Fabio Quartararo masih mencari kunci peredam agresivitas M1 yang membuat dirinya kehilangan waktu dalam ”time attack”.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LUSAIL, SENIN — Fabio Quartararo masih terus mencari racikan untuk membuat penyaluran tenaga mesin Yamaha YZR-M1 ke roda belakang lebih lembut dalam tes pramusim MotoGP 2024 di Lusail, Qatar. Namun, titik terang untuk mengatasi kendala itu belum muncul hingga akhir hari pertama tes pramusim kedua itu, Selasa (20/2/2024) pukul 1.00 WIB. Bahkan, juara MotoGP 2021 itu menilai, masalah itu belum akan tuntas pada tes terakhir hari ini.
Quartararo masih mengalami kendala yang sama dengan tes pramusim pertama di Sepang. M1 masih terlalu agresif saat berakselerasi keras sehingga ban belakang spinning. Kondisi itu sangat merugikan Quartararo dan rekan setimnya, Alex Rins, dalam time attack. Ini kendala besar karena M1 tidak akan bisa bersaing dalam kualifikasi, sedangkan dalam pace balapan M1 bisa diandalkan.
Oleh karena itu, Quartararo berharap Yamaha bisa melakukan langkah besar untuk mengatasi kendala itu sebelum MotoGP 2024 bergulir. Namun, belum ada titik terang pada hari pertama tes di Qatar. Perangkat aerodinamika baru, yang disebut dyno wing pada ekor motor, serta knalpot baru, belum memberi peningkatan signifikan.
”Sangat penting bagi kami untuk menemukan cara membuat motor lebih lembut dan menemukan daya cengkeram ban belakang, khususnya saat time attack. Itu bagian di mana kami kehilangan (waktu) sangat banyak, sedangkan pace tidak terlalu jelek. Kami melakukan langkah maju, melakukan perubahan besar pada motor. Semoga kami bisa menemukan cara sesegera mungkin,” tutur Quartararo kepada MotoGP.
Agresivitas M1 ini menjadi dampak dari usaha Yamaha meningkatkan tenaga mesin dan kecepatan puncak. Perubahan itu membuat penyaluran tenaga mesin ke roda belakang menjadi lebih liar. Ini kendala yang sama dengan Suzuki pada musim 2022 saat mereka meningkatkan tenaga GSX-RR. Motor Yamaha dan Suzuki sama-sama menggunakan konstruksi mesin empat silinder segaris.
Kendala pada mesin baru M1 itu menjadi pekerjaan rumah Yamaha yang musim ini melakukan perubahan besar di ineternal organisasi dan cara kerja. Tim asal Iwata itu mengolaborasikan insinyur-insinyur Jepang dan para pakar mesin dari Eropa yang direkrut pada musim lalu. Proses pengembangan M1 akan terus berjalan di sepanjang musim ini karena Yamaha memiliki hak konsesi sehingga leluasa untuk melakukan tes dan boleh mengubah spesifikasi mesin.
Namun, saat ini, menjelang seri pertama MotoGP 2024 yang akan bergulir di Lusail, 8-10 Maret, performa M1 diyakini oleh Quartararo masih jauh.
”Tidak, kami tidak dekat. Belum dekat untuk mencapai itu. Namun, kami harus tetap tenang, masih ada banyak pekerjaan untuk diselesaikan,” kata Quartararo.
Sangat penting bagi kami untuk menemukan cara untuk membuat motor lebih lembut, dan menemukan daya cengkeram ban belakang, khususnya saat time attack.
”Saya sangat termotivasi. Saya berusaha tetap tenang. Tim bekerja keras. Saya tidak tahu kapan (itu tercapai). Namun, yang menjadi bagian terpenting dari motor, yang perlu kami temukan, adalah daya cengkeram ban belakang, khususnya untuk satu putaran,” ujar pebalap asal Perancis itu menegaskan.
Quartararo akan memanfaatkan hari kedua tes, yang merupakan tes terakhir musim ini, untuk menjalani lebih banyak putaran, menguji berbagai komponen, dan setelan motor. Kondisi trek akan lebih baik sehingga bisa melakukan pengujian sejak awal sesi yang dimulai pada Selasa pukul 18.00 WIB dan berakhir Rabu (21/2) pukul 01.00 WIB.
”Pada dasarnya kondisi trek (pada hari pertama) sangat bagus. Satu jam pertama memang sedikit rumit, tetapi menurut saya kami mengakhiri dengan kondisi trek yang sangat bagus. Kami harus berusaha lebih memperbaiki area yang sama dengan di Sepang, tetapi kita lihat besok, yang akan menjadi hari yang intens,” papar Quartararo.
Pengembangan M1 pada musim ini sangat krusial bagi Yamaha, terutama untuk meyakinkan Quartararo supaya bertahan. Jika musim ini M1 masih terlalu jauh dari Ducati, peluang mempertahankan Quartararo akan menipis. Selain itu, juga untuk meyakinkan tim-tim independen supaya bisa menjadi tim satelit Yamaha.
”Seperti yang pernah sampaikan, ini semacam awal baru, periode baru, bisa dikatakan kami perlu memulihkan diri,” ungkap Manajer Direktur Yamaha Motor Racing Lin Jarvis.
”Tahun lalu merupakan tahun yang sangat sulit bagi kami. Dua tahun tahun sebelumnya, kami juara, kemudian kami di posisi kedua, dan tahun lalu benar-benar berjuang, itu sungguh sulit. Itu jelas menunjukan kami perlu menjadi kompetitif, kami perlu mengubah banyak hal,” tutur Jarvis melanjutkan.
”Jadi, kami mulai, mungkin pertengahan musim lalu, dengan melakukan retsrukturisasi, ide-ide baru, rekanan baru, kolaborasi baru, dan mengubah internal organisasi kami. Tes shakedown yang baru kami selesaikan ini merupakan pertama kali kami membawa semua itu bersama dan kami tahu itu tidak akan instan, tetapi ini awal dari perlawanan, awal dari pemulihan,” kata Jarvis menegaskan.