Ganda putra Indonesia membuka peluang meraih gelar All England. Fajar/Rian lolos ke final dalam dua tahun beruntun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
BIRMINGHAM, SABTU — Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menambah sukacita komunitas bulu tangkis Indonesia dengan memenangi semifinal penutup All England. Back to back final mereka membuka peluang gelar juara ganda putra menjadi milik Indonesia dalam tiga tahun terakhir.
Setelah melalui performa naik turun hampir sepanjang 2023, Fajar/Rian akhirnya kembali menembus final. Laga puncak melawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) di Arena Birmingham, Minggu (17/3/2024), akan berlangsung berselang setahun dengan final terakhir Fajar/Rian. Final sebelumnya dicapai di tempat yang sama ketika mereka menjuarai All England 2023 setelah mengalahkan Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan di final.
Lolosnya Fajar/Rian ke final melengkapi sukacita bulu tangkis Indonesia yang akan mendapat gelar juara dari tunggal putra untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir. Gelar ini akan diperebutkan sesama pemain ”Merah Putih”, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Anthony mengalahkan Christo Popov, 19-21, 21-5, 21-11, sedangkan Jonatan menang atas Lakhsya Sen, 21-12, 10-21, 21-15.
”Tentu saja, gelar tunggal putra yang sudah pasti didapat Indonesia menambah motivasi kami. Kami juga ingin mempersembahkan gelar bagi Indonesia. Jadi, akan berusaha semaksimal mungkin di final,” ujar Rian yang menang atas pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, dengan skor 21-18, 21-18, Sabtu.
Kami tidak menduga bisa mengejar pada gim kedua. Namun, sebelum pertandingan benar-benar selesai, kami saling mendukung dan membangkitkan semangat agar jangan menyerah.
Pada semifinal lain, Chia/Soh menghentikan kejutan yang dibuat pasangan Taiwan, Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan, dengan kemenangan 21-16, 21-15. Lee/Yang tampil pada level tinggi pada tur Eropa selama Maret, yaitu dengan menjuarai Jerman Terbuka dan mencapai final Perancis Terbuka pada dua pekan beruntun sebelum All England. Fajar/Rian pun mereka kalahkan pada perempat final Perancis Terbuka.
Meski kalah pada perempat final di Perancis, penampilan Fajar/Rian pada empat turnamen awal 2024 cukup konsisten. Walau demikian, performa mereka belum kembali ke performa terbaik seperti yang ditunjukkan pada 2022 hingga awal 2023. Mereka tiga kali mencapai perempat final dan satu semifinal.
Di Arena Birmingham, barulah mereka menaikkan level permainan, fokus, dan daya juang untuk tampil di hari terakhir turnamen. Faktor-faktor itu diperlihatkan, salah satunya, saat melawan Hoki/Kobayashi.
Ganda Indonesia peringkat kedelapan dunia itu tertinggal hingga sembilan angka pada gim kedua dengan rentang terjauh pada skor 3-12 dan 6-15. Fajar/Rian tak panik, mereka kembali pada taktik harus lebih cepat menguasai permainan di depan net agar bisa menekan lawan. Fajar/Rian mengunci Hoki/Kobayashi pada angka 18 dengan merebut tujuh poin beruntun sejak 14-18.
”Kami tidak menduga bisa mengejar pada gim kedua. Namun, sebelum pertandingan benar-benar selesai, kami saling mendukung dan membangkitkan semangat agar jangan menyerah. Selain itu, keyakinan kami saat melakukan servis yang bervariasi juga menjadi kunci,” komentar Fajar.
Fajar juga mengatakan bahwa dia dan Rian bermain lebih rileks pada tahun ini dibandingkan pada 2023. ”Meski demikian, kami juga masih punya kekurangan. Kami harus mengurangi kesalahan,” lanjut Fajar.
Kemenangan tersebut membuka peluang bertahannya gelar juara ganda putra di Indonesia. Skuad ganda putra Indonesia lima kali menjadi juara dalam tujuh tahun sebelumnya melalui tiga pasangan, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada 2017 dan 2018, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2019), Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (2022), dan Fajar/Rian pada 2023.
Nomor ini telah memberikan 23 gelar juara dari total 50 gelar Indonesia di All England yang diawali dengan gelar juara dari Christian Hadinata/Ade Chandra pada 1972 dan 1973. Setelah itu, muncul 13 formasi pasangan juara pada setiap dekade.
Selain Indonesia, Jepang memiliki tiga wakil yang akan tampil di final. Mereka adalah Akane Yamaguchi, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Kejutan terjadi dengan hanya satu wakil China yang akan bersaing di final. Mereka adalah Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong yang akan melawan Watanabe/Higashino.