Peringatan untuk tim putra Indonesia datang dari Korea Selatan. Indonesia gagal menjadi juara grup karena kalah 2-3.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SELANGOR, KAMIS — Tim putra dan putri Indonesia akan tampil dalam perempat final Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Beregu. Pelajaran penting didapat dari pertandingan terakhir di fase grup, yaitu ketika bertemu lawan sepadan. Tim putra, bahkan, kalah dari Korea Selatan.
Korea Selatan, yang menjadi lawan terakhir Indonesia pada persaingan Grup D, menguak kelemahan Indonesia. Pada pertandingan yang berlangsung di Setia City Convention Centre, Selangor, Malaysia, Kamis (15/2/2024), Indonesia kalah 2-3.
Kejuaraan yang merupakan kualifikasi zona Asia Piala Thomas dan Uber ini berlangsung dalam tiga partai tunggal dan dua ganda dalam setiap pertandingan. Dari persaingan ini, sebanyak empat tim putra dan empat tim putri terbaik berhak lolos ke Kejuaraan Piala Thomas-Uber di Chengdu, China, 27 April-5 Mei.
Saat saya unggul jauh pada gim ketiga, lawan mengubah pola permainan hingga bisa mendapat banyak angka. Adaptasi saya dengan perubahan pola itu pun terlambat. Setelah itu, saya berusaha lebih tenang.
Dua kekalahan Indonesia dari Korea Selatan terjadi pada nomor ganda, nomor yang biasanya menjadi kekuatan utama, tetapi prestasinya menurun pada 2023. Kekalahan yang dialami Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin juga memperlihatkan bahwa mereka belum matang untuk diandalkan meraih kemenangan saat melawan tim kuat dalam kejuaraan beregu.
Berbeda dengan dua lawan sebelumnya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang dikalahkan Indonesia dengan skor 5-0, Korea Selatan memiliki kekuatan yang jauh lebih baik. Korea Selatan, juga, memiliki ganda putra sebagai andalan meraih angka, sama seperti Indonesia.
Maka, ketika kedua partai ini terlepas dari tangan, Indonesia harus mengandalkan kemenangan dari tiga pertandingan tunggal dan ini bukan hal yang mudah. Tanpa diperkuat dua pemain senior, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, Indonesia diperkuat sebagian besar pemain pelapis di skuad tunggal. Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcellyno, dan Alvi Wijaya Chairullah bergabung mendampingi Chico Aura Dwi Wardoyo.
Chico selalu menang, termasuk ketika melawan Korea Selatan. Namun, ada catatan darinya untuk menjalani perempat final, pada Jumat.
Pada babak delapan besar, Jumat (16/2/2024), Indonesia akan melawan salah satu dari tiga tim yang menjadi juara dari grup lain, yaitu China. Pertandingan perempat final ditentukan melalui undian yang dilakukan setelah selesai semua fase penyisihan pada Kamis malam.
Chico membuka penampilan Indonesia dengan kemenangan atas Lee Yun-gyu dengan skor 21-17, 21-23, 22-20 setelah bertanding selama 1 jam 19 menit. Kemenangan itu didapat dengan performa naik-turun.
Dia unggul 16-10 pada gim ketiga, tetapi ditikung lawan hingga skor menjadi 16-18. Chico bahkan gagal memanfaatkan kesempatan menang dua gim saat mendapat tiga match point pada gim kedua.
”Saat saya unggul jauh pada gim ketiga, lawan mengubah pola permainan hingga bisa mendapat banyak angka. Adaptasi saya dengan perubahan pola itu pun terlambat. Setelah itu, saya berusaha lebih tenang,” tutur Chico.
Fikri/Bagas juga harus belajar tampil lebih baik pada momen kritis seperti Chico. Mereka kalah dari Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae setelah unggul lebih dulu pada setiap gim. Fikri/Bagas bahkan unggul 19-14 pada gim kedua, tetapi gagal memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membuat pertandingan berjalan hingga gim ketiga.
Performa Fikri/Bagas secara umum memang baik, apalagi dengan status lawan sebagai juara dunia. Namun, ketika kelemahan mereka muncul, yaitu tak bisa tampil tenang saat unggul, pada akhirnya penampilan bagus itu hanya menjadi pelajaran untuk fase berikutnya. Fikri/Bagas kalah dengan skor 24-26, 20-22.
Fikri bercerita, ketika harus mencari selisih dua poin setelah skor 20-20 pada kedua gim, mereka justru bermain terburu-buru hingga membuat kesalahan. Ini berdampak fatal mengingat Kang/Seo adalah pasangan yang dikenal memiliki permainan rapi, jarang membuat kesalahan.
”Kami sebenarnya sudah memberi perlawanan baik, tetapi hasil akhirnya mengecewakan karena kalah,” kata Fikri.
Leo/Daniel bahkan kalah dari pasangan dadakan, Kim Won-ho/Ki Dong-ju, 21-18, 15-21, 12-21. Kim biasanya berpasangan dengan Na Sung-seung pada nomor ganda putra, selain dia juga bermain dalam nomor ganda campuran. Ki adalah pemain yang sering berganti pasangan. Penampilan terakhirnya adalah pada turnamen Korea Masters, November 2023.
”Kami bermain kurang maksimal, apalagi lawan merupakan pasangan baru. Harusnya kami bisa mengambil poin untuk menentukan kemenangan atas Korea, tetapi tidak bisa memanfaatkan kesempatan terbuka setelah memenangi gim pertama,” ujar Leo yang bermain pada partai keempat saat Indonesia unggul 2-1.
Pada pertandingan terakhir, Yohanes tak bisa mengatasi tekanan dalam pertandingan ”wajib menang” untuk mewujudkan target awal, yaitu menjadi juara grup. Dia kalah dari Woo Seung-hoon 13-21, 21-18, 11-21.
”Gagal menyumbangkan angka di partai terakhir tentu kecewa. Meski demikian, masih ada pertandingan berikutnya. Jadi, kalau dipercaya bermain lagi, saya harus lebih siap,” ujar Yohanes.
Pada beregu putri, Indonesia lolos ke perempat final sebagai juara Grup X setelah dua kali menang. Setelah mengalahkan Kazakhstan, Putri Kusuma Wardani dan kawan-kawan menang 5-0 atas Hong Kong pada pertandingan Kamis.
Persaingan ketat terjadi pada dua partai ganda ketika Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi dan Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto bermain tiga gim dengan selisih skor tipis. Febriana/Amalia menang atas Yeung Nga Ting/Yeng Pui Lam 19-21, 21-10, 21-19, sedangkan Lanny/Ribka mengalahkan Lui Lok Lok/Ng Wing Yung 17-21, 21-15, 24-22.
Sebagai juara grup, lawan Indonesia pada perempat final, Jumat (16/2/2024), adalah peringkat kedua dari grup berbeda, yaitu Malaysia.