rem belakang kanan rusak sehingga terkunci dan mengeluarkan api.
Kerusakan mekanikal itu mengakhiri catatan sembilan kemenangan beruntun Verstappen dan selalu finis dalam 43 balapan. Kendala itu juga menjadi pukulan serius bagi Red Bull yang selama dua tahun tidak pernah mengalami gangguan mekanis hingga menyebabkan pebalap keluar balapan. Verstappen terakhir kali mengalami masalah mekanikal sehingga harus keluar balapan pada musim 2022, juga di Australia.
”Jelas, kami memiliki banyak balapan bagus secara beruntun, banyak balapan dengan keandalan mobil bagus. Dan saya tahu akan tiba saatnya akan keluar balapan dan sayangnya hari itu adalah hari ini,” ujar Verstappen yang berpeluang besar memenangi balapan di Australia.
”Kami baru saja memiliki dua tahun yang bagus dan itu cukup mengesankan. Tentu saja Anda tidak akan pernah senang melihat ini terjadi, tetapi saat ini yang lebih penting adalah memahami mengapa itu terjadi,” ujar Verstappen.
Masalah mekanikal itu tidak dialami oleh Perez, tetapi pebalap Meksiko hanya bisa finis di posisi kelima. Kondisi ini menjadi perhatian besar Red Bull untuk kembali kompetitif pada akhir pekan ini di Suzuka.
Jika tidak, pesaing utama mereka, Ferrari, akan kembali merebut supremasi seperti di Melbourne. Dalam balapan seri kedua itu, podium tertinggi diraih Carlos Sainz Junior disusul rekan setimnya di tim ”Kuda Jingkrak”, Charles Leclerc.
Tentu saja Anda tidak akan pernah senang melihat ini terjadi, tetapi saat ini yang lebih penting adalah memahami mengapa itu terjadi.
Kemenangan pertama pada 2024 itu membangkitkan motivasi Ferrari untuk terus menekan Red Bull. Mereka akan berusaha mengulang performa solid di Australia dalam balapan di Suzuka, yang memiliki banyak lintasan lurus, di mana SF-24 sangat kencang.
”Akhir pekan ini menjadi bukti, ketika kami menyatukan seluruh performa—tetapi saya tidak berpikir kami akan bisa melakukan itu setiap akhir pekan—maka kami bisa membuat mereka (Red Bull) dalam tekanan. Dan, ketika mereka di bawah tekanan, mereka bisa melakukan kesalahan. Jadi, kami perlu terus seperti ini,” kata Kepala Tim Ferrari Frederic Vasseur dikutip Formula 1.
”Kami jauh lebih percaya diri bahwa kami bisa menjalankan pengembangan seperti ini, karena pada putaran pertama, hari pertama, kami sudah cepat, kami menunjukkan performa. Semua itu cukup mulus dan kami yakin kami mengembangkan mobil terbaik (musim ini),” kata Vasseur.
Terkait potensi Ferrari tampil solid di Suzuka, Perez menilai, Red Bull perlu bekerja keras untuk memastikan RB20 bisa kompetitif dan bebas kerusakan. Suzuka sangat sesuai dengan karakter RB20 yang lincah dan cepat di tikungan yang bisa mengatasi keunggulan SF-20 di lintasan lurus. Dia juga menilai, kemenangan Ferrari di Australia lebih karena karakter trek Albert Park yang sesuai dengan SF-24.
”Menurut saya, ketika kami berada di trek seperti ini, seperti di Las Vegas tahun lalu, sebagai contoh, Ferrari sangat kuat. Kami mengalami keausan besar pada ban depan, jadi menurut saya ini lebih karena karakter trek, jadi semoga kami kembali solid di Suzuka, kami kembali di puncak,” kata Perez.