Quartararo Tanggalkan Beban di Qatar
Fabio Quartararo mengawali persaingan MotoGP 2024 tanpa harapan muluk, menyusul hasil tes YZR-M1 yang masih tertinggal.
LUSAIL, RABU — Fabio Quartararo belum pernah memenangi balapan MotoGP d Sirkuit Lusail, Qatar, sejak musim debutnya di kelas elite itu pada 2019. Pencapaian terbaik pebalap Yamaha itu di sana finis di posisi kelima pada musim 2021 saat meraih juara MotoGP di akhir musim. Pada musim-musim berikutnya, Quartararo semakin meredup seiring performa YZR-M1 yang tertinggal dari motor pabrikan lain. Musim ini, situasi Quartararo belum berubah banyak.
Pebalap asal Perancis itu berada dalam posisi yang lebih baik dibandingkan musim 2023 seiring peningkatan kecepatan puncak M1 2024. Namun, motor baru Yamaha itu masih tertinggal dari motor Ducati, KTM, dan Aprilia dalam time attack yang krusial untuk kualifikasi. Sementara dalam pace balapan, Quartararo masih bisa mencetak ritme yang solid.
Kondisi ini membuat Quartararo akan sangat sulit bersaing meraih podium karena catatan waktu hasil tes di Sepang, Malaysia, dan Lusail belum cukup untuk berada di posisi start baris terdepan. Padahal, dalam MotoGP modern, kualifikasi menjadi sangat krusial untuk meraih podium karena ada aturan tekanan ban minimal dan performa motor yang sangat berimbang di papan atas.
Kondisi itu sangat menyulitkan Quartararo pada musim 2023, di mana dia tidak pernah meraih kemenangan. Pencapaian terbaiknya musim lalu adalah finis di posisi ketiga dalam balapan utama di Amerika, India, dan Indonesia. Pebalap andalan Yamaha itu sulit meraih podium karena dia lebih sering start dari luar posisi 10 besar. Bahkan, dia 10 kali tidak bisa lolos dari kualifikasi pertama (Q1), yaitu di Jerez, Le Mans, Mugello, Silverstone, Catalunya, Misano, Motegi, Phillip Island, Lusail, dan Ricardo Tormo.
Baca juga: ”Time Attack” Masih Jadi Masalah Quartararo
Bahkan, musim lalu dia hanya dua kali start dari baris kedua, yaitu saat menempati posisi start keempat dalam balapan di Assen dan Mandalika. Dia finis di posisi ketiga dalam balapan utama di Mandalika, podium terakhir yang dia raih musim lalu.
Sementara kemenangan terakhir Quartararo diraih dalam balapan seri Jerman di Sirkuit Sachsenring pada musim 2022. Jadi, Quartararo sudah paceklik kemenangan selama 30 seri balapan.
Paceklik kemenangan itu masih sulit diakhiri pada musim 2024 meskipun bukan sesuatu yang mustahil. Kondisi itu karena peningkatan performa YZR-M1 belum bisa memangkas selisih dengan tim-tim pabrikan papan atas, terutama Ducati. M1 memiliki kecepatan puncak yang lebih baik, tetapi hal itu menghilangkan keunggulan M1 lainnya, yaitu kelincahan dalam menikung. Selain itu, laju keausan ban belakang juga masih sangat tinggi, serta ban sering mengalami spin saat berakselerasi keras begitu keluar tikungan. Kondisi itu membuat Quartararo dan rekan setimnya, Alex Rins, kehilangan waktu cukup banyak, terutama dalam time attack untuk kualifikasi.
Kelemahan yang melekat pada M1 seusai tes pramusim terakhir di Lusail, 19-20 Februari lalu, tersebut membuat Quartararo akan sangat sulit bersaing dalam balapan pembuka musim ini di Lusail, akhir pekan ini, 8-10 Maret. Dia pun akan lebih fokus untuk terus mengembangkan M1 dengan harapan performa M1 jauh lebih solid dalam beberapa seri awal MotoGP. Jika M1 tidak kunjung kompetitif, Quartararo hampir pasti akan meninggalkan Yamaha di akhir musim ini. Kontrak dirinya dan Yamaha berakhir pada 31 Desember 2024.
Baca juga: Quartararo dan Rins Langsung Memiliki ”Chemistry”
”Kami tidak melakukan banyak kemajuan, tetapi kondisi trek lebih baik hari ini. Saya berkendara di belakang seorang lawan dan saya juga mendapat beberapa informasi yang sangat bagus bagi kami dari itu. Kami memiliki ruang untuk peningkatan, tetapi kami perlu menemukan daya cengkeram yang lebih besar dan mengurangi degradasi ban,” ujar Quartararo seusai tes pramusim di Qatar.
”Kami meningkat, tetapi yang lain juga meningkat. Kita harus melihat pada balapan pertama, tetapi semoga kami berada dalam posisi yang lebih baik dari tahun lalu,” lanjut Quartararo di laman resmi tim Monster Energy Yamaha.
Musim lalu, Quartararo hanya bisa start dari posisi ke-14 dalam balapan di Qatar dan finis di posisi ketujuh dalam balapan utama serta kedelapan dalam sprint. Podium di Lusail didominasi oleh para pebalap Ducati.
Musim ini, berdasarkan hasil tes pramusim di Qatar, catatan waktu terbaik Quartararo masih di posisi ke-14 dengan 1 menit 51,965 detik. Dia terpaut hingga 1,013 detik dari pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, yang mencetak rekor lap tercepat 1 menit 50,952 detik. Persaingan kualifikasi pun akan sangat ketat karena 10 pebalap teratas berada dalam rentang 0,726 detik, di mana ada enam pebalap Ducati, tiga pebalap Aprilia, dan satu pebalap KTM.
Baca juga: Quartararo: Target Utama Saya Selalu Juara Dunia
”Menurut saya, kami memerlukan waktu lebih dan tes lebih banyak untuk melihat potensi sepenuhnya dari motor kami. Namun, saya sangat yakin dengan proyek ini. Saya merasa Yamaha melakukan yang terbaik. Saya tidak terlalu memikirkan tentang masa depan. Saya fokus pada peningkatan motor kami,” jelas Quartararo.
Pebalap berusia 24 tahun itu tetap profesional dengan memberikan kemampuan terbaiknya untuk mengembangkan M1, tetapi juga menyiapkan rencana cadangan jika itu tidak berhasil. Dia sudah mengungkapkan dalam tes pramusim di Sepang saat ini dirinya sudah memiliki kontrak awal dengan tim pabrikan lain.
”Saya sudah memiliki kontrak awal dengan merek lain, tetapi Yamaha pasti akan tahu tentang itu. Sekarang, ini terserah kepada Yamaha untuk melihat apa langkah yang mereka lakukan. Saya cukup senang dengan apa yang mereka lalkukan, tetapi ini adalah pertanyaan tentang melihat bagaimana hal-hal dikembangkan dalam jangka pendek,” tegas Quartararo.
Situasi yang dihadapi oleh Yamaha memang pelik karena mereka menjadikan musim ini sebagai pembuktian kapasitas mereka. Jika M1 kompetitif, ada dua hal yang bisa diraih sekaligus, yaitu mempertahankan Quartararo dan merangkul tim independen sebagai tim satelit. Saat ini, tim VR46 Racing menjadi kandidat terkuat sebagai tim satelit Yamaha. Namun, itu akan sulit terwujud jika M1 tidak bisa mendekati Desmosedici GP yang kini dipakai oleh tim milik Valentino Rossi itu.
Baca juga: Terobosan Yamaha untuk Kembali Tampil Kompetitif di MotoGP
Kami meningkat, tetapi yang lain juga meningkat.
DIrektur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli pun mengakui, saat ini peningkatan yang ada pada M1 belum cukup untuk bersaing di papan atas. Yamaha masih harus terus melakukan pengembangan, memanfaatkan hak konsesi yang dimiliki musim ini.
”Kami masih memiliki pekerjaan untuk diselesaikan. Jarak dengan para pesaing kami masih penting dan saya berharap menjadi semakin dekat. Saya tidak menduga ini karena di Sepang kami meningkatkan lap terbaik kami 0,5 detik dan di sini lebih lagi. Namun, seperti saya katakan, itu tidak cukup sehingga kami perlu terus bekerja,” tegas Meregalli.
”Pace kami tidak jelek, bukan di tiga besar, melainkan tidak jelek. Namun, time attack masih menjadi area utama pengembangan kami karena posisi start yang bagus merupakan keuntungan besar,” kata Meregalli.
Baca juga: Harmoni Bagnaia-Ducati Berlanjut hingga 2026
Posisi Start Fabio Quartararo dalam MotoGP 2023
1. Portugal 11
2. Argentina 10
3. Amerika 7
4. Spanyol 16
5. Perancis 13
6. Italia 15
7. Jerman 12
8. Belanda 4
9. Inggris 22
10. Austria 9
11. Catalunya 17
12. San Marino 13
13. India 8
14. Jepang 14
15. Indonesia 4
16. Australia 17
17. Thailand 10
18, Malaysia 8
19. Qatar 14
20. Valencia 15