logo Kompas.id
OlahragaSaat Atlet Turut Menitipkan...
Iklan

Saat Atlet Turut Menitipkan Harapan di Pemilu 2024

Para atlet menyampaikan harapannya terhadap hasil Pemilu 2024. Kebijakan olahraga bergantung pada pemimpin.

Oleh
REBIYYAH SALASAH
· 4 menit baca
Eko Yuli Irawan dari Indonesia berlaga di cabang olahraga angkat besi 61 kg putra pada Olimpiade Musim Panas 2020, Minggu, 25 Juli 2021, di Tokyo, Jepang.
AP/LUCA BRUNO

Eko Yuli Irawan dari Indonesia berlaga di cabang olahraga angkat besi 61 kg putra pada Olimpiade Musim Panas 2020, Minggu, 25 Juli 2021, di Tokyo, Jepang.

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah atlet Indonesia menitipkan harapannya pada Pemilu 2024 yang digelar serentak pada Rabu (14/2/2024). Siapa pun presiden, wakil presiden, dan anggota legislatif yang terpilih nantinya, mereka berharap perkembangan olahraga dan kesejahteraan atlet dapat menjadi perhatian utama.

Lifter senior Indonesia, Eko Yuli Irawan, menjadi salah satu atlet yang menggantungkan harapan pada Pemilu 2024. Eko mengatakan, Pemilu 2024 dapat menjadi momentum yang menentukan perkembangan olahraga Indonesia. Apalagi, beberapa kebijakan mengenai olahraga bergantung pada pemimpin negara.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Untuk itu, Eko Yuli berharap, pemimpin yang nantinya terpilih memiliki perhatian besar pada olahraga, termasuk soal kesejahteraan atlet. Secara khusus, Eko berharap pemerintah yang baru dapat merealisasikan aturan untuk pemberian apresiasi bagi atlet-atlet peraih medali Olimpiade.

Baca juga: Tidak Ada Dana Pensiun untuk Olimpian

”Semoga aturan untuk apresiasi khusus bagi kami para peraih medali di Olimpiade dari berbagai cabang olahraga bisa disahkan. Apresiasi ini berupa tunjangan seumur hidup yang sudah sempat dibicarakan dengan Kemenpora, bahkan dengan Presiden Joko Widodo, tetapi belum ada realisasinya,” tutur Eko, peraih empat medali di empat edisi Olimpiade ini.

Eko Yuli Irawan, peraih medali perak angkat besi 61 kilogram putra Olimpiade Tokyo 2020, saat berada di podium dalam upacara penganugerahan medali, di Tokyo International Forum, Minggu (25/7/2021).
KOMPAS/ANTONIUS TOMY TRINUGROHO

Eko Yuli Irawan, peraih medali perak angkat besi 61 kilogram putra Olimpiade Tokyo 2020, saat berada di podium dalam upacara penganugerahan medali, di Tokyo International Forum, Minggu (25/7/2021).

Peraih medali emas di Olimpiade cabang bulu tangkis, Liliyana Natsir, pernah menyampaikan harapan soal dana pensiun saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Presiden, kata Liliyana, menganggap hal itu cukup penting karena berkaitan dengan wajah Indonesia di mata internasional. Presiden pun langsung meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk mencatatnya dan memasukkan ke dalam agenda agar bisa segera dibahas.

Para atlet peraih medali Olimpiade seperti Eko dan Liliyana memang sudah lama menyuarakan soal dana pensiun seumur hidup untuk mereka. Tahun lalu, tepatnya 17 Juni 2023, para Olimpian peraih medali ini bertemu dengan Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Dini Purwono serta Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo untuk membicarakan hal tersebut.

Pertemuan tersebut sekaligus untuk menggodok soal rencana penyempurnaan Peraturan Presiden tentang Pemberian Penghargaan Olahragawan. Saat itu, Dito mengatakan, Kemenpora tengah menyiapkan beberapa draf terkait perpres tersebut.

Iklan

Baca juga: Menanti Hadirnya Negara Atasi Kesejahteraan Pejuang Olahraga

Pada 2016, para atlet sebenarnya sempat mendapatkan dana pensiun. Total penerimanya sebanyak 37 atlet peraih medali Olimpiade dan Paralimpiade sejak Seoul 1988. Peraih medali emas meraih Rp 20 juta, peraih medali perak mendapatkan Rp 15 juta per bulan, dan peraih perunggu sebesar Rp 10 juta per bulan. Pendanaan dana pensiun tersebut berasal dari APBN.

https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2021/09/14/20210914-H15-KID-Kesejahteraan-Atlet-mumed_1631634160_gif.gif

Namun, penghargaan yang dinantikan bertahun-tahun itu menjadi yang pertama dan terakhir kalinya. Tahun 2017, jaminan hari tua itu tak lagi diberikan lantaran terbentur aturan Kementerian Keuangan. Dalam ketentuan Kementerian Keuangan, dana pensiun hanya dapat diterima oleh aparatur sipil negara (ASN). Untuk itu, aturan soal dana pensiun kini coba diupayakan melalui perpres.

Pemilu 2024 juga menjadi momentum bagi Rahmad Adi Mulyono menitipkan harapannya soal perkembangan olahraga panjat tebing. Atlet panjat tebing yang sudah menyegel tiket ke Olimpiade Paris 2024 ini berharap, perhatian pemerintah terhadap olahraga yang digelutinya kian besar.

Menurut Adi, minat masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, pada panjat tebing semakin bertambah setiap waktunya. Hal itu tak lepas dari keberhasilan para atletnya berprestasi di kancah internasional, baik menjadi juara dunia maupun menciptakan rekor dunia serta lolos ke Olimpiade.

Baca juga: Lolos Olimpiade Paris 2024, Rahmad Adi Mulyono Menuju Mimpi Tertinggi

”Namun, sarana dan prasarana untuk mewadahi ketertarikan terhadap panjat tebing ini belum merata. Jadi, semoga setelah ini mendapatkan dukungan lebih sehingga muncul atlet-atlet berprestasi lainnya,” ucap Adi yang lolos ke Olimpiade setelah meraih medali emas di Kualifikasi Zona Asia atau IFSC Climbing Asian Qualifier 2023 di Jakarta, November 2023.

Pemanjat Indonesia, Rahmad Adi Mulyono (kanan), menjuarai final nomor speed panjat tebing putra IFSC Climbing Asian Qualifier 2023, di Lot 11 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (12/11/2023). Rahmad meraih tiket Olimpiade Paris 2024 setelah mengalahkan rekan senegaranya di babak final, Kiromal Katibin, dengan catatan waktu 5,35 detik.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pemanjat Indonesia, Rahmad Adi Mulyono (kanan), menjuarai final nomor speed panjat tebing putra IFSC Climbing Asian Qualifier 2023, di Lot 11 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (12/11/2023). Rahmad meraih tiket Olimpiade Paris 2024 setelah mengalahkan rekan senegaranya di babak final, Kiromal Katibin, dengan catatan waktu 5,35 detik.

Seperti Adi, pesepak bola putri Tia Darti juga menyampaikan harapan agar cabang olahraga yang digelutinya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Mantan pemain timnas sepak bola putri ini berharap, pemerintah yang baru bisa membantu mewujudkan kompetisi yang profesional dan reguler.

Tanpa adanya kompetisi, tutur Tia, sepak bola putri Indonesia akan tertinggal dan mengalami kemunduran. Alhasil, timnas pun sulit bersaing, bahkan di level Asia Tenggara. ”Semoga perhatian terhadap timnas lebih banyak sehingga sepak bola putri bisa lebih berkembang dan bersaing dengan negara-negara tetangga,” ujarnya.

Harapan di Pemilu 2024 juga datang dari cabang olahraga basket. Pebasket Bima Perkasa Jogja, Avin Kurniawan, berharap presiden dan wakil presiden terpilih dapat mempersatukan bangsa dan memajukan dunia olahraga, termasuk basket.

”Dengan begitu, olahraga Indonesia bisa menjadi patokan olahraga terutama di Asia Tenggara,” kata Avin.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000