Tiga anak muda bersaing menjadi yang terbaik di turnamen tenis Indian Wells. Mereka adalah Rune, Alcaraz, dan Sinner.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, RABU — Tiga anak muda yang menjadi sorotan dalam persaingan tenis putra saat ini mencapai tahap yang sama pada turnamen ATP Masters 1000 Indian Wells. Carlos Alcaraz, Jannik Sinner, dan Holger Rune akan bersaing dengan generasi sebelumnya yang tak begitu sukses menjadi generasi emas penerus ”Big Three”.
Rune mendapatkan tempat di perempat final setelah menyingkirkan petenis tuan rumah, Taylor Fritz, pada babak keempat dalam pertandingan dramatis. Di Indian Wells Tennis Garden, Caifornia, Amerika Serikat, Rabu (13/3/2024) malam atau Kamis siang waktu Indonesia, petenis Denmark berusia 20 tahun itu menang dengan skor 2-6, 7-6 (2), 6-3 setelah menggagalkan match point Fritz pada set kedua.
”Pertandingan yang ‘gila’. Saya berusaha bertahan dan tetap berjuang meraih poin demi poin. Saya senang bisa menaikkan level permainan pada akhir set kedua,” komentar Rune dalam laman resmi ATP.
Rune, yang untuk pertama kalinya akan tampil pada perempat final Indian Wells Masters, mengikuti langkah Alcaraz dan Sinner yang memenangi babak keempat, sehari sebelumnya. Ketiganya akan menjalani perempat final pada Kamis waktu setempat. Rune berhadapan dengan Daniil Medvedev, Alcaraz melawan Alexander Zverev, dan Sinner melawan Jiri Lehecka.
Alcaraz, yang seusia dengan Rune, dan Sinner adalah tiga petenis generasi baru dalam persaingan tenis putra profesional dengan performa paling menonjol. Sinner (22 tahun) berkembang lebih dulu dibandingkan dengan Alcaraz dan Rune, tetapi Alcaraz menyalip dengan memperoleh gelar juara Grand Slam dan menjadi petenis nomor satu dunia lebih cepat.
Alcaraz menjuarai Amerika Serikat Terbuka 2022 dan Wimbledon 2023, sementara Sinner mendapatkan gelar pertama dari ajang Grand Slam pada Australia Terbuka 2024. Rune, yang muncul belakangan, baru bisa mencapai perempat final, yaitu di Perancis Terbuka 2022 dan 2023, serta Wimbledon 2023.
Meski tertinggal di arena Grand Slam dibandingkan dengan dua rekannya, Rune sudah unjuk gigi di level ATP Masters 1000. Dia membuat kejutan dengan menjuarai Paris Masters 2022. Lawan yang dikalahkannya adalah petenis-petenis top seperti Hubert Hurkacz, Andrey Rublev, Alacaraz, dan Novak Djokovic.
Untuk mengembangkan kemampuannya, Rune berganti pelatih untuk mencari tim yang tepat. Oleh karena berlatih di Akademi Tenis Mouratoglou sejak berusia 13 tahun, dia sempat didampingi Patrick Mouratoglou. Bersama mantan pelatih Serena Williams itulah Rune menjuarai Paris Masters 2022.
Kerja sama mereka berakhir pada Agustus 2023 dan Rune memilih Boris Becker sebagai pengganti. Desember 2023, Rune menambahkan mantan pelatih Roger Federer, Severin Luthi, dalam timnya. Akan tetapi, kerja sama dengan kedua pelatih itu hanya bertahan sampai Februari 2024 dan Rune kembali memilih Mouratoglou sebagai pelatihnya.
”Kami sudah saling mengenal ketika Ruber berusia 13 tahun dan saya selalu percaya pada potensinya. Dia punya target tinggi, begitu pun saya,” kata Mouratoglou.
Sinner, yang akan berhadapan dengan Lehecka untuk pertama kalinya, belum terkalahkan pada 2024. Dia mengawali musim ini dengan menjuarai Australia Terbuka, lalu menjadi juara di ATP 500 Rotterdam.
Sebaliknya, Alcaraz dalam masa pencarian ke performa terbaik. Dia tak mendapat gelar juara setelah menjuarai Wimbledon 2023. Namun, sebelum berbicara tentang juara, Alcaraz harus mengalahkan Zverev lebih dulu yang unggul 5-3 dari pertemuan sebelumnya. Zverev memenangi dua pertemuan terakhir, salah satunya di perempat final Australia Terbuka.
Zverev adalah salah satu ”produk” generasi NextGen yang prestasinya dilampaui angkatan Alcaraz dan Sinner. Satu-satunya petenis NextGen yang bisa menjuarai Grand Slam adalah Medvedev, yaitu ketika menjadi juara di AS Terbuka 2021. Adapun Zverev, Andrey Rublev, dan Stefanos Tsitsipas kesulitan untuk meneruskan kejayaan era Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer dalam Big Three. Tsitsipas, bahkan, terlempar dari peringkat sepuluh besar dunia untuk pertama kalinya sejak 2019.
Juara Australia Terbuka tersingkir
Pada persaingan tunggal putri, Aryna Sabalenka kembali kesulitan mempertahankan konsistensi permainannya setelah menjuarai Australia Terbuka. Dia disingkirkan Emma Navarro pada babak keempat dengan skor 3-6, 6-3, 2-6.
Petenis ranking kedua dunia itu mengawali musim 2024 dengan baik, yaitu dengan mencapai final WTA 500 Brisbane dan menjadi juara Australia Terbuka. Akan tetapi, setelah itu performanya menurun. Dia tersingkir pada babak kedua WTA 1000 Doha sebelum bersaing di Indian Wells.
Dalam persaingan di Indian Wells, langkahnya pun tertatih-tatih. Setelah mendapat bye pada babak pertama, Sabalenka hampir kalah saat berhadapan dengan Peyton Stearns pada babak kedua, lalu bermain ketat melawan Emma Raducanu meski menang 6-3, 7-5.
Saya berusaha bertahan dan tetap berjuang meraih poin demi poin. Saya senang bisa menaikkan level permainan pada akhir set kedua.
Navarro, yang untuk pertama kalinya berhadapan dengan Sabalenka, berhasil meredam servis keras petenis Belarus itu. Dia, bahkan, empat kali mematahkan servis Sabalenka dari lima kesempatan.
”Saya tak terbiasa bermain di bawah sorotan banyak penonton, tetapi sedikit demi sedikit mulai terasa nyaman,” komentar Navarro setelah mengalahkan Sabalenka. Di perempat final, petenis tuan rumah yang selalu bersikap tenang itu akan berhadapan dengan Maria Sakkari.
Perempat final lain pada paruh bawah undian akan terjadi antara Cori ”Coco” Gauff dengan petens China, Yuan Yue. Coco berusaha menjadi tunggal putri tuan rumah yang menjuarai WTA Indian Wells setelah Serena pada 2001. (Reuters)