Bayern Dilibas Dortmund, Thomas Tuchel: Selamat Leverkusen
Bayern Muenchen sudah menyerah mengejar trofi Bundesliga. Bayer Leverkusen berjarak tiga kemenangan dari gelar perdana.
MUENCHEN, MINGGU — Seusai tumbang 0-2 oleh Borussia Dortmund di laga der Klassiker, Sabtu (30/3/2024), di Allianz Arena, Pelatih Bayern Muenchen Thomas Tuchel mengibarkan bendera putih dalam perburuan trofi juara Liga Jerman. ”Die Roten” harus merelakan dominasi selama 11 tahun di Jerman kepada pesaing utama, Bayer Leverkusen.
”Perburuan juara telah berakhir. Selamat untuk (Bayer) Leverkusen,” ucap Tuchel seusai timnya menelan kekalahan kelima di Liga Jerman musim ini.
Hasil negatif kontra Dortmund membuat Bayern amat mustahil mengejar Leverkusen. Pada gim pekan ke-27, yang dimainkan lebih awal, Leverkusen sekali lagi membuktikan mentalitas pemenang karena bisa mengunci kemenangan 2-1 atas Hoffenheim setelah sempat tertinggal 0-1 hingga laga memasuki menit ke-87.
Baca juga: ”Sekoci” Penolong Thomas Tuchel
Seiring raihan hasil akhir yang bertolak belakang itu, Leverkusen memperlebar jarak keunggulan poin atas Bayern menjadi 13 poin. Alhasil, ”Die Werkself”, sebutan Leverkusen, hanya membutuhkan tiga kemenangan dari tujuh pertandingan sisa di Liga Jerman edisi 2023-2024 untuk mengukuhkan predikat kampiun Jerman perdana.
Saya memiliki harapan sampai menit terakhir. Ini adalah satu langkah maju lainnya, dan satu gim lagi yang terlewati.
Ucapan selamat yang diberikan Tuchel adalah wujud sikap realistis eks Manajer Chelsea itu. Dengan kans juara yang hanya kurang dari 2 persen, merujuk Opta, Bayern sudah tidak bisa menggantungkan harapan pada hasil diri sendiri untuk mempertahankan gelar juara Liga Jerman musim ini.
Mereka butuh berharap Leverkusen dibayangi nasib buruk setidaknya menelan lima kekalahan di tujuh laga terakhir musim ini. Tetapi, itu pun belum menjamin Die Roten bisa juara. Sebab, mereka juga perlu melepas penampilan inkonsisten yang acap kali kambuh di laga-laga penting.
Baca juga:“Kiamat Kecil” Bayern Muenchen dan Ironi Kane
Sebagai contoh, Bayern telah menelan tiga kekalahan di Allianz Arena sejak tahun berganti. Sebaliknya, Leverkusen memperpanjang catatan mereka sebagai tim Jerman dengan tren nirkalah terpanjang dalam sejarah. Leverkusen yang diasuh Xabi Alonso telah menjalani 39 duel tanpa kekalahan selama kompetisi edisi 2023-2024.
Di Liga Jerman, Patrik Schick dan kawan-kawan hanya empat kali ditahan imbang. Selebihnya, di 23 laga lain, mereka meraup tiga poin per gim. Koleksi kemenangan itu jauh mengungguli Bayern yang baru mencatatkan 19 hasil positif.
”Setelah gim hari ini sudah tidak perlu lagi kami menghitung (selisih) poin,” kata Tuchel.
Jika Tuchel telah menyerah, Alonso tengah terbakar semangat setiap menyaksikan penampilan anak asuhannya yang menyajikan kemenangan dramatis. Menurut Alonso, anak asuhannya tak pernah menyerah guna mengejar satu gol yang bisa mengubah jalannya pertandingan.
Baca juga: Komitmen Xabi Alonso dan Jaminan Trofi Bayer Leverkusen
”Saya memiliki harapan sampai menit terakhir. Ini adalah satu langkah maju lainnya, dan satu gim lagi yang terlewati,” kata Alonso kepadaSky Germany.
Keunggulan atas Hoffenheim telah membantu Leverkusen menyabet target awal di musim ini, yaitu merebut tiket ke Liga Champions musim depan.
Kehilangan hasrat
Kekalahan perdana dari Dortmund di Allianz Arena sejak 2014 membuat Tuchel kembali mempertanyakan hasrat anak asuhannya untuk mengejar kemenangan. Hal serupa pernah juga ia sampaikan ketika kalah 0-1 dari Lazio di laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Februari lalu.
Bayern gagal bangkit setelah Dortmund mencetak gol cepat melalui Karim Adeyemi di menit ke-10. Meskipun mengurung pertahanan Dortmund, skuad Die Roten gagal memberikan ancaman berarti karena hanya dua kali mencatatkan tembakan tepat sasaran.
Baca juga:Dominasi Bayern Muenchen di Ujung Tanduk
”Kami sangat kecewa karena kami tidak membawa hasrat yang sepatutnya ditampilkan untuk memenangi pertandingan,” kata Tuchel.
Dortmund yang tampil reaktif justru mampu menggandakan keunggulan melalui sumbangan gol dari bek sayap kanan, Julian Ryerson, di menit ke-83. Tertinggal dua gol menyebabkan pemain Bayern kian frustrasi untuk membongkar pertahanan kokoh Dortmund yang dipimpin bek gaek Mats Hummels.
”Saya tidak cepat, tetapi saya selalu fleksibel,” ucap Hummels merespons pujian atas performa apiknya pada der Klassiker.
Jika hasil dari duel klasik itu melenyapkan peluang Bayern juara, Dortmund menjaga kans untuk menembus posisi empat besar yang merupakan zona Liga Champions. Dortmund pun hanya berselisih tiga poin dari VfB Stuttgart yang duduk di peringkat ketiga.
Baca juga: Xabi Alonso Bertahan di Leverkusen, Bayern dan Liverpool Patah Hati
Setelah menghadirkan kekecewaan besar kepada Bayern, Dortmund juga bisa menentukan nasib juara Leverkusen di pekan ke-30. Mereka akan menyambut tim calon juara di kandang mereka, Signal Iduna Park, 21 April mendatang. Jika gagal menahan laju Leverkusen meraih kemenangan, Dortmund bakal menyaksikan juara anyar Liga Jerman di rumah mereka.
Sebelum menghadapi Dortmund, Leverkusen akan berduel kontra dua tim papan tengah, Union Berlin dan Werder Bremen. Kemenangan di dua laga itu akan mendekatkan Die Werkself untuk mengakhiri kutukan gagal juara Liga Jerman di lima edisi sebelumnya.
Pelatih Hoffenheim Pellegrino Matarazzo menyebut Leverkusen pantas menjadi kampiun Jerman di musim ini. Itu didasari, katanya, semangat juang kolektif pemain Leverkusen yang tak tertandingi tim-tim lain.
”Setelah menyaksikan peluang mereka dihalau mistar dan tiang gawang, saya sempat berpikir mungkin hari ini benar-benar hari baik kami. Mungkin mereka akan berhenti percaya pada kemampuan mereka, tetapi itu tidak terjadi,” ucap Matarazzo.
(AP)