Fabio Quartararo dua kali memenangi balapan MotoGP di Portimao, 2021 dan 2022, tetapi musim ini, peluangnya tipis.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Fabio Quartararo meredam harapan dalam persaingan MotoGP 2024 ini, karena performa motor Yamaha YZR-M1 belum solid. Dalam seri pembuka di Qatar, dia hanya bisa finis di posisi ke-12 dalam sprint dan ke-11 pada balapan utama. Hasil itu, membuat dirinya tidak memikirkan kemenangan dalam MotoGP seri kedua di Portimao, akhir pekan ini.
Quartararo pernah sangat kuat di Portimao, dengan meraih kemenangan pada musim 2021 dan 2022. Saat itu, dia mampu memaksimalkan keunggulan M1 saat melewati tikungan untuk mencetak waktu lap kompetitif. Namun, sejak musim 2023, keunggulan M1 tersebut hilang sebagai dampak usaha Yamaha meningkatkan tenaga dan kecepatan puncak motor.
“Balapan di Qatar bukan awal musim yang mudah, tetapi sekarang kami tahu apa yang perlu dikerjakan. Trek Portimao sangat berbeda dengan sirkuit Lusail, jadi ini akan menarik untuk dilihat, bagaimana pengendalian motor dan perbandingan keausan ban,” ujar Quartararo, Kamis (21/3/2024) di Portimao, Portugal.
“Tanpa poin dalam sprint di Qatar, kami berada di tengah klasemen. Jadi, kami akan melakukan yang terbaik untuk naik dalam peringkat akhir pekan ini. Seperti biasa, saya memberikan 100 persen saya, dan saya tahu tim juga. Jadi, kita lihat apa yang bisa kami lakukan,” lanjut Quartararo.
Performa M1 yang belum sesuai harapan itu, membuat Quartararo tidak memikirkan kemenangan di Portimao. Dia hanya fokus untuk terus meningkatkan sisi positif yang ada pada motor, dan memaksimalkan itu dalam balapan. Peluang menang pun dia nilai tipis.
“Jujur, rendah,” ujar Quartataro terkait peluang mengulang hasil 2021 dan 2022 di Portimao
“Namun, kami perlu berpikir positif dan berusaha mengerahkan yang terbaik yang kami bisa. Sudah pasti, saya tidak terlalu memikirkan kemenangan. Bagi saya, lolos langsung ke Q2 sesuatu yang sangat penting. Kami akan berusaha menjalani kualifikasi dengan baik dan kemudian melihat apa yang terjadi dalam dua balapan,” ujar juara MotoGP 2021 itu.
Balapan seri Portugal ini akan menjadi balapan pertama yang semestinya, karena tidak ada tes sebelumnya. Ini berbeda dengan seri Qatar, di mana semua tim memiliki berlimpah data hasil tes pramusim untuk mempersiapkan balapan. Kondisi balapan tanpa tes ini membuat persaingan berpotensi lebih ketat, karena tidak ada data acuan yang mutakhir, selain hasil sesi latihan. Quartararo pun menilai, itu bisa menjadi pembeda.
“Bagi saya, ya, karena kami tidak menjalani tes dan ini trek yang berbeda. Kami memiliki dua balapan bagus di sini (2021 dan 2022). Menurut saya kami bisa sangat cepat,” ujar pebalap berjuluk El Diablo itu.
Namun, dia menegaskan, fokus dirinya saat ini adalah berusaha terus mengembangkan M1 sehingga bisa kompetitif dalam paruh kedua musim ini. Saat ini, setiap balapan menjadi ajang untuk memanen data yang menjadi dianalisis oleh para insinyur Yamaha untuk perbaikan performa.
“Menurut saya, ini sangat bagus, setahap demi setahap kami mengumpulkan informasi dan kami telah berubah banyak sejak Valencia akhir pekan lalu. Cara kami mencetak waktu putaran kami sangat berbeda. Saya pikir kami berubah sangat banyak, tetapi saya menduga dalam waktu tiga bulan ini tidak akan mengubah dari nol ke 100. Namun, kami mengumpulkan sangat banyak informasi yang bagus setahap demi setahap, meskipun hasil tidak meningkat, kami mengumpulkan sangat banyak data,” tegas Quartararo dikutip Crash.
Terkait perubahan terbesar pada M1 yang kini menjadi fokus dirinya adalah saat motor memasuki tikungan.
“Pada dasarnya, itu pada bagaimana kami memasuki tikungan. Tenaga yang kami miliki pada motor dalam gigi yang berbeda sangat lain. Kadang Anda meminta banyak, tetapi motor tidak memberi banyak,” jelas Quartararo.
Setahap demi setahap kami mengumpulkan informasi dan kami telah berubah banyak sejak Valencia akhir pekan lalu.
“Sering kali, dibandingkan tahun lalu, kami menggunakan lebih sedikit tenaga, tetapi di area yang lain, tahun lalu membuat kami menginginkan lebih dan lebih. Menurut saya, kami belajar bagaimana menggunakan motor kami dan apa yang diterima oleh motor kami,” pungkas Quartararo.
Rekan setim Quartararo, Alex Rins, yang juga kesulitan di Qatar, menjadikan balapan di Portimao ini untuk lebih memahami karakter M1. Rins finis di posisi ke-17 dalam sprint, dan di urutan ke-16 dalam balapan utama di Qatar.
“Meskipun hasil tidak bagus, balapan kami di Qatar sangat berguna untuk mengekstrak sejumlah data dan belajar banyak untuk Portimao. Disayangkan dalam enam putaran terakhir kami memetik dampak dari terlalu tancap gas untuk memperbaiki posisi, karena ban-ban kami habis. Meskipun demikian, saya senang karena kami berkendara pada pace yang mirip dengan pebalap Yamaha lainnya, yang berarti kami berada di level yang sama, dan kami berdua bisa bekerja sama untuk menjadi lebih baik di jalan yang sama,” ujar Rins.