Perubahan posisi tiga pemain mengawali kebangkitan Chelsea. Mereka bisa merusak upaya City menuju puncak klasemen.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Manajer Mauricio Pochettino mengambil keputusan tidak biasa dengan menggeser posisi Cole Palmer menjadi penyerang ketika Chelsea menghadapi Aston Villa di putaran keempat Piala FA. Selain Palmer, dua pemain lainnya turut mendapatkan posisi baru. Perubahan posisi pemain itu justru membawa kebangkitan bagi Chelsea dengan meraih dua kemenangan beruntun. Tiga pemain itu akan jadi ancaman nyata bagi lawan Chelsea selanjutnya, yaitu Manchester City.
Kedua tim terlibat pertandingan sengit pada pertemuan pertama di markas Chelsea. Bermain terbuka dan saling serang, City dan Chelsea harus rela berbagi satu poin seusai bermain imbang 4-4. Pertemuan Chelsea dan City di paruh kedua musim akan berlangsung di markas City, Stadion Etihad, Manchester, Minggu (18/2/2024) pukul 00.30 WIB. Laga ini bisa dibilang merupakan kelanjutan dari persaingan yang belum tuntas pada pertemuan pertama.
Saat kedua tim bermain imbang 4-4 di pertemuan pertama, Chelsea masih mencari-cari bentuk permainan terbaiknya di bawah Pochettino yang baru ditunjuk menjadi arsitek tim musim ini. Performa Chelsea masih inkonsisten sehingga terpaku di papan tengah klasemen Liga Inggris. Namun, setelah mencoba membongkar pasang pemain dan taktik, Pochettino mulai menemukan keseimbangan pada timnya, khususnya di lini depan.
Tentu saja saya bermain melawan mereka di Stamford Bridge, tapi saya pikir kembali ke (Stadion) Etihad akan menjadi lebih aneh lagi. Tapi, saya sangat menantikannya.
Semua bermula saat Pochettino menugaskan Palmer bermain sebagai penyerang dalam formasi 4-2-3-1 di laga melawan Aston Villa. Palmer, pemain asli Manchester sekaligus lulusan akademi City, sejatinya terbiasa bermain sebagai gelandang serang atau pemain sayap.
Meski mendapat peran yang sama sekali baru ia jalani, Palmer mampu bermain fasih sebagai penyerang. Ditugasi sebagai penyerang, Palmer bermain lebih selayaknya penyerang palsu. Pergerakannya diwaspadai lawan sehingga para pemain belakang mengikuti ke mana pun ia pergi. Dalam situasi tersebut, Palmer berkontribusi membuka ruang bagi rekannya yang lain untuk masuk ke kotak penalti lawan.
Menjelang kembali ke markas klub kampung halamannya, Palmer mengatakan sudah tidak sabar menantikan pertandingan tersebut. Dia berharap bisa mengulangi penampilan cemerlangnya di dua laga sebelumnya.
”Jujur, saya sangat bersemangat meskipun itu akan terasa aneh. Tentu saja saya bermain melawan mereka di Stamford Bridge, tapi saya pikir kembali ke (Stadion) Etihad akan menjadi lebih aneh lagi. Tapi, saya sangat menantikannya,” kata Palmer, dikutip dari laman Chelsea, Jumat (16/2/2024).
Kecemerlangan Palmer tidak hanya terjadi di satu laga itu. Di laga berikutnya, menghadapi Crystal Palace dalam lanjutan Liga Inggris, Palmer kembali tampil bagus.
Piawai menekan
Selain pandai membukakan ruang bagi rekannya, Palmer juga merupakan pemain bertipe menekan (presser) yang sangat rajin dan cerdas. Dalam beberapa kesempatan, ia mengatur pergerakan dan memosisikan tubuhnya untuk memotong opsi operan yang disukai pemain lawan.
Itu adalah sebagian besar alasan mengapa Pochettino begitu nyaman menempatkannya sebagai pemain nomor sembilan atau penyerang belakangan ini. Dengan bermain sebagai penyerang, itu memungkinkan Palmer saling bahu-membahu dengan Conor Gallagher dalam mengganggu bek lawan ketika membangun serangan dari bawah.
Sebagaimana Palmer, Gallagher juga mendapatkan peran baru sebagai gelandang serang atau penyerang lubang dari sebelumnya gelandang tengah. Gallagher bermain di belakang Palmer dan kerap diuntungkan dari pergerakan Palmer yang menarik bek lawan. Itu memberikan Gallagher ruang yang cukup untuk merangsek ke kotak penalti dan menciptakan peluang berbahaya.
Dalam dua laga sebelumnya, Gallagher telah mencetak tiga gol. Sebagian besar golnya berawal berkat pergerakannya masuk dari lini kedua tanpa disadari bek lawan.
Pemain ketiga yang mendapat peran baru adalah Nicolas Jackson. Penyerang yang baru didatangkan dari klub Spanyol, Villarreal, tersebut ditugasi Pochettino bermain menyisir sisi kiri serangan. Di awal musim, Jackson lebih sering ditempatkan sebagai penyerang murni. Namun, dia gagal berkembang dan kontribusi golnya sangat minim. Jackson hanya melesakkan tujuh gol hingga paruh pertama musim, padahal ia dimainkan Pochettino di seluruh laga.
Jackson ternyata cukup fasih bermain sebagai gelandang sayap kiri. Kemampuan menggiring bolanya cukup baik. Selain itu, Jackson juga punya keseimbangan yang mumpuni dan kuat dalam duel perebutan bola. Jackson menyumbangkan satu gol dalam kemenangan 3-1 Chelsea atas Aston Villa.
Sementara itu, Manajer City Pep Guardiola mengamati perkembangan Chelsea yang mulai merasakan angin kebangkitan. Pep mewaspadai perubahan taktik Pochettino yang mengganti posisi tiga pemainnya. Bila tidak waspada, Chelsea berpotensi merusak upaya City yang tengah fokus mengejar Liverpool di puncak klasemen.
City kini berada di peringkat kedua, tertinggal dua poin dari Liverpool yang mengoleksi 54 poin. Akan tetapi, City masih punya tabungan satu laga. Kemenangan menjadi harga mati bagi City untuk mempertebal keyakinan dalam mempertahankan gelar juara liga.
”Mereka bermain sangat bagus melawan Aston Villa dan kemarin, di hotel, kami menonton pertandingannya melawan Crystal Palace. Mereka bermain dengan kepribadian yang besar. Sekarang, kami pulih dan fokus pada Chelsea,” ujar Guardiola.