Kelegaan tidak hanya dirasakan Ramsdale yang membuat blunder, tetapi juga skuad Arsenal yang tampil di bawah standar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LONDON, MINGGU – Bagai hitam dengan putih, seperti itulah perbedaan mutlak ekspresi kiper Arsenal, Aaron Ramsdale, di pengujung babak pertama dan kedua. Ramsdale, akibat blunder, nyaris membawa bencana dalam potensi laga terakhirnya bersama Arsenal. Beruntung, kesalahan itu terlupakan berkat Kai Havertz.
Saya pikir kami tidak pantas kemasukan gol, tetapi terkadang kesalahan adalah bagian dari permainan.
Hanya empat menit tersisa di waktu normal sebelum Ramsdale dijadikan kambing hitam kegagalan Arsenal menang atas Brentford di Stadion Emirates, Minggu (10/3/2024) dini hari WIB. Tiba-tiba, Havertz datang sebagai penyelamat dengan mencetak gol penentu dan membuat tuan rumah menang 2-1.
Ekspresi adalah cerminan hati. Terlihat jelas, Ramsdale adalah orang paling bahagia di Stadion Emirates hari itu. Dia tersenyum lepas, berteriak, dan meninju udara dengan menghadap tribune setelah gol Havertz. Ekspresi itu berbanding terbalik dengan saat dirinya menutup wajah dengan jersei saat Brentford menyamakan kedudukan jelang turun minum.
”Saya pikir kami tidak pantas kemasukan gol, tetapi terkadang kesalahan adalah bagian dari permainan. Saya juga pernah melakukan beberapa kesalahan yang berujung gol. Kuncinya adalah kami semua berbicara banyak (saat turun minum) dan ingin membalikkan keadaan,” ujar Havertz yang enggan menyalahkan Ramsdale.
Bagi Arsenal, harga tiga poin tersebut sangat mahal karena berurusan dengan perburuan gelar juara. Mereka (64 poin) berhasil mengudeta Liverpool (63 poin) di puncak klasemen. Adapun Manchester City (62 poin) akan bertandang ke markas Liverpool, Stadion Anfield, pada Minggu malam.
Bayangkan betapa besar rasa bersalah Ramsdale jika Arsenal gagal menang akibat blundernya. Terbukti, kiper tim nasional Inggris itu sempat kalah dengan beban besar di pundaknya. Dia terlalu lama mengontrol bola saat injury time paruh pertama sehingga umpannya bisa dipotong penyerang lawan Yoane Wissa.
Adapun Ramsdale baru tampil lagi di Liga Inggris setelah terakhir pada akhir November, juga melawan Brentford. Dia menggantikan kiper utamaDavid Raya yang tidak bisa tampil karena berstatus pemain pinjaman Brentford. Manajer Arsenal Mikel Arteta tidak punya pilihan selain memercayakan Ramsdale.
Meskipun tampil ceroboh di paruh babak, Ramsdale turut berkontribusi tehadap kemenangan Arsenal seusai turun minum. Dia menyelamatkan dua peluang emas Brentford yang bisa saja membuat Arsenal semakin terpuruk. Sang kiper tampak ingin membalas dosanya di sisa laga.
Menurut Arteta, laga itu menunjukkan betapa dewasa mentalitas tim asuhannya, termasuk Ramsdale. ”Kesalahan pasti terjadi, tetapi yang paling penting bagaimana Anda bereaksi. Saya turut senang untuk Aaron. Kami benar-benar tampil dewasa secara emosional dengan tantangan besar di paruh kedua,” ucapnya.
Setelah gol pembuka gelandang Declan Rice, Arsenal mungkin tidak perlu terlalu repot jika tidak kecolongan. Meskipun begitu, laga tersebut bukan hanya tentang Ramsdale. Arsenal memang tidak tampil mengalir layaknya dalam tujuh kemenangan terakhir di liga dengan selisih gol impresif, 31-3.
Brentford, di bawah instruksi Thomas Frank, memainkan strategi yang paling dibenci Arsenal. Mereka selalu berupaya memperlambat tempo permainan dengan berbagai cara. Mulai dari melanggar para pemain Arsenal di tengah lapangan sampai tidak langsung berdiri ketika dilanggar.
Formasi 3-5-2, berubah 5-3-2 saat bertahan, juga sangat efektif meredam dominasi lini tengah Arsenal. Trio gelandang Arsenal, Jorginho, Rice, dan Martin Odegaard, yang selalu menjadi inspirasi serangan dalam dua laga terakhir, dikawal dengan ketat. Tuan rumah pun tidak banyak menghasilkan peluang matang.
Saat bersamaan, Brentford berupaya melongkap lini belakang dan lini tengah saat membangun serangan. Tekanan pertahanan Arsenal merupakan salah satu yang terbaik di Eropa saat ini. Mereka bermain oportunis dengan umpan-umpan panjang, mengandalkan kemampuan duel udara Ivan Toney.
Brentford mencontoh beberapa tim yang pernah melukai Arsenal, seperti FC Porto. Mereka hanya bermain oportunis dan sabar, sampai ”Si Meriam” membuat kesalahan sendiri. Hal itu yang terjadi dengan blunder Ramsdale. Gol Brentford jatuh dari langit saat penguasaan bola Arsenal.
Frank sangat puas dengan penampilan para pemainnya walaupun pulang dengan tangan kosong. ”Kami menunjukkan penampilan yang tidak bisa dipercaya. Pertarungan yang fantastis. Kami bisa membatasi tim yang sedang dalam tren terbaik seminimal mungkin. Tetapi, Arsenal adalah tim hebat. Mereka melakukan tugasnya,” tuturnya.
Arsenal pun mengoleksi delapan kemenangan beruntun di liga sejak awal tahun 2024. Kata Arteta, para pemain sedang berada dalam kondisi fisik dan mental terbaik. ”Anda harus memenangi setiap laga jika ingin bersaing dengan City dan Liverpool. Tidak ada ruang untuk terpeleset,” ujarnya. (AP/REUTERS)