Wawancara Khusus Aitana Bonmati: Kebangkitan Spanyol Hasil Proses Panjang
Aitana Bonmati, pemain putri terbaik saat ini, berkisah resep Spanyol bisa jadi kiblat baru sepak bola putri.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Aitana Bonmati, gelandang Barcelona Putri, telah meraih segalanya sebagai pesepak bola secara individu. Ia pun menjadi bagian dari generasi emas tim nasional putri Spanyol yang meraih Piala Dunia Putri 2023 lalu.
Capaian itu tidak didapatkan melalui sihir atau program jalan singkat lainnya, melainkan melalui proses panjang. Utamanya, keseriusan program jangka panjang dan investasi yang dilakukan Barcelona dan Spanyol untuk memajukan tim putri mereka.
”Saya masih ingat beberapa tahun lalu, kami kewalahan ketika menghadapi Perancis, Amerika Serikat, dan Swedia. Mereka memiliki kemampuan fisik jauh lebih baik dari kami. Dari itu, kami berbenah untuk memperbaiki kekurangan langkah demi langkah untuk bisa bersaing dengan tim-tim kuat,” ujar Bonmati menjawab pertanyaan Kompas dalam wawancara daring, Rabu (6/3/2024). Bonmati merespons pertanyaan itu dengan bahasa Inggris tanpa kendala.
Selain itu, kami juga membangun mentalitas. Kami tahu mentalitas itu amat penting untuk membentuk tim pemenang. Itu telah terlihat sekarang.
Bonmati, yang berusia 26 tahun, menyebut semua pihak di sepak bola Spanyol secara serius dan berkesinambungan berusaha mengatasi ketertinggalan dari negara-negara ”raksasa” dalam persaingan sepak bola putri, baik di Eropa maupun dunia. Pembenahan itu terutama menyangkut faktor teknik dan kemampuan fisik pemain.
”Selain itu, kami juga membangun mentalitas. Kami tahu mentalitas itu amat penting untuk membentuk tim pemenang. Itu telah terlihat sekarang,” kata Bonmati yang menjalani 2023 dengan raihan Ballon d’Or dan Pemain Terbaik Putri FIFA.
Sejak tampil rutin untuk Barca dan Spanyol pada 2019, Bonmati telah meraih hampir semua trofi yang pernah dibayangkan pemain profesional. Ia bagian dari tim terbaik Barca dengan meraih empat gelar Liga Spanyol beruntun, lalu dua kali mengangkat trofi Liga Champions Putri pada edisi 2020-2021 dan 2022-2023.
Pemain setinggi 1,61 meter itu juga merupakan sosok penting di lini tengah Spanyol ketika mendapatkan gelar Piala Dunia Putri 2023. Prestasinya di timnas dilengkapi dengan Liga Nasional Eropa Putri (Nations League) 2023-2024 pada 28 Februari lalu. Bonmati bahkan mencetak salah satu gol yang membantu Spanyol melibas Perancis, 2-0, pada partai puncak.
Secara individu, lemari trofi di kediaman Bonmati telah terisi 21 penghargaan pribadi, mulai dari level Barca, Spanyol, Eropa, hingga dunia. Ia pun menjadi pesepak bola putri Spanyol kedua yang meraih Ballon d’Or. Bonmati mengikuti jejak kompatriotnya, Alexia Putellas, yang meraih dua trofi gelar individu paling bergengsi itu.
Bonmati belum puas meski telah mewujudkan nyaris semua impian masa kecilnya di lapangan hijau. Ia masih memiliki impian untuk menjaga performanya secara konsisten dalam beberapa tahun mendatang.
”Saya adalah orang yang ambisius dan memiliki mental untuk selalu menang. Saya masih 26 tahun, itu usia muda, jadi saya terus bertekad untuk meningkatkan performa setiap hari dan setiap tahun. Saya masih memiliki mentalitas dan rasa lapar seperti sebelum meraih apa-apa,” kata Bonmati yang merupakan putri asli Catalan.
Di sisi lain, Bonmati, pemilik 62 cap bersama Spanyol, juga menilai pengembangan sepak bola putri di seluruh dunia harus terus ditingkatkan. Ia berharap negara-negara lain di seluruh dunia memiliki keseriusan yang telah ditunjukkan Spanyol dan banyak negara lain yang telah lebih serius membina sepak bola putri.
”Kami tidak bisa hanya berjuang untuk kesetaraan kualitas dan perlakuan, sebab banyak hal lain yang masih perlu diperjuangkan. Misalnya, perlunya investasi yang baik dari institusi terkait untuk memberikan peluang pengembangan sepak bola putri,” ujarnya.
Tiga idola
Selain memiliki kemampuan dan pola pikir pemenang hasil dari tempaan klub dan pembinaan Spanyol, Bonmati juga memiliki teladan untuk mempertahankan performa terbaiknya saat ini. Ia meniru banyak dari tiga idolanya di Barca, yaitu Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Lionel Messi.
Permainan tiga pemain itu di era 2010-an menjadi motivasi Bonmati untuk memberikan sumbangan besar bagi Barca melalui sepak bola putri. Kini, Bonmati kerap dianggap titisan Iniesta karena posisi serta keahlian yang serupa sebagai jantung permainan Barca dan Spanyol.
”Saya sangat menyukai gaya permainan mereka. Saya banyak menyaksikan mereka di waktu muda,” ujarnya.
Di sisi lain, Bonmati juga senang telah memberikan prestasi besar untuk timnas Spanyol. Menurut dia, trofi Piala Dunia Putri 2023 telah membangkitkan antusiasme sepak bola putri di ”Negeri Matador”.
”Dengan memenangi Piala Dunia, Spanyol jadi memiliki banyak referensi pesepak bola hebat untuk pemain muda dari tim putra dan putri. Situasi itu berbeda ketika saya dulu hanya memiliki referensi pemain putra,” ucap Bonmati yang telah menjalani 253 laga bersama Barca.
Mimpi terdekat
Adapun ketika disinggung mimpi yang ingin diwujudkannya dalam waktu dekat, Bonmati dengan mantap menjawab, ”Tentu saya ingin memenangi medali emas Olimpiade untuk Spanyol.”
Timnas Spanyol untuk pertama kali menembus Olimpiade di Paris 2024. Sejak sepak bola putri dipertandingkan di Olimpiade Atlanta 1996, Spanyol selalu kalah bersaing di babak kualifikasi zona Eropa.
Jika bisa mewujudkan mimpi itu, Spanyol akan menyamai prestasi tiga kiblat sepak bola putri yang telah lebih dulu menggandakan gelar Olimpiade dan Piala Dunia, yaitu Amerika Serikat, Norwegia, dan Jerman.
Semoga mimpi itu bisa terwujud di Paris. Vamos, Aitana Bonmati!