Felix layaknya ”kryptonite” abadi Atletico Madrid. Golnya memberi kekalahan perdana Atletico di kandang musim ini.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MADRID, SENIN — Joao Felix membuktikan diri masih menjadi kryptonite atau jimat penangkal Atletico Madrid. Hanya butuh 38 menit bagi Felix untuk menghancurkan bekas klubnya itu di Stadion Civitas Metropolitano, Senin (18/3/2024) dini hari WIB. Gol-gol Barca mengalir deras setelah Felix sukses membuka keunggulan. Barca mengemas kemenangan 3-0 sekaligus meruntuhkan mitos tak terkalahkan Atletico di kandangnya.
Meski bermain di bawah intimidasi luar biasa dari suporter Atletico, Felix justru bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kecerdikannya membuka ruang dan menempatkan posisi berbuah gol pembuka kemenangan Barca.
Dengan begitu, ia menjadi pemain Barca pertama yang mampu mencetak gol pada dua laga melawan Atletico dalam semusim sejak Lionel Messi pada musim 2019-2020. Pada pertemuan pertama di Stadion Olimpiade Lluis Companys, Felix menjadi pahlawan kemenangan Barca lewat gol semata wayangnya.
Determinasi Felix sangat tinggi sepanjang pertandingan. Felix tampak begitu termotivasi ingin memperlihatkan kualitasnya. Sejak dipinjamkan Atletico ke Barca musim ini, Felix tidak kunjung mendapat kepercayaan penuh dari Pelatih Barca Xavi Hernandez. Selain itu, motivasi Felix datang dari perlakuan kurang baik dari suporter Atletico terhadapnya.
”Untuk setiap pemain yang meninggalkan suatu tim, kapan pun dia bermain melawan tim itu lagi, dia pasti ingin tampil bagus. Sepak bola memang seperti itu,” kata Felix selepas pertandingan, dikutip dari Diario AS, Senin (18/3/2024).
Setelah kebobolan gol dari Felix, Atletico mau tidak mau semakin menggencarkan serangan. Caranya dengan memainkan garis pertahanan tinggi.
Akan tetapi, pilihan tersebut justru menjadi bumerang karena Barca mengekspos ruang kosong di belakang bek melalui bola-bola panjang yang langsung mengarah ke jantung pertahanan Atletico. Gol ketiga Barca yang dicetak Fermin Lopez berawal dari situasi menyerang seperti itu.
”Kami memulai dengan ritme yang bagus, tetapi kurang presisi dalam beberapa situasi pada akhir permainan. Kami bertahan dengan baik, hanya saja mereka sangat kuat,” kata Pelatih Atletico Diego Simeone.
Joao Felix memainkan pertandingan yang hebat, terutama pergerakan tanpa bolanya. Dia sangat termotivasi.
Sejak awal, Barca kurang diunggulkan karena bertanding di markas Atletico. Setelah memastikan tiket perempat final Liga Champions Eropa dengan mengalahkan raksasa Italia, Inter Milan, di Civitas Metropolitano, mitos tentang kehebatan Atletico di kandangnya kian merebak. Itu didukung fakta bahwa ”Los Colchoneros” belum pernah kalah dalam 25 laga kandang di Liga Spanyol sejak musim lalu.
Xavi menyadari Felix adalah pemain yang mengetahui seluk-beluk Atletico karena pernah menjadi bagian dari mereka selama sekitar empat tahun. Apalagi Felix tampil menawan di pertemuan pertama. Dengan begitu, Xavi melihat Felix tiada ubahnya sebagai ”kryptonite bagi Superman” yang bisa jadi kunci menaklukkan Atletico.
Tidak biasanya Xavi memainkan Felix sebagai pemain mula. Xavi biasanya lebih suka memainkan Raphinha atau Lamine Yamal sebagai penyerang sayap. Kali ini, Felix mendapatkan panggungnya. Dia bahkan bermain selama 77 menit. Padahal, biasanya Felix dimainkan paling lama 60 menit dalam tujuh laga sebelumnya.
”Joao Felix memainkan pertandingan yang hebat, terutama pergerakan tanpa bolanya. Dia sangat termotivasi (melawan Atletico). Ini adalah pertandingan penting baginya dan sekali lagi ia membuat perbedaan bagi kami,” ujar Xavi.
Kemenangan ini membuat Barca sukses menjaga momentum positif. Sebelumnya, ”Blaugrana” juga berhasil lolos ke perempat final Liga Champions setelah menyingkirkan Napoli. Ini adalah perempat final pertama Barca setelah gagal di tiga musim sebelumnya.
Selain Felix, dua gol Barca lainnya dicetak penyerang Robert Lewandowski dan gelandang Fermin Lopez. Dikenal dengan insting mencetak golnya yang tinggi, Lewandowski kali ini lebih banyak berperan sebagai kreator serangan. Dia berperan besar memberikan asis untuk Felix dan Lopez.
Lewandowski turut aktif bergerak untuk memecah fokus penjagaan bek Atletico. Dia tahu dirinya bakal mendapat pengawalan ekstra dan diikuti ke mana pun melangkah. Lewandowski memanfaatkan penjagaan ketat terhadap dirinya untuk membuka ruang bagi rekan-rekannya yang lain.
Upaya Atletico untuk mengatasi ketertinggalan semakin sulit setelah pemain sayap kanan mereka, Nahuel Molina, dikartu merah wasit di pengujung laga. Molina dikeluarkan karena melanggar Vitor Roque yang berlari kencang untuk berhadapan dengan kiper.
Selain kartu merah untuk Molina, total wasit telah mengeluarkan dua kartu merah di laga ini. Sebelumnya, di babak pertama, Xavi juga mendapatkan kartu merah setelah dua kali memprotes keras keputusan wasit saat Lewandowski dilanggar Axel Witsel dan Ilkay Guendogan dilanggar.
Kartu merah Xavi jadi kerugian besar bagi Barca. Xavi juga tergolong pelatih yang cukup sering mendapat kartu kuning. Musim ini pun Xavi sudah dua kali mendapat hukuman larangan mendampingi tim dari sisi lapangan.
Namun, kartu merah itu tidak serta-merta menyurutkan kegembiraan Xavi. ”Ofisial keempat mengatakan bahwa itu (hukuman kartu diberikan) karena gerak tubuh saya. Saya memberi isyarat karena saya bersemangat. Pengusiran itu tidak perlu dan tidak adil, tetapi yang terpenting adalah kemenangan tim,” ucapnya.
Dengan kemenangan ini, Barca mendapat tiga poin tambahan yang mengangkat mereka ke peringkat kedua, melampaui Girona. Barca kini terpaut delapan poin dari Real Madrid di peringkat pertama liga. Walakin, peluang Barca mengudeta Real tergolong tipis karena Liga Spanyol kini hanya tersisa sembilan pekan.