Musim lalu, Marc Marquez solid di Portimao dengan motor kurang kompetitif. Musim ini, dengan Ducati, dia bisa mengganas.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PORTIMAO, SENIN —Marc Marquez mulai menunjukkan wajah aslinya dengan finis di posisi kelima dan keempat dalam seri pembuka MotoGP 2024 di Lusail, Qatar. Dia semakin menyatu dengan Ducati Desmosedici GP23 dan sudah sangat dekat dengan podium. Pebalap tim Gresini Racing itu pun dinantikan kiprahnya dalam seri kedua di Portimao, Portugal, akhir pekan ini. Musim lalu dia meraih posisi start terdepan dan finis ketiga dalam sprint dengan motor Honda RC213V yang kurang kompetitif.
Musim ini, dengan motor juara, Desmosedici GP23, Marquez berpotensi menjadi salah satu peraih podium di Portimao. Performa Marquez semakin solid dan perlahan tetapi pasti mulai menyatu dengan motor barunya. Kini, kepingan terakhir yang perlu dia temukan adalah cara menghemat ban depan serta berbelok dengan lebih percaya diri di tikungan-tikungan kecepatan tinggi. Dua hal itu yang mencegah dirinya finis di podium dalam balapan utama di Qatar, dua pekan lalu.
Potensi Marquez untuk semakin solid di Portimao sangat besar karena dia sudah mulai bisa memaksimalkan potensi Desmosedici GP. Kondisi ini bisa menjadikan Marquez sebagai salah satu favorit peraih podium dalam seri Portugal itu. Juara delapan kali di semua kelas itu pernah membuktikan dirinya bisa kompetitif di Portimao pada musim lalu, padahal dengan Honda RC213V yang sulit dikendalikan sejak tes pramusim.
Musim lalu Marquez membuat kejutan sejak sesi kualifikasi pertama (Q1). Dia langsung mencetak lap tercepat 1 menit 37,675 detik. Ini menjadi rekor putaran baru di Portimao dan menempatkan Marquez di posisi teratas Q1. Dia lolos ke kualifikasi kedua (Q2) bersama dengan pebalap tim satelit RNF Racing-Aprilia, Miguel Oliveira.
Dalam kualifikasi kedua (Q2), yang memperebutkan posisi start terdepan, Marquez sejak awal tidak pernah berada di posisi tiga besar. Persaingan pole position menjadi milik Jack Miller, Jorge Martin, serta Francesco Bagnaia.
Namun, di akhir Q2, Marquez membuat kejutan dengan menggusur Bagnaia dari posisi teratas setelah mencetak waktu lap brilian 1 menit 37,226 detik, unggul 0,064 detik atas Bagnaia. Marquez melakukan itu dengan memanfaatkan slipstream pebalap Ducati, Enea Bastianini, yang dia buntuti sejak awal melakukan time attack terakhir. Bastianini meraih posisi start keenam dengan selisih waktu 0,358 detik dari Marquez.
Pole position itu membuahkan podium ketiga dalam balapan sprint. Marquez masuk dalam persaingan podium dalam balapan utama, tetapi kemudian kecelakaan pada lap ketiga karena terisap slipstream Jorge Martin yang dia buntuti. Kecelakaan itu memaksa dia absen dalam tiga seri berikutnya.
Catatan Marquez musim lalu di Portimao itu menjadi indikasi dirinya bisa kompetitif di sana akhir pekan ini dengan motor Ducati. Sinyal positif itu muncul di sepanjang akhir pekan MotoGP di Lusail, trek yang selalu menyulitkan dirinya. Marquez baru sekali menang di Lusail, yaitu pada 2014.
Namun, dengan motor Ducati yang karakternya belum dia pahami sepenuhnya, Marquez sudah bisa tampil solid di Lusail. Dia juga tidak mengalami kecelakaan dan performanya konsisten sejak sesi latihan hingga balapan.
Dalam sesi kualifikasi dia langsung lolos ke Q2 dan meraih posisi start keenam. Dia kemudian finis kelima dalam sprint dan keempat dalam balapan utama. Bahkan, dalam balapan utama yang menempuh 21 putaran, dia sempat mendekat ke Martin yang berada di posisi ketiga. Marquez berniat menyerang, tetapi kemudian mengurungkan itu karena ban sudah habis. Dan, jika memaksa, potensi dirinya terjatuh sangat besar.
”Memasuki dua putaran terakhir, saya mengurungkan itu. Sebab, saya melihat potensi kecelakaan, meskipun ada kesempatan meraih tiga poin lebih banyak. Saya lebih memilih finis di posisi keempat dan menunggu dua pekan di Portimao,” ungkap Marquez dikutip Motorsport.
Marquez memanfaatkan jeda dua pekan untuk mempersiapkan diri menghadapi balapan di Sirkuit Internasional Algarve yang sangat teknikal dan menguras fisik. Dia juga menganalisis data balapan untuk menemukan celah peningkatan dalam dua hal yang masih menjadi penghambat.
”Kami perlu melewati tikungan-tikungan cepat dengan lebih baik dan mengelola ban depan dengan lebih baik. Kami melakukan perubahan kecil pada motor dengan harapan itu akan membantu, tetapi itu tidak nyaman. Kita lihat saja, apakah kami belajar dari semua itu,” ujar Marquez kepada AS.
Keganasan Marquez
Peluang Marquez untuk berjaya di Portimao juga diungkapkan oleh analis MotoGP pada TNT Sports, Sylvain Guintoli. Mantan pebalap MotoGP dan Superbike itu menilai, Marquez akan melepaskan keganasannya di Portimao.
”Dia masih melakukan pendekatan seperti yang dia inginkan untuk memahami motor, memahami gaya berkendara, memahami keseimbangan terbaik. Dia kuat di dalam zona pengereman, jadi itu sesuatu di mana mereka tidak ingin kalah,” ujar Guintoli.
”Dari apa yang dia katakan, dia tidak mengkhawatirkan itu dan tidak ingin membuat kesalahan, tetapi di Portimao dia akan melepaskan keganasannya,” lanjut Guintoli dikutip Crash.
”Saya menangkap dari wawancara dengan dirinya bahwa dia memberikan 95 persen untuk memahami apa yang terjadi, tetapi di Portimao dia akan melepaskan keganasannya,” tegas Guintoli yang kini juga menjadi pebalap penguji BMW Superbike.
Semua prediksi performa Marquez itu akan terjawab dalam akhir pekan balapan di Portimao, 22-24 Maret. Sorotan akan tertuju pada Marquez sejak sesi latihan pertama pada Jumat, apakah dia solid dalam pace balapan dan time attack. Jika catatan waktu Marquez langsung solid sejak sesi latihan, itu menjadi sinyal bahaya bagi para pebalap papan atas, Francesco Bagnaia, Brad Binder, dan Jorge Martin.