Performa Brilian Acosta Lengkapi Insiden Marquez-Bagnaia
Performa brilian Pedro Acosta melengkapi insiden panas antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia dalam MotoGP Portugal.
PORTIMAO, MINGGU — Jorge Martin tampil solid dan memenangi balapan MotoGP seri Porugal, tapi sorotan tertuju pada Pedro Acosta dan insiden antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Acosta tampil brilian mendahului Brad Binder, Marquez, dan Bagnaia, kemudian meraih podium ketiga. Sementara itu, Marquez dan Bagnaia bersenggolan dan keduanya terjatuh di tikungan lima dalam perebutan posisi keempat.
Balapan di Portimao berlangsung membosankan dalam sebagian besar putaran, tetapi mulai memanas memasuki lima putaran terakhir dari 25 lap. Tensi meningkat setelah pebalap rookie Pedro Acosta mendahului Bagnaia dan menempati posisi keempat. Dia kemudian menjauh, meninggalkan Bagnaia bertarung dengan Marquez.
Memasuki putaran ke-23, Marquez terus mendekat dan melancarkan serangan di tikungan lima untuk mendahului Bagnaia. Marquez sedikit melebar dan Bagnaia masuk dari sisi dalam, berusaha mempertahankan posisi keempat.
Baca juga: Francesco Bagnaia: Saya Mengacaukan Balapan
Namun, Marquez kembali bergerak ke dalam dan bersenggolan dengan Bagnaia. Mereka pun terjatuh. Bagnaia menunjukkan kekecewaan dengan gesturnya, dan kemudian mengendarai motornya kembali ke garasi, sedangkan Marquez melanjutkan balapan di posisi ke-17 dan akhirnya finis di posisi ke-16.
Insiden ini diinvestigasi oleh steward seusai balapan. Steward kemudian memutuskan hal itu sebagai insiden balapan, dan tidak ada sanksi.
Setelah insiden itu, kejutan kembali terjadi dalam putaran terakhir, saat pebalap Aprilia Maverick Vinales terjatuh di tikungan satu karena mengalami masalah dengan girbok. Dia tidak bisa berpindah gigi dan menjelang tikungan satu dalam lap terakhir, dia didahului Bastianini. Vinales kemudian terjatuh dan kehilangan podium yang sudah di depan mata.
Insiden ini membuat Acosta finis di podium ketiga, podium pertamanya di MotoGP. Acosta, yang baru berusia 19 tahun, menjadi pebalap termuda ketiga yang meraih podium di ajang MotoGP.
Jelas saat mendahului Pecco, karena saya menjalani banyak putaran di belakang dia, saya berusaha mendahului di tikungan satu, tetapi saya melebar karena tekanan ban depan saya sangat tinggi, dan saya kesulitan menghentikan motor.
Podium pertama Acosta di kelas MotoGP ini dia raih berkat performa brilian. Dia kembali tampil solid sejak start dan perlahan namun pasti terus memperbaiki posisi.
Setelah bertahan dari serangan pebalap KTM Jack Miller dalam perebutan posisi ketujuh, Acosta kemudian mendahului rekan setim Miller, Brad Binder, di lap ketujuh. Satu putaran berikutnya, Acosta naik ke posisi kelima mendahului Marc Marquez.
Kali ini, Acosta mampu menjaga kondisi ban dan mempertahankan posisinya dari serangan Marquez, kontras dengan saat sprint saat dia kehabisan ban. Acosta kemudian mengikuti Bagnaia dan menunggu momen untuk menyerang.
Pebalap tim Gasgas Tech3 itu kemudian mendahului Bagnaia di tikungan tiga pada lap ke-21. Acosta kemudian menjauh dan Bagnaia pun bertarung dengan Marquez hingga mereka bersenggolan dan terjatuh di tikungan lima pada lap ke-23.
”Ya, pasti besok saya akan menganalisis dengan jauh lebih baik. Namun, sejak awal balapan, motor jauh lebih baik daripada kemarin karena saya sedikit kesulitan dalam balapan sprint yang sangat baru bagi kami dan saya tidak seratus persen nyaman saat ini,” ujar Acosta.
Baca juga: Francesco Bagnaia: Persaingan Akan Sangat Ketat
”Namun, kami akhirnya bisa kembali. Maksud saya, dengan balapan panjang, tangki bahan bakar penuh, suspensi lebih keras, menjadikan itu lebih alami bagi saya, karena saya selalu menjalani balapan seperti ini di sepanjang hidup saya. Jadi, kami harus senang, sangat senang, karena ini pertama kali kami berada di sini (podium) dengan motor MotoGP. Tim bekerja sangat keras, dan pagi ini dalam sesi pemanasan untuk memahami apa yang kami perlukan dalam lap pertama, dan itu berjalan. Sejak Valencia, kami tidak terlalu mengubah motor karena sudah sangat bagus sejak awal, tetapi memang kami setahap demi setahap tiba pada setelan dasar motor yang ingin kami miliki,” tutur Acosta.
Terkait saat mendahului para pebalap papan atas, seperti Binder, Marquez, dan Bagnaia, Acosta menilai, yang paling berkesan adalah saat mendahului ”Pecco”, julukan Bagnaia.
”Jelas saat mendahului Pecco karena saya menjalani banyak putaran di belakang dia. Saya berusaha mendahului di tikungan satu, tetapi saya melebar karena tekanan ban depan saya sangat tinggi, dan saya kesulitan menghentikan motor. Kemudian, saya menunggu dan akan berusaha lagi, dan untuk itu saya harus mengejar dia lagi. Mendahului Pecco sangat bagus karena sebelumnya saya hanya mendahului di tikungan pertama dan ini menjadi yang pertama di tikungan ketiga. Saya harus merasa senang dengan cara kami menjalani balapan karena di Qatar kami menghancurkan ban. Di sini, balapan juga seharusnya menghancurkan ban, tetapi itu tidak terjadi, jadi kami harus sangat senang, karena kami melakukan langkah yang superbagus,” ujar Acosta kepada TNT Sports.
Martin gusur Bagnaia
Balapan seri kedua ini dimenangi pebalap Prima Pramac Racing Jorge Martin yang solid sejak start. Dia langsung memimpin balapan selepas tikungan satu dan tidak terkejar hingga finis. Martin sangat solid dengan ban belakang medium, ban yang memberi dia feeling terbaik, berbeda dengan ban kompon lunak yang dia pakai saat sprint.
Baca juga: Marquez Raih Podium Pertama Bersama Ducati
”Ya, ini merupakan trek yang memaksa saya harus mengeluarkan seluruh kemampuan, dan sekarang itu memberi saya kembali. Saya sangat bersyukur dengan trek ini. Meskipun mengalami cedera pada musim 2021, saya belajar banyak dari itu, dan hari ini saya di posisi pertama. Menurut saya, ini menunjukkan kekuatan mental saya. Saya senang dengan hari ini. Ini balapan yang sangat sulit, tetapi saya bisa mengelola semua hal dengan sempurna dan finis di posisi pertama sangat menyenangkan,” ungkap Martin yang kini memuncaki klasemen pebalap, menggusur Bagnaia yang turun ke posisi keempat.
”Jelas ban medium jauh lebih baik daripada ban kompon lunak. Namun, menurut saya, bukan masalah ban, tetapi tentang mengelola balapan, karena kami perlu lebih mengelola ban supaya lebih stabil dan bekerja lebih baik. Adapun dalam sprint, saya langsung tancap gas dan kemudian mulai mengalami kesulitan. Hari ini saya melakukan start dengan baik, bisa langsung di depan. Saya memiliki tiga atau empat putaran untuk rileks dan menghemat ban belakang, dan kemudian saya mulai tancap gas. Hampir di setiap putaran saya bisa lebih cepat dari sebelumnya, itu tidak mudah, tetapi saya sangat bangga dengan pace itu, dan ini bagus,” tutur Martin.
Martin kini memimpin klasemen pebalap dengan 60 poin. Dia akan berusaha mempertahankan itu dalam seri ketiga di Amerika Serikat dua pekan mendatang.
Baca juga: Kebuasan Bastianini Berbuah ”Pole Position”
”Saya tidak memperhatikan persaingan juara saat ini. Jelas ini akan menyenangkan bisa memimpin kejuaraan lebih dari satu hari. Ini pertama kali bagi saya di MotoGP, jadi saya sangat senang. Tidak mudah untuk berada di posisi teratas MotoGP. Memimpin selama dua pekan akan menyenangkan, dan kita lihat saja apakah kami bisa terus memimpin,” ujar Martin yang kini memiliki 60 poin, unggul 18 poin atas Brad Binder di posisi kedua.
Martin tampil sangat solid di sepanjang balapan dan mampu menjaga posisi terdepan dari kejaran Vinales serta Bastianini yang kemudian finis di podium kedua.
”Saya sangat senang dengan balapan ini. Saat start, saya sedikit grogi akibat kejadian kemarin, saat saya melakukan kesalahan besar kemarin. Hari ini saya berusaha tenang saat start. Kemudian, setelah beberapa putaran, saya bisa berkendara dengan lebih rileks, dan saya berusaha memenangi balapan. Namun, Jorge sempurna hari ini, dan mustahil bagi saya untuk memenangi balapan,” ungkap Bastianini yang kini di posisi ketiga klasemen dengan 39 poin.