Nadal, Indian Wells, dan Turnamen Tanah Liat
Tubuh yang tak lagi fit membuat Nadal batal tampil di Indian Wells. Dia berharap bisa kembali di turnamen tanah liat.
Berada di pengujung kariernya, Rafael Nadal benar-benar tak bisa mengelak bahwa motivasi yang besar untuk bertanding tak bisa lagi diimbangi kondisi tubuhnya. Untuk kedua kali pada 2024, dia membatalkan partisipasi dalam dua turnamen besar demi bisa mewujudkan keinginan tampil di arena favoritnya, turnamen lapangan tanah liat.
Petenis tunggal putra dengan 22 gelar juara Grand Slam itu batal bersaing dalam turnamen ATP Masters 1000 Indian Wells, 6-17 Maret, meski telah berada di Indian Wells, California, Amerika Serikat, lebih dari sepekan. Dia menyampaikan pengunduran dirinya melalui panitia turnamen pada Rabu (6/3/2024) malam waktu setempat atau Kamis siang waktu Indonesia. Nadal mengatakan, dia tak siap untuk tampil kompetitif dalam level tinggi.
Saya sangat sedih harus mundur dari turnamen yang luar biasa ini. Semua tahu bahwa saya sangat menyukai tempat ini dan betapa besarnya keinginan saya untuk bertanding di Indian Wells.
”Saya sangat sedih harus mundur dari turnamen yang luar biasa ini. Semua tahu bahwa saya sangat menyukai tempat ini dan betapa besarnya keinginan saya untuk bertanding di Indian Wells. Itu sebabnya, saya datang ke sini seawal mungkin untuk berlatih,” kata Nadal.
Baca juga: Djokovic Antusias Kembali ke Indian Wells
Ini menjadi momen kedua pembatalan Nadal menjelang turnamen. Pada Januari, dia tidak jadi bertanding di Australia Terbuka setelah bersaing hingga perempat final ATP 250 Brisbane, salah satu turnamen pemanasan menjelang Grand Slam tersebut. Semula, Australia Terbuka berada dalam agendanya, tetapi akhirnya dihapus karena muncul sobekan kecil pada pinggulnya setelah bermain di Brisbane.
Kehadiran Nadal di Brisbane terbilang mengejutkan setelah muncul kemungkinan bahwa dia akan mengakhiri karier sebagai petenis profesional pada 2023. Setahun lalu, Nadal hanya mengikuti Australia Terbuka, disingkirkan MacKenzie McDonald pada babak kedua, lalu menepi dari turnamen karena cedera otot pinggul.
Nadal, yang akan berusia 38 tahun pada 3 Juni 2024, tak memungkiri bahwa dia sempat berpikir untuk gantung raket pada 2023. Namun, meninggalkan dunia tenis yang dikenalnya sejak berusia tiga tahun tampaknya masih berat dilakukannya.
Berulang kali, ayah dari satu anak itu mengatakan bahwa dia tak ingin mengakhiri kariernya hanya dengan memberi pernyataan tertulis atau konferensi pers. Meski tak pernah mengatakan akan mengucapkan selamat tinggal di turnamen tertentu, muncul dugaan bahwa Nadal kemungkinan akan meninggalkan dunia yang telah menjadikannya ”Raja Lapangan Tanah Liat” tersebut di ”habitatnya”, yaitu turnamen tanah liat.
Baca juga: Persaingan Terbuka Tenis Profesional di Awal Tahun
Rangkain turnamen di lapangan berkarakter lambat tersebut berlangsung pada April-Juni di setiap musim, dengan Grand Slam Perancis Terbuka sebagai puncaknya. Pada 2024, ajang besar tanah liat untuk petenis putra dimulai di ATP Masters 1000 Monte Carlo, 7-14 April, dan diakhiri Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni.
Lapangan tanah liat, dengan permukaan dari tumbukan batu bata, adalah lapangan yang paling nyaman bagi Nadal. Sebagai petenis Eropa, dia terbiasa bermain di jenis lapangan itu. Lapangan tanah liat juga memunculkan dampak negatif lebih kecil pada tubuhnya yang sering cedera dibandingkan dengan di lapangan keras seperti yang digunakan di Indian Wells Masters dan Australia Terbuka.
Lapangan tanah liat bukan berarti tak terasa keras di kaki para petenis dibandingkan dengan lapangan keras yang berpermukaan sintetis. Namun, ada faktor pembeda dari dua jenis lapangan itu. Bagian paling atas dari berbagai lapisan lapangan tanah liat, di antaranya batu pada lapisan dasar, ditutupi dengan tumbukan batu bata. Adapun lapisan atas lapangan keras biasanya terbuat dari karet atau akrilik yang kemudian dicat.
Di atas tumbukan batu bata yang licin, petenis dapat menghentikan gerakan dengan meluncur sehingga gesekan/tekanan antara tubuh dan lapangan cenderung kecil. Adapun di lapangan keras, petenis harus menghentikan gerakan dengan mengeluarkan kekuatan lebih besar hingga gesekan tubuh dan lapangan pun lebih besar. Berdasarkan faktor itulah, lapangan tanah liat lebih aman untuk tubuh Nadal yang sering cedera.
Baca juga: Nadal Tetap Diwaspadai Kompetitornya
Bagian-bagian tubuh yang berisiko cedera pada petenis pernah dialami Nadal, seperti lutut, pinggul, dan otot perut. Cedera pada bagian tubuh tertentu bisa berdampak terhadap bagian tubuh lain yang mengambil alih tugas di bagian yang cedera.
Dua faktor lain berpengaruh besar pada Nadal yang lebih sering mengalami cedera parah dibandingkan dengan petenis lain, termasuk dua rival utamanya dalam ”Big Three”, yaitu Novak Djokovic dan Roger Federer yang pensiun pada 2022. Djokovic bahkan masih bugar dengan usia hanya setahun lebih muda dari Nadal. Dia telah menjadi petenis dengan gelar juara Grand Slam paling banyak, yaitu 24.
Kedua faktor tersebut adalah gaya permainan agresif dan kelainan bawaan pada tubuhnya. Dalam sebuah pemeriksaan saat remaja, diketahui salah satu tulang telapak kaki kiri Nadal tumbuh tak normal. Pamannya yang juga mantan pelatih Nadal, Toni Nadal, mengatakan, ini membuat Nadal selalu bertanding dengan rasa sakit seumur hidupnya.
Baca juga: Menunggu Bab Terakhir Perjalanan Nadal
Caranya bermain dengan selalu berlari mengejar bola meski dalam posisi sulit menambah risiko cedera tersebut. Dengan karakteristik permainan tersebut, Nadal disebut para persaingnya sebagai pejuang paling tangguh. Gayanya sangat kontras dengan Federer yang lebih efektif dalam bergerak.
Gaya bermain itu akhirnya membuat tubuh Nadal sering kali tak bisa diajak kompromi untuk mengikuti turnamen selama satu musim kompetisi secara penuh. Berkali-kali, Nadal harus mengakhiri musim kompetisi lebih cepat atau tetap bermain hingga akhir, tetapi dengan hasil tak maksimal.
Lalu, mengapa Nadal seperti memaksakan diri bermain di Indian Wells?
Pelatihnya, Carlos Moya, mengatakan, Nadal sangat menyukai tampil dalam turnamen berjulukan ”Grand Slam Kelima” tersebut. Dia tiga kali menjadi juara dari lima final. Nadal pun lebih sering tampil di Indian Wells dibandingkan dengan Miami, dua turnamen Masters 1000 yang digelar berurutan sehingga mendapat sebutan ”Sunshine Double”.
Baca juga: Senja Kala Nadal
Namun, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa kehadiran Nadal di Indian Wells terkait pertandingan ekshibisi melawan Carlos Alcaraz di MGM, Las Vegas, pada 3 Maret. Jenis pertandingan ekshibisi biasanya mendatangkan pendapatan besar bagi petenis bintang.
Media olahraga internasional, The Athletic, memperkirakan, Nadal menerima fee hingga tujuh digit dalam dollar AS untuk pertandingan bernama Netflix Slam tersebut. Disebutkan juga, Nadal memang memiliki kewajiban menjalani pertandingan tersebut karena telah menandatangani kontrak dengan MGM dan laga itu seharusnya berlangsung pada 2023.
Setelah mundur dari Indian Wells Masters, kini saatnya Nadal mengalihkan fokus ke arena tanah liat. Apalagi, seperti disebutkan juru bicara dalam timnya, Benito Perez-Barbadillo, kepada Reuters, Miami Masters yang akan berlangsung pada 20-31 Maret tak ada dalam agenda mantan petenis nomor satu dunia itu.
Pada enam penyelenggaraan beruntun dalam tujuh tahun terakhir—Miami Masters 2020 tak digelar karena Covid-19—Nadal tak pernah tampil di Miami. Kehadiran terakhirnya adalah pada 2017 ketika Nadal kalah dari Federer di final.
Baca juga: Djokovic yang Merindukan Nadal
Dia selalu memilih mempersiapkan diri untuk rangkaian turnamen tanah liat dengan melewatkan Miami Masters. Jika pada tahun ini tubuhnya masih bisa bertahan, petenis Spanyol itu memiliki waktu lebih lama untuk bersiap demi kembali ke lapangan yang menjadi favoritnya.
Nadal pun bisa memiliki kesempatan untuk mengakhiri 23 tahun perjalanannya sebagai petenis profesional di lapangan yang telah menjadikannya sebagai petenis terbaik di lapangan tanah liat, termasuk untuk dua kali tampil di Roland Garros, yaitu saat Perancis Terbuka dan Olimpiade Paris 2024.