Marc Marquez menjadikan selisih 3,4 detik dari Francesco Bagnaia sebagai pemacu untuk terus memelajari motor Ducati.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LUSAIL, MINGGU — Marc Marquez menikmati balapan panjang pertamanya bersama Gresini Racing-Ducati dan tidak merasa kecewa gagal berdiri di podium. Dia justru menjadikan balapan pembuka MotoGP 2024 di Lusail, Qatar, ini sebagai pemacu motivasi untuk terus mendekat ke pebalap terbaik yang menjadi acuan performa, Francesco Bagnaia. Marquez perlu lebih detail mempelajari cara Bagnaia memaksimalkan Desmosedici GP supaya bisa lebih solid dalam balapan-balapan berikutnya.
Marquez mengawali musim ini dengan solid, di mana dia meraih posisi start keenam, kemudian finis kelima dalam sprint, dan keempat dalam balapan utama, Senin (11/3/2024) dini hari WIB. Dalam balapan panjang yang menempuh 21 putaran, dia sempat mengejar pebalap Prima Pramac Racing, Jorge Martin, dalam tiga lap terakhir. Namun, Martin masih bisa menaikkan pace untuk mencegah Marquez mendekat.
Marquez pun finis di posisi keempat, tepatnya terpaut 3,429 detik dari pemenang balapan, Bagnaia. Selisih waktu antara dirinya dan pebalap terbaik saat ini tersebut menjadi gap performa yang perlu dipangkas oleh Marquez.
”Saya hampir meraih podium. Saya menghemat ban depan supaya memiliki sesuatu yang lebih di akhir balapan, dan hampir mengejar Martin. Hampir, tetapi ini tetap bagus,” ujar Marquez.
”Ini tidak pernah menjadi sirkuit favorit saya, jadi posisi keempat merupakan hasil bagus. Sekarang kami akan menganalisis data, Bagnaia finis tiga detik di depan kami dan dia adalah juara bertahan. Kami perlu belajar dari dia untuk lebih menaikkan performa,” tegas juara enam kali MotoGP itu.
Marquez memang belum menargetkan meraih podium dalam balapan pertama ini. Dia lebih fokus untuk menyatukan diri dengan Desmosedici GP23 yang berbeda karakternya dengan Honda RC213V yang dia pacu selama 11 tahun. Oleh karena itu, dia tidak kecewa dengan hasil balapan.
”Tidak, ini bukan kekecewaan. Jelas kami berusaha, kami berusaha dan berjuang, tetapi itu tidak mungkin karena mereka lebih cepat dari saya. Namun, ini bukan kekecewaan karena saya sudah mengatakan pada Kamis, posisi kami adalah keempat, kelima, keenam. Kemarin kelima, hari ini keempat,” kata Marquez kepada MotoGP.
”Kami bertarung. Podium memang dekat, tetapi saya masih perlu mengatasi banyak hal. Saya belum 100 persen nyaman untuk berkendara seperti yang saya inginkan. Namun, kita lihat saja, apakah kami bisa lebih baik dalam balapan-balapan selanjutnya,” ungkap pebalap berusia 31 tahun itu.
Terkait apa yang membuat dirinya tidak bisa mendekati Martin, Marquez menilai, perbedaan terbesar ada pada titik keluar tikungan. Ini kendala yang pernah diungkap oleh Marquez di Sepang, di mana dia belum terlalu percaya diri menikung dengan lebih cepat di atas Ducati. hal-hal detail seperti itulah yang masih perlu dia tingkatkan dalam balapan-balapan selanjutnya.
”Antara saya dan Jorge, khususnya di titik keluar, dia lebih baik dari saya saat keluar tikungan. Saya lebih kesulitan dibandingkan kemarin pada area itu. Namun, saya lebih kuat dalam area-area lainnya karena kami melakukan perubahan kecil pada motor. Tim melakukan pekerjaan yang bagus dan itu membantu saya, dan itu yang terpenting,” kata Marquez.
Dalam balapan utama di Lusail ini, Marquez juga sempat didahului oleh pebalap rookie Pedro Acosta pada lap ke-12. Namun, pebalap Gasgas Tech3 itu kemudian kehabisan ban dan finis di posisi kesembilan. Marquez mengaku dirinya tidak tahu dikejar oleh Acosta karena tidak melihat pitboard yang menunjukkan Acosta berada tepat di belakangnya.
”Saya tidak melihat Acosta +0 (detik) karena saya selalu hanya melihat pebalap di depan. Sebenarnya, kemarin dalam balapan sprint, ini sudah saya duga karena hari ini saatnya mengelola ban. Jika seseorang tidak mengelola ban dan hanya menyerang, dia bisa mendekat,” ujar Marquez.
”Ketika dia mendahului saya, dia berkendara dengan sangat bagus. Dia mengesankan bagi seorang rookie, tetapi menurut saya dia jelas menghancurkan ban. Namun, ini yang perlu dia lakukan, dia perlu tancap gas dan belajar semua hal ini. Itu bagus,” pungkas Marquez.
Acosta mencuri perhatian dengan naik ke posisi keenam pada lap keempat setelah mendahului Fabio Di Giannantonio dan Enea Bastianini sekaligus. Pada lap berikutnya, juara Moto2 2023 itu naik ke posisi kelima dengan mendahului Aleix Marquez. Pada lap ke-12, Acosta mendahului Marc Marquez dan berada di posisi keempat.
Namun, serangan Acosta kepada para pebalap elite itu membuat ban belakangnya cepat aus. Dia pun sudah kehilangan daya cengkeram ban belakang pada lap ke-14 sehingga melebar di tikungan. Kondisi itu membuat dia turun hingga ke posisi kesembilan karena didahului oleh Marc Marquez, Alex Marquez, Bastianini, Di Giannantonio, dan Aleix Espargaro.
”Saya sangat senang. Saya tidak memiliki sesuatu yang jelek untuk disampaikan hari ini karena saya hidup dalam mimpi selama 15 putaran. Kami perlu bergembira,” ujar Acosta.
”Benar bahwa di akhir balapan kami kesulitan dengan ban, tetapi selama 15 putaran saya melakukan semua yang saya tahu untuk dilakukan. Dan, mungkin saya lebih senang melakukan 15 putaran seperti ini dengan para pebalap terbaik di dunia daripada berada di posisi kesembilan tanpa melakukan apa pun. Menurut saya, kami belajar banyak hari ini,” kata pebalap berusia 19 tahun itu.