Performa Coco Gauff menurun setelah semifinal Australia Terbuka. Dia gagal melewati perempat final di Timur Tengah.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
DUBAI, KAMIS — Setelah menjalani masa terbaik sejak Agustus 2023 hingga awal 2024, Cori ”Coco” Gauff berada pada fase sulit. Seusai mencapai semifinal Grand Slam Australia Terbuka, petenis remaja itu tak bisa melewati perempat final dalam dua turnamen WTA 1000 di Timur Tengah.
Coco tersingkir pada perempat final di Dubai, Uni Emirat Arab, pada pertandingan yang berlangsung Kamis (22/2/2024) malam waktu setempat atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Dia kalah dari Anna Kalinskaya, yang harus melalui fase kualifikasi, dengan skor 6-2, 4-6, 2-6.
Dengan hasil tersebut, pertemuan yang dinanti antara Coco dan petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, di semifinal batal terjadi. Swiatek, yang menang atas Zheng Qin Wen 6-3, 6-2, akhirnya akan berhadapan dengan Kalinskaya. Adapun pada semifinal lain, Sorana Cirstea akan bertemu Jasmine Paolini.
Sepekan sebelum tersingkir di perempat final Dubai, Coco mendapat hasil lebih buruk, yaitu kalah pada babak kedua di Doha, Qatar. Petenis berusia 19 tahun itu kalah dari petenis spesialis ganda, Katerina Siniakova. Padahal, laga itu menjadi pembuka bagi Coco karena dia mendapat bye pada babak pertama.
Hasil dari dua turnamen tersebut didapat setelah Coco tersingkir pada semifinal Australia Terbuka, Januari, karena kalah dari Aryna Sabalenka yang akhirnya menjadi juara. Padahal, Coco pun menjadi salah satu favorit juara karena memiliki rangkaian hasil bagus sejak Agustus 2023.
Empat gelar juara dari tujuh turnamen didapat setelah tersingkir pada babak pertama Wimbledon. Keempat gelar itu didapat dari WTA 500 Washington, WTA 1000 Cincinnati, Grand Slam Amerika Serikat Terbuka pada 2023, dan WTA 250 Selandia Baru yang merupakan turnamen pertama Coco pada 2024.
Tiga dari empat gelar juara itu didapat di negaranya sendiri. Coco pun memiliki pekerjaan rumah mencari kenyamanan ketika bersaing dalam atmosfer berbeda.
Apalagi, bersaing dengan status juara Grand Slam, secara sadar atau tidak, memunculkan tekanan tersendiri. Banyak petenis yang kesulitan mengatasi tekanan itu, seperti Sloane Stephens (juara AS Terbuka 2017), Sofia Kenin (juara Australia Terbuka 2020), dan Emma Raducanu (juara AS Terbuka 2021).
Saat melawan Kalinskaya, Coco mengawali persaingan dengan baik ketika tiga kali mematahkan servis lawan pada set pertama. Namun, Coco tak dapat mempertahankan momentum pada set berikutnya hingga tertinggal 2-5. Coco memperkecil selisih menjadi 4-5, tetapi kehilangan set tersebut karena tak bisa mencuri servis Kalinskaya pada gim kesepuluh.
Pada gim penentuan, Coco kesulitan mempertahankan servis. Total, dia membuat delapan as.
Pertandingan tadi sangat sulit. Saya memulainya dengan sedikit perasaan tak percaya diri.
Bagi Kalinskaya, kemenangan atas Coco mengantarkannya pada semifinal pertama dalam turnamen WTA 1000. Hasil terbaik sebelumnya pada level tersebut adalah perempat final di Guadalajara, Meksiko, pada 2022.
”Pertandingan tadi sangat sulit. Saya memulainya dengan sedikit perasaan tak percaya diri. Apalagi, saya tak terbiasa bermain di lapangan utama dengan pantulan bola yang sedikit berbeda dengan lapangan lain. Namun, saya mencoba tenang dan fokus pada poin demi poin,” tutur petenis ranking ke-40 dunia tersebut.
Setelah menyingkirkan Coco, yang merupakan unggulan ketiga, dan Jelena Ostapenko (9) pada babak ketiga, tantangan berikutnya bagi Kalinskaya adalah Swiatek. Berbeda dengan Coco yang kesulitan setelah tampil di Australia Terbuka, performa Swiatek meningkat. Setelah tersingkir pada babak ketiga di Melbourne Park, Swiatek menjuarai WTA 1000 Doha, pekan lalu, dan tak kehilangan set untuk mencapai semifinal di Dubai.
Jika juara di Dubai, Swiatek akan menyamai Justine Henin, petenis terakhir yang menjuarai WTA Doha dan Dubai dalam satu tahun. Henin melakukan itu pada 2007.
”Performa saya semakin baik dari hari ke hari. Saya bisa bermain dengan taktik yang benar dan solid,” ujar Swiatek.
Swiatek, yang menjadi unggulan teratas, menjadi satu-satunya unggulan tersisa pada semifinal. Para pesaing tangguhnya tersisih pada babak yang berbeda. Selain Coco, Elena Rybakina (4) kalah pada perempat final. Dia, bahkan, batal menjalani pertandingan melawan Paolini karena mengalami gangguan pencernaan.
Sementara Sabalenka (2), yang juga merupakan juara Australia Terbuka, tersingkir pada babak kedua setelah mendapat bye di babak pertama. Sabalenka kalah dari Donna Vekic. (AFP)