Marc Marquez menutup hari pertama tes pramusim MotoGP di Qatar di posisi ke-16. Dia menegaskan, itu bukan ”sandbagging”.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LUSAIL, SENIN — Marc Marquez kembali dicurigai melakukan sandbagging dalam tes pramusim kedua MotoGP di Sirkuit Lusail, Qatar. Marquez menyelesaikan hari pertama yang berakhir pada Selasa (20/2/2024) dini hari WIB di posisi ke-16, tertinggal 0,919 detik dari pebalap tercepat Francesco Bagnaia. Namun, Marquez menegaskan dirinya tidak menyamarkan potensinya dan berjuang keras memahami karakter Ducati Desmosedici GP23.
”Tidak. Sudah pasti saya berusaha keras. Semua orang berusaha keras dalam tes. Namun, saya perlu memahami beberapa hal,” ungkap Marquez dikutip Crash.
Marquez memang masih berusaha menyesuaikan gaya berkendaranya dengan karakter Desmosedici yang sangat berbeda dengan Honda RC213V yang dia pacu selama 11 musim terakhir. Dari sisi pengendalian saat menikung, misalnya, Ducati menggunakan pengereman belakang lebih besar, sedangkan Honda dengan rem depan. Saat akselerasi keluar tikungan juga berbeda karena Ducati tidak bisa langsung tancap gas. Pada dasarnya, Desmosedici sulit menikung.
Kondisi itu membuat Marquez memerlukan waktu lebih untuk memahami. Dia juga menegaskan, kemenangan bukanlah target utama di awal musim ini.
”Saya memahami harapan dari para penggemar dan apa yang mereka yakini pada saya, tetapi sudut pandang lainnya adalah kenyataan. Kenyataanya saya datang dari empat tahun supersulit di mana saya perlu mendapatkan kembali kepercayaan diri,” ujar Marquez, dikutip Motorsport.
”Jika Anda melihat pramusim, saya hanya berusaha menjalani itu dengan baik, tenang, dan berusaha memahami motor. Mengapa? Sebab, ini memerlukan waktu. Saya manusia biasa. Tahun-tahun pun berganti dan para pebalap muda datang. Mereka lebih kencang dan ini alami. Setiap atlet memiliki momennya sendiri dan kemudian setahap demi setahap anda perlu memahami bagaimana anda beradaptasi dengan situasi itu,” kata juara delapan kali di semua kelas itu.
Marquez menegaskan, dirinya masih berusaha menyesuaikan gaya berkendara dengan Ducati karena instingnya masih seperti memacu Honda. Dia mengamati para pebalap Ducati lain untuk mengetahui bagaimana cara memacu Desmosedici dengan benar. Kondisi ini membuat dirinya bersiap menjalani musim yang sulit dan tidak menargetkan kemenangan di awal musim.
”Jelas ini akan menjadi musim yang sulit, ada dua, tiga, pebalap Ducati yang berkendara dengan sangat bagus. Saya berusaha belajar dari mereka, tetapi itu memerlukan waktu dan sulit. Kita lihat saja, apakah saya bisa setahap demi setahap mendekat ke mereka, tetapi itu bukan target saya. Jika target saya menang, ini akan menjadi kekecewaan besar,” ujar Marquez.
Dalam tes hari pertama di Qatar, selain belum mencatatkan waktu satu putaran yang solid, dia juga belum memiliki ritme pace yang kompetitif. Dalam simulasi sprint, pace Marquez berada di 1 menit 53 detik besar, masih terpaut sekitar satu detik dari pace Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.
Namun, Sirkuit Lusail memang bukan trek yang bagus bagi Marquez karena dia baru menang sekali di sana pada musim 2014. Sirkuit Lusail sama dengan Sirkuit Sepang bagi Marquez, trek yang menuntut kerja lebih keras untuk bisa kompetitif. Sementara di trek-trek lainnya, terutama di Eropa, Marquez bisa membuat lompatan besar. Tanda tanya terkait performa Marquez di Gresini Racing-Ducati baru akan terjawab saat musim bergulir.
Saat ini, fokus Marquez hanya berusaha lebih memahami motor barunya. Dia akan kembali melakukan simulasi sprint, serta mencoba setelan motor yang berbeda dalam tes hari kedua atau terakhir di Qatar. Tes penutup ini berlangsung pada Selasa (20/2/2024) mulai pukul 18.00 WIB dan berakhir pada Rabu (21/2/2024) pukul 01.00 WIB.
”(Selasa) merupakan hari penting untuk memahami pace yang akan kami miliki musim ini. Tentu, selama musim bergulir Anda bisa beradaptasi. Ini (hari pertama) tidak jelek. Ini bagus, khususnya dalam paruh kedua hari. Seperti di Malaysia, saya mulai merasa semakin baik,” ungkap Marquez, yang melakukan 58 putaran pada hari pertama.
Dia bertekad menjalani lebih banyak putaran pada hari kedua untuk mendapatkan lebih banyak referensi. Kondisi trek juga akan lebih baik karena sudah ada lapisan karet ban di permukaan aspal sehingga bisa langsung menjalani program sejak awal.
Dalam tes hari pertama ini, pebalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia, menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 52,040 detik. Dia unggul 0,220 detik atas pebalap Pramac Racing, Jorge Martin, di posisi kedua. Namun, dalam ritme pace balapan kedua pebalap itu, Martin lebih konsisten dan sedikit lebih cepat di 1 menit 53 detik kecil. Dua pebalap di belakang mereka dalam catatan waktu satu putaran ada pebalap Aprilia, Aleix Espargaro, dan pebalap KTM, Brad Binder.