Jack Brown Keluarkan Persita Tangerang dari Zona Merah
Di awal bulan Ramadhan ini, klasemen di zona degradasi Liga 1 sedikit berubah. Persita dan Arema saling bertukar posisi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Persita Tangerang mengemas kemenangan penting 4-3 atas rival di papan bawah, Arema FC, pada laga pekan ke-29 BRI Liga 1, Rabu (13/3/2024) malam, di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten. Gol penentu kemenangan disumbangkan penyerang pengganti, Jack Brown, yang mendongkrak posisi ”Pendekar Cisadane” keluar dari zona degradasi.
Raihan hasil positif itu juga mengakhiri catatan nirmenang Persita dalam enam pertandingan terakhir. Persita akhirnya mampu mengemas kemenangan pertama tahun 2024. Mereka meraih tiga poin terakhir kali ketika menumbangkan Persikabo 1973, 2-1, pada 10 Desember lalu di Tangerang.
Tak hanya lega bisa melepas beban mental untuk mengakhiri paceklik menang, Pendekar Cisadane sementara bisa juga keluar dari zona merah. Berkat koleksi tiga poin kedelapan di musim ini, Persita menyamai jumlah poin Arema, yaitu 31 poin.
Meski demikian, Persita berhak mengganti posisi Arema di peringkat ke-14 karena keunggulan rekor pertemuan di musim ini. Pada laga pertama, kedua tim bermain imbang tanpa gol. Adapun Arema, yang sempat dua pekan keluar dari tiga posisi terbawah, terpaksa kembali duduk di posisi ke-16 dari 18 kontestan Liga 1.
Pelatih Persita Divaldo Alves mengapresiasi kerja keras skuadnya yang terus berusaha membenahi diri dari gim ke gim demi mengejar kemenangan. Di laga melawan Arema, kata Alves, pemain-pemain Persita menunjukkan determinasi tinggi untuk mengakhiri rentetan hasil buruk dan keluar dari zona degradasi.
”Pemain menampilkan perjuangan yang luar biasa. Meskipun di 20 menit awal kami hilang fokus, mereka terus berusaha membenahi diri untuk mengejar kemenangan yang penting ini,” ucap Alves dalam konferensi pers seusai laga.
Alves berharap tiga poin penting dari laga perdana di bulan Ramadhan itu menjadi modal untuk mengejar poin sebanyak-banyaknya di lima gim tersisa. Merujuk perhitungan Kompas terhadap perolehan poin aman di era Liga 1 sejak musim 2017, sebuah tim minimal perlu mengumpulkan 39 poin agar terhindar dari zona degradasi.
Persita masih berpeluang besar meraih batas aman poin itu. Pasalnya, mereka memiliki tiga pertandingan di Indomilk Arena. Setelah duel kontra Arema, Persita akan menghadapi derbi Tangerang melawan Dewa United pada 27 Maret, lalu menjamu Persib Bandung pada 2 April, yang bakal menjadi pertandingan penutup sebelum kompetisi jeda Idul Fitri.
Selain itu, Persita juga akan menutup musim ini di kandang dengan bertemu Bali United, pemilik dua gelar Liga Indonesia. Sebelum itu, Pendekar Cisadane akan menjalani dua laga tandang sulit ke markas Persik Kediri dan Persis Solo.
”Laga melawan Arema serupa laga final karena berjalan sangat berat. Hasil positif ini adalah permulaan bagi kami untuk fokus dan mati-matian mengejar kemenangan di sisa lima pertandingan,” ucap gelandang serang Persita, Ezequiel Vidal.
Lini belakang buruk
Jelang menghadapi lima tim yang berada di atas mereka itu, Persita darurat membenahi performa lini belakang. Dua dari tiga gol yang bersarang ke gawang Kartika Aji berawal dari buruknya antisipasi duet bek tengah, yaitu Javlon Guseynov dan Andrean Rondorindo, terhadap pergerakan pemain Arema di kotak penalti Persita.
Arema telah unggul ketika laga baru berjalan lima menit melalui sontekan bek sayap kiri sekaligus kapten, Johan Farizi, yang memanfaatkan umpan silang dari situasi bola mati. Kemudian, Arema mencetak gol kedua di menit ke-24 berkat sontekan penyerang Charles Lokolingoy yang lebih cekatan membaca arah bola di antara posisi Guseynov dan Andrean.
Tidak hanya Persita, masalah lini belakang juga mengemuka di Arema. Itu mengonfirmasi penyebab kedua tim berkutat di papan bawah pada Liga 1 edisi 2023-2024. Dua tim itu sama-sama telah kemasukan 52 gol.
Parade performa buruk pemain bertahan Persita di 25 menit awal laga menular pula ke skuad Arema. Pada menit ke-26, gelandang serang Persita, Ezequiel Vidal, mencetak gol indah dari luar kotak penalti. Gol itu diawali keberhasilan Vidal merebut bola dari gelandang Arema, Julian Guevara. Hanya perlu dua sentuhan selama lima detik sejak menguasai bola, Vidal telah melepaskan tembakan.
Penyerang Persita, Ramiro Fergonzi, menyamakan kedudukan di menit ke-31 untuk memanfaatkanfast break yang diawali sepak pojok Arema. Fergonzi diuntungkan dengan buruknya antisipasi bek sayap kanan Arema, Achmad Maulana, yang gagal menguasai bola. Alhasil, Fergonzi tak kesulitan menaklukkan kiper Arema, Julian Schwarzer, pada situasi satu lawan satu.
Di awal babak kedua, Guseynov membuat Persita dihukum penalti akibat menarik pemain Arema di dalam kotak penalti. Dedik Setiawan mencetak gol ketiga Arema di menit ke-56.
Dua menit berselang, Pendekar Cisadane kembali menyamakan kedudukan melalui sontekan Fergonzi. Ia memaksimalkan asis Vidal dari sisi kanan pertahanan Arema.
Kemenangan Persita disegel oleh Jack yang memanfaatkan kemelut dari peluang sepak pojok Persita di menit ke-81. Itu adalah gol pertama Jack di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Sementara itu, Arema menelan kekalahan pertama di bawah kendali Widodo C Putro. Mantan penyerang Tim Nasional Indonesia itu memberikan tambahan 10 poin dari empat gim Arema sebelum tampil di Indomilk Arena. Widodo memulai debut sebagai pelatih ketiga Arema di musim ini pada pekan ke-25 ketika Arema menaklukkan RANS Nusantara, 3-2.
Sebelumnya, Widodo membantu Arema meraup poin pada dua duel langsung menghadapi rival di zona merah. Mereka mengalahkan Persikabo, 1-0, lalu bermain imbang tanpa gol kontra Bhayangkara FC.
Widodo tidak ingin anak asuhannya meratapi kekalahan di Tangerang. Bagi Widodo, hasil negatif dari Persita harus menjadi pelajaran untuk membenahi kekurangan skuad ”Singo Edan” jelang laga selanjutnya.