Inter dibekali 1.000 cara mencetak gol. Saat satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Gol Inter mengalir dari tiap lini.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
BOLOGNA, MINGGU – Inter Milan tidak pernah kehabisan cara untuk mencetak gol. Kelebihan itu kembali mereka perlihatkan saat menyudahi perlawanan tuan rumah Bologna dengan skor tipis 1-0 di di Stadion Renato Dall’Ara, Minggu (10/3/2024) dini hari WIB. Setiap lini permainan Inter punya kemampuan setara dalam mencetak gol.
Gol semata wayang kemenangan Inter disumbangkan bek sayap kanan Yann Bisseck lewat sundulan kepala memanfaatkan umpan silang terukur Alessandro Bastoni. Bisseck termasuk satu dari 17 pemain yang sudah menyumbangkan gol untuk Inter. Secara total, Bisseck sudah mencetak dua gol musim ini. Ia menjadi pemecah kebuntuan di saat lini depan Inter mendapat pengawalan ketat dari bek-bek Bologna.
Melihat gol dari bek sayap ke bek sayap adalah hal yang normal. Tetapi melihat asis dari bek tengah adalah hal yang sangat memuaskan bagi saya dan staf.
Bisseck menjadi bukti kualitas antarpemain Inter nyaris merata. Dia dimainkan Pelatih Inter Simone Inzaghi sebagai pengganti Benjamin Pavard yang disimpan agar bugar menghadapi Atletico Madrid pada pertemuan kedua babak 16 besar Liga Champions Eropa.
Bukannya melemah karena tidak diperkuat Pavard, lini belakang Inter justru semakin kuat dengan adanya Bisseck yang punya kemampuan sama baiknya dalam membantu serangan. Gol Bisseck memperlihatkan kejeliannya dalam melihat momentum. Di saat perhatian bek Bologna terpaku pada bola dan penyerang Inter, Bisseck memanfaatkannya dengan menyelinap masuk ke kotak penalti tanpa disadari lawan, lalu mencetak gol.
Setelah pertandingan, Inzaghi mengaku berutang budi kepada para pemainnya atas penampilan yang luar biasa. Menurut Inzaghi, gol Bisseck tergolong langka karena dihasilkan dari kerja sama di antara sesama bek tengah. Ini juga memperlihatkan betapa Inter adalah tim yang amat berbahaya di setiap lininya. Tidak hanya penyerang, kemampuan mencetak gol juga dimiliki para pemain belakang.
”Melihat gol dari bek sayap ke bek sayap adalah hal yang normal. Tetapi melihat asis dari bek tengah adalah hal yang sangat memuaskan bagi saya dan staf. Para pemain melakukan sesuatu yang luar biasa, tapi kami tahu masih ada 10 pekan tersisa lagi,” tutur Inzaghi, dikutip dari Football Italia.
Bologna, kata Inzaghi, menunjukkan diri sebagai tim papan atas dengan mampu menyulitkan Inter. Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Bologna bernafsu untuk merebut tiga poin.
Tim besutan Pelatih Thiago Motta itu tampil menekan sejak awal dengan berusaha membuat para pemain Inter tidak bisa berlama-lama menguasai bola. Statistik laga menunjukkan Bologna mendominasi penguasaan bola hingga mencapai 60 persen.
Hanya saja, Inter tampil lebih efisien dengan melepaskan empat tembakan tepat sasaran ke gawang dan mencatatkan nilai ekspektasi gol (expected goal/xG) sebesar 0,87, atau lebih tinggi dari Bologna (0,79).
”Saat kami menguasai bola, kami bermain bagus, menunjukkan keberanian besar, dan tidak membiarkan Inter melakukan transisi berbahaya itu. Kami kebobolan gol yang seharusnya bisa dihindari. Sebuah gol yang tidak bisa kami biarkan saat bermain di Liga Italia. Apalagi melawan lawan kuat seperti Inter,” ucap Motta.
Pembalasan dendam
Bagi Inter, kemenangan atas Bologna tiada ubahnya sebuah dendam lama yang terbalaskan. Bologna di bawah arahan Motta lebih superior dibandingkan Inter tahun lalu. Dalam tiga pertemuan pada 2023, Inzaghi selalu gagal mengalahkan Motta. Bologna bahkan mampu menyingkirkan Inter di babak 16 besar Piala Italia.
Selain pembalasan dendam, kemenangan atas Bologna juga begitu berarti bagi Inter. Satu lawan berat di liga telah terlewati. Dalam 10 pekan tersisa, Inter terhitung hanya memiliki dua lawan yang cukup merepotkan, yaitu Napoli dan AC Milan.
Kendati demikian, langkah Inter menggapai gelar juara Liga Italia semakin ringan karena selisih gol mereka dengan Juventus di peringkat kedua semakin melebar, menjadi 18 poin, berkat kemenangan atas Bologna.
Satu hal yang merisaukan Inzaghi adalah cederanya penyerang Marko Arnautovic yang masuk menggantikan Marcus Thuram di babak kedua. Arnautovic terlihat kesakitan sambil memegangi bagian belakang paha kanannya. Cedera itu membuat kansnya memperkuat Inter saat melawat ke markas Atletico sangat kecil.
Kehilangan Arnautovic cukup memberatkan Inter. Dia adalah pemain yang mencetak gol semata wayang kemenangan Inter atas Atletico di pertemuan pertama. Melihat Inter yang punya kekuatan merata di setiap lini, seharusnya tidak begitu sulit bagi Inzaghi mencari pengganti Arnautovic. Di lini depan, Inter masih punya penyerang haus gol, Lautaro Martinez.
Selain Arnautovic, Carlos Augusto juga ditarik keluar di babak pertama. Namun, pihak Inter mengonfirmasi ia hanya menderita cedera betis ringan. (REUTERS)