Kehadiran banyak pemain muda yang mekar lebih awal membuat Liverpool seakan membawa masa depan ke masa kini.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LIVERPOOL, KAMIS — Tuah pemain muda kembali dirasakan Liverpool saat membekap tim divisi kedua Inggris, Southampton, 3-0, di babak 16 besar Piala FA, Kamis (29/2/2024) dini hari WIB, di Stadion Anfield, Liverpool. Di saat banyak yang meragukan performa Liverpool karena badai cedera, para jebolan akademi Liverpool mampu bersinar lebih awal. ”Si Merah” kini bagai menjalani hidup di masa depan.
Badai cedera yang belum mereda kembali memaksa Manajer Liverpool Juergen Klopp memutar otak dalam menyusun susunan pemain mulanya. Kemenangan 1-0 atas Chelsea di final Piala Liga Inggris menginspirasi sekaligus memberikan keberanian kepada Klopp untuk menurunkan pemain muda sejak awal. Preseden ini didapatkan Klopp setelah pemain-pemain muda jebolan akademi Liverpool ternyata mampu tampil bagus di laga sebesar final Piala Liga Inggris.
Lima pemain muda, yaitu Conor Bradley (20), Bobby Clark (19), Jarell Quansah (21), James McConell (19), dan Lewis Koumas (18), dipercaya Klopp tampil sebagai pemain mula untuk meladeni Southampton. Mereka ”dibimbing” pemain senior, seperti Virgil van Dijk, Cody Gakpo, dan Joe Gomez. Kesempatan langka menjadi pemain mula ini tidak mungkin mereka dapatkan andai Liverpool tidak kehilangan 13 pemain utamanya karena cedera.
Siapa sangka ternyata para pemain muda ini mampu membuktikan kepada Klopp bahwa mereka layak diberikan kesempatan. Tiga gol kemenangan Liverpool seluruhnya diborong para pemain muda. Koumas membuka keunggulan Liverpool jelang babak pertama usai. Setelah itu, giliran Jayden Danns yang masuk dari bangku cadangan menyumbangkan dua gol sisanya.
Koumas dan Danns adalah rekan satu tim di Liverpool U-18. Pertandingan melawan Southampton barangkali akan sulit mereka lupakan karena untuk pertama kalinya bisa merasakan mencetak gol di turnamen level senior. Sebelumnya, mereka hanya mencetak gol di turnamen-turnamen usia muda bersama Liverpool.
Klopp terkesan dengan pembuktian yang diberikan para pemain mudanya. Awalnya ia tidak menyangka mereka bisa berbicara banyak, bahkan berkontribusi besar dalam kemenangan atas Chelsea dan Southamtpon. Sebelum laga, Klopp mengatakan butuh keajaiban bagi Liverpool dalam bertahan di pertandingan terdekat dengan mengandalkan pemain-pemain muda. Peran para pemain muda itu di dua laga terakhir seperti membawa Liverpool menapaki masa depan.
”Kami telah mengatakan beberapa kali bahwa masa depan tidak terlihat terlalu buruk. Jangan lupa ketika jendela transfer dibuka, sudah ada beberapa pemain yang cukup menjanjikan di sini. Jangan tutup pintu bagi mereka dengan 12 pemain baru,” ujar Klopp, dikutip dari BBC Sports, Kamis (29/2/2024).
Menyamai Arsenal
Selama beberapa tahun belakangan, produk akademi Liverpool kurang begitu dikenal dalam hal mengorbitkan pemain-pemain besar. Nama terkenal terakhir yang pernah membuat akademi Liverpool banyak diperbincangkan adalah Steven Gerrard yang telah pensiun pada 2017. Setelah Gerrard, perlahan akademi Liverpool mulai menelurkan bakat-bakat baru seperti Stevan Bajectic dan Trent Alexander-Arnold. Badai cedera dan keberanian Klopp memberikan peran besar kepada pemain-pemain akademi Liverpool barangkali akan membuatnya menyamai pencapaian Arsenal.
Di Inggris, Arsenal punya kecenderungan memberikan kesempatan kepada pemain mudanya untuk tampil reguler. Di bawah kendali Manajer Mikel Arteta, pemain-pemain muda jebolan akademi Arsenal, seperti Bukayo Saka, Emile Smith Rowe, dan Eddie Nketiah, mendapatkan kepercayaan besar yang mampu mereka jawab dengan performa gemilang.
Manajer Akademi Arsenal Per Mertesacker mengatakan, Arsenal selalu menjadi yang terdepan dalam memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk naik kelas. Dengan cara itu, Arsenal mengembangkan potensi dari pemain mudanya, terutama dalam hal mengatasi tekanan.
”Ini adalah sesuatu yang telah menjadi bagian dari DNA Arsenal selamanya,” kata Mertasacker, dilansir dari laman klub.
Jangan lupa ketika jendela transfer dibuka, sudah ada beberapa pemain yang cukup menjanjikan di sini. Jangan tutup pintu bagi mereka dengan 12 pemain baru.
Jauh sebelum Arsenal, kisah sukses memercayai pemain jebolan akademi pernah dirasakan Manchester United bersama ”Angkatan 92”. Dari Angkatan 92 itu muncul pemain besar MU di masa depan, seperti David Beckham, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Eric Cantona. Angkatan 92 lahir dari ide Manajer legendaris MU Sir Alex Ferguson yang ingin meningkatkan prestasi klub berbekal pemain-pemain hasil binaan akademi sendiri.
Langkah Arsenal dan MU mulai ditiru Klopp. Bedanya, kepercayaan terhadap pemain binaan akademi di Liverpool berawal dari badai cedera. Badai cedera bukan membawa musibah, melainkan justru menjadi berkah bagi Liverpool. Dengan itu, mereka jadi mengetahui bahwa para pemain jebolan akademi Liverpool pun sesungguhnya sangat siap diberi kepercayaan bermain di turnamen level senior. Sekarang bola berada di Liverpool terkait keseriusan mereka mengawal perkembangan karier para pemain mudanya.