Dari sebatas di video gim, Endrick jadi pahlawan sebenarnya untuk Brasil di Wembley. Sang remaja menciptakan mukjizat.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LONDON, MINGGU —Veni, vidi, vici. Saya datang, saya lihat, saya taklukkan. Kalimat ribuan tahun lalu dari jenderal Romawi, Julius Caesar, itu seperti diwujudkan lagi oleh penyerang tim nasional Brasil, Endrick. Sang remaja datang ke Stadion Wembley dan langsung mencuri panggung tim nasional Inggris yang tampil dengan skuad bertaburkan bintang.
Endrick hanya bisa menghadapkan wajah ke tanah, dalam posisi sujud, seusai peluit panjang. Saat para pemain lain mulai bersalaman, dia hanya terdiam di posisi itu selama sekitar semenit. Pemain berusia 17 tahun itu masih belum percaya, dia menjadi pahlawan kemenangan Brasil atas Inggris 1-0 dalam uji coba pada Minggu (24/3/2024) dini hari WIB.
”Saya tidak berbohong, rasanya sangat unik. Faktanya, saya pernah bermain mode karier (di video gim). Laga pertama saya untuk Brasil juga berlangsung di sini, di Wembley. Saya mencetak gol juga. Saya terus membayangkan tentang itu (saat di lapangan),” ujar Endrick.
Gol semata wayang Endrick memecah kebuntuan kedua tim selama 80 menit. Sejak masuk menit ke-71, dia yang sangat lincah dengan tubuh mungil 1,73 meter sukses mengacaukan pertahanan Inggris. Upayanya berkali-kali memecah jebakan off-side Inggris, termasuk saat gol tercipta. Dia nyaris mencetak gol kedua di pengujung laga, tetapi gagal menaklukkan kiper Jordan Pickford.
Gol itu menciptakan sejarah baru. Endrick menjadi pemain senior termuda yang mampu mencetak gol di Stadion Wembley (17 tahun, 246 hari). Dia juga menjadi pencetak gol termuda untuk Brasil setelah penyerang legendaris Ronaldo di 1994. Malam itu diakhiri dengan pelukan terima kasih pada sang pelatih, Dorival Junior.
Bagi Endrick, pemecahan rekor di Wembley sangat spesial. Sebab, dia mengidolakan sosok Sir Bobby Charlton yang merupakan legenda sepak bola Inggris. ”Bermain di stadion yang sama dengan Bobby Charlton dan bisa mencetak gol merupakan memori sangat penting untuk saya. Apalagi, bisa meneruskan (rekor) Ronaldo,” katanya seperti dikutip AS.
Menghadapi tuan rumah yang bermain sabar, Brasil mengandalkan serangan balik. Penyerang sayap Vinicius Junior selalu berbahaya sejak menit pertama lewat tusukan dari sisi kiri. Namun, dia tidak kunjung menemukan sentuhan akhir yang tepat. Sampai Endrick ada di waktu dan momen pas untuk menyambut bola muntah hasil sepakan Vinicius.
Gol Endrick tidak spesial, berbau keberuntungan. Dia yang terbebas dari posisi off-side, tinggal memasukkan bola ke gawang yang sedang tidak ada kiper. Namun, proses gol tidak terpenting. Hal paling penting, penyerang Palmeiras itu mulai memperkenalkan diri pada dunia tentang bakat besarnya. Gol pertama dari banyak yang akan datang. Calon bintang besar terlahir di Wembley.
Endrick merebut panggung milik gelandang Inggris, Jude Bellingham. Bellingham sedang menampilkan performa terbaik dalam musim debutnya di Real Madrid. Kehadiran sang gelandang di Wembley pun membawa harapan besar pada pendukung tuan rumah. Namun, Inggris justru kecolongan dari seorang remaja setelah Bellingham digantikan di paruh kedua.
Seusai laga, Bellingham mengucapkan selamat pada Endrick. Mereka juga berpelukan. Adapun Endrick akan menyusul ke Madrid pada musim panas, pindah dari Palmeiras dengan dana 45 juta euro. Stadion Wembley pun menjadi saksi rivalitas kedua pemain yang akan berubah jadi kombinasi mematikan pada masa depan.
Merusak debut manis para pemain Inggris
Di sisi lain, Endrick juga mengalihkan kisah debut manis dari tiga pemain Inggris. Pelatih Inggris Gareth Southgate memberikan penampilan perdana untuk penyerang sayap Anthony Gordon, bek Ezri Konsa, dan gelandang Kobbie Mainoo. Gordon menjadi satu-satunya yang bermain sejak awal laga dan tampil selama 75 menit.
Inggris bertarung tanpa dua pemain andalan di lini serang, Harry Kane dan Bukayo Saka, yang sedang kurang bugar. Tanpa mereka, Gordon mengambil tanggung jawab untuk mengacak-acak pertahanan lawan. Pemain Newcastle United itu tampil cukup impresif di sisi kiri. Dia berkali-kali merepotkan bek sayap tim tamu Danilo.
Gordon menyudahi laga dengan empat tembakan, termasuk dua tendangan yang berhasil diselamatkan oleh kiper Bento. Penampilannya dipuji langsung oleh Southgate. Di babak kedua, dia tidak terlalu agresif seperti sebelum turun minum. Gordon pun digantikan oleh Marcus Rashford pada 15 menit terakhir.
“Malam ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Saya membayangkan hari ini sedikit berbeda, dengan kemenangan dan gol. Tetapi, kami tidak bisa menyelesaikan peluang dengan baik. Terlepas dari itu, saya telah berhasil mencapai target jangka panjang yang sudah saya impikan. Ini sangat berarti,” kata Gordon yang baru berusia 23 tahun.
Kehadiran penyerang Aston Villa, Ollie Watkins, yang sedang “naik daun” tidak banyak membantu. Watkins belum mampu menggantikan peran Kane. Dia cukup hening sepanjang laga dan hanya menciptakan satu tembakan selama 90 menit. Adapun menurut Squawka, ini adalah kali kedua Inggris gagal mencetak gol di Wembley dalam sedekade terakhir.
Terlepas dari hasil, Southgate puas dengan penampilan anak asuhnya. Menurut dia, hasil imbang akan lebih adil untuk kedua tim. ”Terdapat performa yang sangat baik dari banyak pemain. Ini adalah laga tingkat atas dan kami bisa mengontrol permainan lebih lama. Hanya saja, kekejaman di depan gawang yang akhirnya menentukan,” ujarnya. (AP/REUTERS)