Sinner mempertahankan konsistensinya pada musim 2024. Final Miami Masters menjadi final ketiga dari empat turnamen.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MIAMI, JUMAT - Jannik Sinner akan tampil pada final ketiga dari empat turnamen pada 2024. Penampilan petenis muda Italia itu semakin tajam melawan siapa pun dan akan dites oleh Grigor Dimitrov pada final turnamen ATP Masters 1000 Miami.
Performanya yang semakin matang diperlihatkan melalui persaingan dengan Daniil Medvedev, salah satu petenis angkatan pertama ”NextGen”, yang berusia 25-28 tahun. NextGen adalah program ATP untuk mempromosikan petenis berusia 21 tahun ke bawah sejak 2017.
Medvedev, Alexander Zverev, Stefanos Tsitsipas, dan Andrey Rublev, sebagai yang terbaik di angkatan mereka, menjadi generasi baru pesaing trio Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic. Namun, dalam perjalanannya, hanya Medvedev yang bisa menjuarai Grand Slam di antara mereka.
Kesulitan mereka untuk bersaing dengan ”Big Three” ditambah dengan tantangan baru ketika muncul generasi yang lebih muda seperti Sinner, Carlos Alcaraz, dan Holger Rune yang saat ini berusia 20-22 tahun.
Semakin lama bertahan dalam turnamen, saya bisa semakin nyaman bermain. Selain itu, Daniil tampaknya bermain tidak cukup baik, dia membuat kesalahan yang tidak biasa dilakukannya.
Persaingan Medvedev dan Sinner, misalnya, diawali dengan dominasi Medvedev yang memenangi empat pertemuan pertama pada 2021-2023. Salah satu kemenangan juara Grand Slam Amerika Serikat 2021 itu terjadi pada final Miami Masters 2023.
Namun, itu menjadi kemenangan terakhir Medvedev atas Sinner. Sejak saat itu, Medvedev selalu kalah dalam lima pertemuan, termasuk dalam semifinal Miami Masters 2024.
Kemenangan di Stadion Hard Rock, Miami Gardens, Florida, AS, Jumat (29/3/2024), menjadi kemenangan kedua Sinner atas Medvedev pada tahun ini setelah final Australia Terbuka, Januari. Kemenangan lima set, setelah kehilangan dua set awal, di Melbourne Park, memberi Sinner gelar pertama dari ajang Grand Slam.
Skor 6-1, 6-2 di Miami memperlihatkan permainan Sinner yang semakin tajam, setidaknya dalam perjalanan melawan Medvedev. Total, Sinner mendapat 60 poin, sedangkan Medvedev hanya 37 poin. Pertandingan dengan ritme cepat pada setiap perebutan poin itu hanya berlangsung selama 1 jam 9 menit.
Medvedev memiliki game plan bermain agresif sejak awal, lebih agresif dibandingkan ketika mereka bertemu di final Australia Terbuka. Cara itu memiliki risiko karena Medvedev sebenarnya memiliki tipe permainan counter puncher, yaitu petenis yang bermain dengan gaya bertahan dan mengandalkan serangan balik untuk mendapat poin.
”Namun, dari pertemuan di Australia Terbuka, saya tak bisa melakukan itu melawan Jannik. Taktik itu sebenarnya tidak salah, hanya saja, eksekusinya yang menjadi masalah. Saya banyak melakukan kesalahan,” tutur Medvedev.
Unforced error dari Medvedev itu membuat Sinner unggul dengan cepat, 5-0, pada set pertama. Pada salah satu gim di set kedua, Medvedev melakukan dua kesalahan beruntun saat melakukan servis dan voli. Bola dari pukulan volinya jatuh di luar garis belakang lawan.
Sementara Sinner menilai penampilannya cukup baik. ”Semakin lama bertahan dalam turnamen, saya bisa semakin nyaman bermain. Selain itu, Daniil tampaknya bermain tidak cukup baik, dia membuat kesalahan yang tidak biasa dilakukannya,” kata Sinner.
Dengan kemenangan atas Medvedev, Sinner akan tampil untuk ketiga kalinya di final dalam empat turnamen pada tahun ini. Dua final sebelumnya menghasilkan gelar Australia Terbuka dan ATP 500 Rotterdam. Satu-satunya kekalahan dialami dari Alcaraz pada semifinal Indian Wells Masters, dua pekan lalu.
Satu lawan lagi yang harus dikalahkannya pada final yang berlangsung Minggu adalah petenis senior Grigor Dimitrov. Mantan petenis peringkat ketiga dunia ini mengalahkan Zverev, 6-4, 6-7 (4), 6-4, setelah bertanding selama 2 jam 37 menit.
Pertandingan itu akan menjadi final ketiga Dimitrov dalam turnamen ATP Masters 1000 setelah dia dikalahkan Djokovic pada Paris Masters 2023 dan juara Cincinnati Masters 2017. Dimitrov, yang mencapai masa terbaik pada 2017-2019, akan kembali ke peringkat sepuluh besar dunia, berkat hasil di Miami, sejak 2018.
”Semuanya didapat berkat kerja keras tim. Saat ini, saya berada dalam jalur karier yang berbeda dengan beberapa tahun lalu. Namun, saya tetap berusaha dan percaya diri,” komentar Dimitrov, tiga kali semifinalis Grand Slam.
Seperti pengalaman Medvedev, Dimitrov memenangi perjumpaan pertama dengan Sinner, yaitu pada babak 16 besar Roma Masters 2020. Akan tetapi, setelah itu, Dimitrov harus mengakui keunggulan petenis yang sepuluh tahun lebih muda darinya itu pada dua persaingan berikutnya di babak keempat Miami Masters 2023 dan perempat final ATP Beijing pada 2023.
Sehari sebelum final Dimitrov melawan Sinner digelar, perebutan gelar juara tunggal putri pada turnamen yang sama akan berlangsung antara Elena Rybakina dan Danielle Collins. Collins memiliki kesempatan pertama untuk menjuarai turnamen level WTA 1000 pada pertemuan pertama dengan juara Wimbledon 2022 tersebut. Sementara Rybakina bisa memiliki gelar ketiga setelah menjuarai WTA 1000 Indian Wells dan Roma 2023. (AFP/REUTERS)