Alcaraz dan Swiatek menjuarai turnamen tenis di Indian Wells. Ini menjadi gelar pertama Alcaraz sejak Wimbledon 2023.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
INDIAN WELLS, MINGGU — Setelah tancap gas pada enam bulan pertama 2023, dengan meraih enam gelar juara dari tujuh final, termasuk Grand Slam Wimbledon, Carlos Alcaraz sering terjegal sebelum final. Baru delapan bulan setelah Wimbledon, Alcaraz kembali ke jalur juara dengan meraih trofi dari turnamen ATP Masters 1000 Indian Wells.
Alcaraz mendapatkan trofi itu setelah mengalahkan Daniil Medvedev dalam final yang berlangsung di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, Minggu (17/3/2024) malam waktu setempat atau Senin pagi waktu Indonesia. Alcaraz mengulang kemenangan pada 2023, juga atas lawan yang sama dengan skor 7-6 (5), 6-1.
Dengan gelar juara tersebut, Alcaraz menyamai sepuluh petenis lain yang bisa menjuarai Indian Wells Masters lebih dari sekali. Di antara para juara itu, ada Roger Federer dan Novak Djokovic sebagai peraih gelar terbanyak, masing-masing dengan lima gelar.
Djokovic turut bersaing pada turnamen tahun ini sejak terakhir kali tampil pada 2019, tetapi tersingkir pada babak ketiga. Dia kalah dari petenis luckyloser asal Italia, Luca Nardi.
Berhadapan dengan Medvedev untuk kedua kali secara beruntun dalam final Indian Wells Masters, Alcaraz memulai penampilan tak sebaik seperti ketika berhadapan dengan Jannik Sinner pada semifinal. Dia langsung tertinggal 0-3, meski akhirnya bisa berbalik unggul ketika telah menemukan ritme untuk menekan Medvedev. Tekanan itu diberikan juga dalam posisi bertahan melalui passingshots atau dropshot yang mengundang sorakan dan tepuk tangan penonton.
“Kemenangan ini sangat berarti. Sebab, sepekan sebelum turnamen ini, saya ragu pada kondisi engkel saya,” kata Alcaraz. Cedera pergelangan kaki itu pertama kali dialami Alcaraz saat tampil pada turnamen di Rio de Janeiro, Brasil, pada pertengahan Februari hingga dia mundur saat bertanding melawan Thiago Monteiro pada babak pertama.
Tiba di Indian Wells, Alcaraz hanya berada di lapangan selama 30 menit untuk menjalani latihan pertama. Dia kesulitan bergerak, apalagi bermain dengan baik saat berlatih tanding dengan petenis lain.
”Namun, saat melangkah ke lapangan untuk pertandingan pertama, saya merasa lebih baik. Performa saya di sini menjadi bekal yang baik untuk turnamen berikutnya di Miami,” kata petenis Spanyol ranking kedua dunia itu.
Gelar ini menjadi yang kelima dari ajang ATP Masters 1000. Namun, ini menjadi yang pertama dalam rentang delapan bulan.
Petenis berusia 20 tahun itu memulai persaingan musim kompetisi 2023 dengan baik hingga pertengahan tahun. Dia mendapatkan enam gelar juara dari tujuh final, termasuk dari Grand Slam Wimbledon. Namun, setelah itu, dia kesulitan menembus final. Pada tujuh turnamen berikutnya hingga akhir 2023 Alcaraz hanya sekali lolos ke final, yaitu di Cincinnati Masters, sebelum kalah dari Novak Djokovic.
Performanya pada awal 2024 juga tak begitu baik. Setelah tersisih pada perempat final Australia Terbuka, dia kalah pada semifinal ATP 250 Buenos Aires dan cedera di Rio de Janeiro. Baru di Indian Wells performa dan keyakinannya perlahan tumbuh kembali. Dari enam babak yang dilalui, Acaraz hanya bermain tiga set pada babak pertama.
Swiatek ulang kemenangan
Pada tunggal putri, Iga Swiatek tak terbendung pada persaingan berlevel WTA 1000. Dia menjadi juara tanpa kehilangan set, lebih baik dibandingkan dengan ketika menjuarai turnamen yang sama pada 2022.
Kemenangan ini sangat berarti. Sebab, sepekan sebelum turnamen ini, saya ragu pada kondisi engkel saya.
Performa yang lebih solid itu, salah satunya, diperlihatkan ketika berhadapan dengan Maria Sakkari dalam laga final. Swiatek menang dengan skor 6-4, 6-0 hanya dalam waktu satu jam delapan menit. Skor ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan ketika Swiatek mengalahkan Sakkari pada final 2022, 6-4, 6-1.
Dalam enam pertandingan selama dua pekan di Indian Wells, Swiatek kehilangan 21 gim. Itu artinya, dia hanya kehilangan rata-rata 3,5 gim per pertandingan. Adapun saat menjuarai WTA Indian Wells 2022, Swiatek bermain tiga set pada tiga pertandingan pertama, lalu menang dua set pada perempat final hingga final.
Meskipun demikian, petenis nomor satu dunia itu tak ingin membandingkan hasil pada 2024 dengan dua tahun lalu. ”Sulit untuk dibandingkan karena dua tahun lalu saya datang sebagai petenis nomor dua dunia. Banyak yang terjadi setelah saat itu,” kata Swiatek.
Perubahan besar dialami Swiatek setelah menjuarai WTA Indian Wells 2022. Dia menambah enam gelar juara pada tahun tersebut, di antaranya dari Grand Slam Perancis Terbuka dan Amerika Serikat Terbuka. Petenis Polandia ini menguasai persaingan tunggal putri dengan delapan gelar juara pada tahun tersebut, dilanjutkan dengan enam gelar pada 2023.
Kemenangan atas Sakkari di final tahun ini, misalnya, didapat dengan merebut tiga gim pertama dan delapan gim terakhir. Dia lima kali mematahkan servis petenis Yunani itu dan hanya kehilangan lima poin pada set kedua.
”Saya merasa sangat percaya diri dalam dua babak terakhir dan saya bisa bermain dengan baik,” kata Swiatek.
Gelar juara tersebut menjadi yang ke-19 di arena tenis profesional bagi petenis berusia 22 tahun tersebut dan yang kedua pada tahun ini setelah WTA 1000 Doha. Dia berpeluang melakukan hal yang sama pada turnamen WTA 1000 berikutnya yang berlangsung di Miami pada 19-31 Maret.