Kejutan dari Chico Aura Dwi Wardoyo pada Perancis Terbuka terhenti di semifinal. Dia kalah dari pemain China, Shi Yu Qi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
PARIS, SABTU - Setelah lebih sering tersingkir pada dua babak awal dalam turnamen BWF Super 750 dan 1000, Chico Aura Dwi Wardoyo bisa mencatatkan semifinal sebagai hasil terbaik dalam persaingan level tinggi. Dia berharap bisa lebih baik pada masa mendatang.
Perjalanan hingga semifinal itu didapat Chico pada turnamen Perancis Terbuka Super 750 di Adidas Arena, Paris. Pada babak empat besar yang berlangsung Sabtu (9/3/2024) malam waktu setempat atau Minggu dini hari waktu Indonesia, Chico kalah dari pemain China, Shi Yu Qi, dengan skor 19-21, 14-21.
Saya senang dengan apa yang saya tampilkan sepanjang pekan ini, tapi tidak dengan hasil pertandingan tadi.
Menjadi salah satu dari tiga wakil tunggal putra Indonesia selain Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, Chico mendapatkan hasil lebih baik dibandingkan rekannya. Anthony kalah pada babak kedua dari Loh Kean Yew (Singapura), adapun Jonatan disingkirkan Wang Tzu Wei pada babak pertama.
Sementara Chico mengawali Perancis Terbuka dengan mengalahkan unggulan keenam, Kodai Naraoka (Jepang), lalu menang atas Su Li Yang (Taiwan), menyingkirkan Anders Antonsen (Denmark/4), sebelum dihentikan Shi yang menjadi unggulan kedua.
”Saya senang dengan apa yang saya tampilkan sepanjang pekan ini, tapi tidak dengan hasil pertandingan tadi. Ini menjadi pengalaman supaya ke depan bisa lebih baik lagi. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,” tutur Chico yang bermain di Perancis setelah didera cedera pinggang pada tahun ini.
Chico adalah tunggal putra nomor tiga Indonesia. Dia memperlihatkan potensinya pada masa yunior dengan meraih pencapaian tertinggi, menjadi finalis Kejuaraan Dunia 2016 di Bilbao, Spanyol.
Ketika naik level, performanya naik-turun. Chico bisa membuat kejutan seperti yang dia lakukan di Perancis Terbuka atau ketika mencapai perempat final Jepang Terbuka 2022. Saat itu, dia menyingkirkan bintang tuan rumah, Kento Momota, pada babak pertama.
Namun, dia kesulitan mempertahankan performa baik tersebut. Pada 2023, misalnya, pemain berusia 25 tahun itu tersingkir pada babak pertama atau kedua sebanyak 14 kali dari 16 turnamen.
Ujian kemampuannya untuk konsisten akan datang pada turnamen berikutnya di Eropa, yaitu All England Super 1000. Atmosfer persaingannya akan terasa lebih ketat karena All England merupakan turnamen prestisius bagaikan Wimbledon di arena tenis. Di All England pada 2023, Chico hanya mencapai babak kedua.
Lawan Shi Yu Qi pada final, Minggu, adalah pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Pemain berusia 22 tahun ini mengalahkan Lakhsya Sen (India) pada semifinal dengan skor 20-22, 21-13, 21-11.
Semifinal tersebut menjadi salah satu dari empat laga yang berlangsung begitu ketat. Dua pertandingan yang sangat menarik terjadi pada semifinal tunggal putri yang melibatkan empat pemain terbaik dunia. Pemain nomor satu dunia, An Se-young (Korea Selatan) mengalahkan Tai Tzu Ying (Taiwan/3), 21-12, 17-21, 22-20. Sementara Akane Yamaguchi (Jepang/4) menang atas Chen Yu Fei (China/2), 21-15, 18-21, 22-20.
An menang setelah tertinggal 9-18 pada gim ketiga. Dia, bahkan, menggagalkan empat match point Tai saat lawannya itu unggul 20-16. ”Saya merasa beruntung hari ini. Saya pikir, saya akan kalah,” komentar An yang melampiaskan emosinya dengan berteriak setelah mendapat poin terakhir.
Tai sangat menyesali hasil tersebut. Dia bermain baik hampir sepanjang pertandingan, tetapi berkali-kali membuat kesalahan saat penyelesaian akhir. Pada gim pertama, setelah skor 12-12, dia membuat sembilan kesalahan secara beruntun.
”Pada gim ketiga, saya seharusnya bisa bermain lebih ulet. Saya merasa tidak berjuang maksimal pada setiap poin. Saya kesulitan untuk mengatasi performa An,” tutur Tai dalam laman resmi BWF.
Final An melawan Yamaguchi menjadi persaingan dua musuh bebuyutan. Dari 21 pertemuan sebelumnya, 10 kali terjadi di final dan lima di antaranya terjadi pada 2023. Yamaguchi unggul 12-9, tetapi An menang dalam tiga pertemuan terakhir.
Pada ganda putra, penampilan fenomenal pasangan Taiwan, Lee Jeh Huei/Yang Po Hsuan, berlanjut. Setelah menyingkirkan unggulan kedua, Liang Wei Keng/Wang Chang (China), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (7) pada babak kedua dan perempat final, Lee/Yang menang atas Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang/6), 21-18, 23-21, di semifinal.
Mereka pun tinggal diuji oleh unggulan teratas asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, di laga puncak. Lee/Yang menjadi satu-satunya pemain non-unggulan yang akan bersaing di final.