Jannik Sinner tak terbendung untuk meraih gelar ketiga pada 2024. Dia pun menjadi petenis ranking kedua dunia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MIAMI, MINGGU — Tiga gelar juara dari empat turnamen didapat Jannik Sinner pada tiga bulan pertama 2024. Gelar ketiga yang didapat dari turnamen ATP Masters 1000 Miami memberinya bonus sebagai petenis peringkat kedua dunia, menggeser rivalnya, Carlos Alcaraz.
Gelar juara dari Miami Masters itu didapat setelah mengalahkan petenis senior yang performanya naik kembali sejak akhir 2023, Grigor Dimitrov, di final. Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Hard Rock, Miami Gardens, Florida, Amerika Serikat, Minggu (31/3/2024), Sinner menang, 6-3, 6-1.
Itu menjadi kemenangan ketiga beruntun Sinner atas Dimitrov dari empat pertemuan. Kemenangan di Miami, yang didapat dalam laga selama 1 jam 13 menit, memperlihatkan semakin solidnya permainan Sinner saat bertemu Dimitrov. Pada pertemuan sebelumnya dalam perempat final ATP 500 Beijing 2023, Sinner menang dalam tiga set.
Groundstroke keras dan datar, terutama dalam forehand, dari Sinner membuat Dimitrov kesulitan mengembalikannya, terutama ketika pukulan diarahkan ke backhand. Dimitrov, yang menyingkirkan Alcaraz dan Alexander Zverev di perempat final dan semifinal, sering kali terlihat kebingungan untuk mengatasi pukulan Sinner.
Pada salah satu gim di set kedua, mantan petenis ranking ketiga dunia itu bahkan membuat dua kali unforced error saat melakukan pukulan voli di dekat net. Pukulan yang secara teoretis seharusnya menjadi winner justru memberi poin bagi Sinner. Bola yang diarahkan ke area yang jauh dari posisi Sinner jatuh di luar garis lapangan. Dimitrov hanya bisa menggelengkan kepala.
Sinner pun bisa dengan mudah mematahkan servis Dimitrov, yaitu empat kali dari delapan kesempatan. Adapun Dimitrov gagal memenangi satu-satunya kesempatan break point yang didapat pada set pertama.
Gelar juara dari Miami Masters ini menghasilkan beberapa catatan statistik untuk Sinner. Dia menambah dua gelar sejak awal 2024, yaitu dari Australia Terbuka dan ATP 500 Rotterdam. Keberhasilan menjadi juara di Melbourne Park, yang merupakan gelar pertama dari arena Grand Slam, menjadi bagian 25 kemenangan dari 26 pertandingan. Satu-satunya kekalahan dialami dari Alcaraz pada semifinal Indian Wells Masters, dua pekan sebelum Miami Masters.
Rangkaian kemenangan itu menaikkan levelnya dalam peringkat dunia. Sinner naik satu peringkat ke posisi kedua, di bawah Novak Djokovic, mulai Senin ini. Dia bertukar tempat dengan Alcaraz, rival utamanya di antara petenis berusia di bawah 23 tahun.
Dia telah melampaui targetnya menjadi petenis ranking tiga besar dunia. Target tersebut dikemukakan saat konferensi pers daring menjelang ATP Rotterdam, Februari, yang juga diikuti Kompas.
Sinner menjadi petenis Italia pertama yang bisa menembus ranking kedua dunia, juga petenis pertama dari negaranya yang bisa menjuarai ATP Masters 1000 lebih dari sekali. Gelar pertamanya didapat dari Kanada Masters 2023.
”Saya sangat bangga dengan hasil yang diperoleh. Setelah sempat kesulitan beradaptasi dengan lapangan pada laga-laga awal, saya merasa semakin nyaman. Saya juga senang bisa mengatasi berbagai situasi dengan baik,” komentar Sinner yang mendapat dukungan penonton lebih sedikit dibandingkan Dimitrov. Pada hampir sepanjang pertandingan, suara yang terdengar dari tribune penonton adalah teriakan ”Grigor! Grigor!”.
Terlepas dari kekalahannya di final, Dimitrov juga akan naik peringkat dari posisi ke-12 menjadi kesembilan. Untuk pertama kalinya sejak 2018, petenis Bulgaria itu kembali ke jajaran sepuluh besar dunia. Dimitrov mengatakan, ini menjadi hasil kerja keras, disiplin, dedikasi, dan upayanya beradaptasi dengan atmosfer persaingan baru.
Petenis berusia 32 tahun itu pernah bersaing dengan Roger Federer, Rafael Nadal, serta Djokovic. Kini, dia harus bersaing dengan generasi baru, petenis berusia di awal 20 tahunan, seperti Sinner dan Alcaraz.
Kesempatan ketiga
Sinner sebenarnya berkesempatan menjuarai turnamen ATP Masters 1000 sejak 2021. Pada tahun tersebut, final pertamanya di Masters 1000 didapat di Miami, tetapi kalah dari Hubert Hurkacz. Kekalahan juga dialami pada final Miami Masters 2023, yaitu dari Daniil Medvedev.
Sinner bercerita, final 2021 dan 2024 terasa sangat berbeda. ”Saya tak bisa tidur pada malam sebelum final pertama. Final 2023 terasa lebih rileks karena sudah memiliki pengalaman pada level yang sama. Adapun pada tahun ini, saya telah menjadi petenis dan sosok yang berbeda. Saya mengatasinya dengan lebih baik,” komentarnya dalam laman resmi ATP.
Keterlibatan Darren Cahill dalam tim pelatih sejak 2024 memberi pengaruh besar pada petenis yang pernah menjadi atlet ski saat anak-anak itu. Cahill, yang pernah melatih Andre Agassi, Lleyton Hewitt, dan Simona Halep, berperan besar dalam membangun ketangguhan mental Sinner. Seperti yang dilakukannya pada Halep, Cahill membangun kepercayaan diri Sinner. ”Saya juga belajar untuk fokus pada apa yang sedang dilakukan dan menikmatinya,” kata Sinner.
Setelah sempat kesulitan beradaptasi dengan lapangan pada laga-laga awal, saya merasa semakin nyaman.
Setelah tiga gelar dari turnamen lapangan keras menjadi indikator konsistensinya pada awal 2024, Sinner akan menjalani tantangan berbeda pada April-Juni, yaitu bersaing di lapangan tanah liat. Hasil terbaiknya pada lapangan berkarakter lambat itu adalah perempat final Perancis Terbuka 2020 dan semifinal Monte Carlo Masters 2023.
”Babak baru tiba dan itu menjadi tantangan yang berbeda. Kita lihat bagaimana penampilan saya nanti,” katanya.