Skuad muda timnas tidak kekurangan pengalaman di panggung internasional, tetapi minim menit bermain di liga sendiri.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BANGKOK, RABU — Turun dengan mayoritas pemain muda, tim nasional bola basket Indonesia diragukan bisa bersaing dalam jendela pertama kualifikasi Piala Asia 2025. Meskipun demikian, sudah saatnya mereka bisa ”berbicara” di panggung internasional. Itu bukan kesempatan pertama kali bagi mereka.
Timnas akan mengawali perjalanan dalam Grup A dengan bertandang ke markas Thailand, Stadion Nimibutr, Kamis (22/2/2024) malam WIB. Tim asuhan Pelatih Kepala Milos Pejic ini berambisi mencuri kemenangan, sebab dua tim lain di grup akan sangat sulit untuk ditandingi, yaitu Australia dan Korea Selatan.
Pemain lainnya tidak dipanggil karena kami ingin memercayakan pemain muda. Kami ingin mencetak pemain muda yang berpengalaman. Kami ingin mereka berproses.
Di atas kertas, kualitas Indonesia memang selalu di atas Thailand. Namun, tantangan kali ini jauh lebih berat. Timnas berangkat ke Bangkok, Thailand, tanpa banyak pemain andalan. Mereka, antara lain, tiga guard nasional terbaik saat ini, yaitu Andakara Prastawa, Abraham Damar Grahita, dan Yudha Saputera.
Skuad timnas terbilang cukup muda. Sebanyak 7 dari 12 pemain yang terpilih berusia tidak melebihi 25 tahun, seperti Hendrick Xavi Yonga (21) dan Julian Chalias (21). Hanya dua pemain yang sudah di usia ”kepala tiga”, yaitu forward veteran Kaleb Ramot Gemilang (32) dan center naturalisasi Lester Prosper (35).
Pejic tidak terlalu khawatir. Nyaris seluruh pemain sudah berpengalaman di level internasional. Hanya Julian yang minim pengalaman. Adapun lebih dari separuh komposisi skuad Asian Games Hangzhou 2023 tetap dipertahankan, termasuk Hendrick, Yesaya Saudale (24), dan Muhamad Arighi (25).
Apalagi, timnas memang menjadikan ajang kualifikasi nanti untuk mempercepat program regenerasi. ”Pemain lainnya tidak dipanggil karena kami ingin memercayakan pemain muda. Kami ingin mencetak pemain muda yang berpengalaman. Kami ingin mereka berproses,” ujar Pejic.
Masalahnya, banyak dari pemain muda itu yang kurang mendapat jatah menit bermain di klub masing-masing pada awal musim Liga Bola Basket Indonesia (2024). Hendrick dan Aldy Izzatur (23) di Pelita Jaya Jakarta, misalnya, tampil hanya kurang dari rerata 8 menit. Itu pun bukan di momen penting.
Nyaris hanya Kaleb dan Prosper, duet di klub Dewa United Banten, yang mampu berkontribusi besar sejak awal musim. Kaleb menciptakan rerata 10,2 poin dari 25,8 menit, sedangkan Prosper dengan 12,4 poin dan 10,8 rebound dari 25,1 menit. Keduanya akan menjadi tulang punggung timnas di Thailand.
Problem lain untuk Indonesia, tim ”Gajah Putih” kemungkinan akan turun dengan skuad terbaik di depan publik sendiri. Terdapat pemain naturalisasi Tyler Lamb dan guard veteran Frederick Lish dalam daftar 18 pemain yang diseleksi. Kedua sosok itu merupakan penampil terbaik dalam babak prakualifikasi.
Menurut Kaleb, kunci keberhasilan timnas adalah agresivitas. Itu merupakan kelebihan yang bisa dieksploitasi dari para pemain muda. ”Kami harus main agresif. Terutama dalam defense karena persiapan cuma sebentar (tidak cukup) untuk offense. Susah untuk bermain di satu sistem dengan persiapan seperti itu,” tuturnya.
Skuad timnas baru dikumpulkan seusai jeda IBL pada awal Februari. Tim asuhan Pejic sempat menjalani dua laga uji coba melawan klub IBL di Jakarta. Mereka ditahan imbang Satria Muda Pertamina Jakarta 83-83 dan menang atas Borneo Hornbills 96-70 dalam uji coba terakhir.
Prosper menjadi pemain paling konsisten selama uji coba dengan sumbangan rerata 15,5 poin dan 9 rebound. Sementara itu, Arighi bersinar dalam laga versus Hornbills dengan mencatat 17 poin. Tanpa banyak pemain bintang, Pejic memprioritaskan permainan tim dalam laga persahabatan untuk dibawa ke Thailand.
Terakhir kali bereksperimen dengan skuad muda, di Asian Games 2023, timnas gagal total. Mereka tidak mampu mencatat satu pun kemenangan dari tiga laga grup, termasuk dari Qatar yang bukan kekuatan besar di level Asia. Kegagalan itu bisa menjadi motivasi lebih atau justru menambah beban ”serdadu muda” timnas.
Manajer baru timnas basket, Rony Gunawan, mengatakan lebih ingin realistis dalam kualifikasi kali ini. Peluang Indonesia untuk lolos sangat kecil karena berada dalam satu grup bersama tim raksasa Australia dan Korsel. Karena itu, targetnya adalah jangka panjang. ”Pembentukan tim muda ini untuk siap di SEA Games 2025,” ujarnya.