Disiplin Kunci Menjaga Konsistensi Penampilan
Menjaga konsistensi bukan hal mudah di sepak bola. Latihan tidak semata menjamin pemain bisa tampil baik di setiap gim.
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Bagi pemain-pemain berusia remaja, faktor non-teknis cenderung memberikan pengaruh besar bagi performa mereka di lapangan hijau. Meskipun ada program latihan dari tim pelatih, dorongan dari diri sendiri untuk menjaga kedisiplinan adalah kiat terbesar apabila mereka ingin menapaki jalan menuju ranah profesional.
Asiana Soccer School adalah satu-satunya tim yang belum terkalahkan hingga memasuki pekan ke-12 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim 2023-2024. Mereka kian tak tergoyahkan di puncak klasemen dengan koleksi 32 poin setelah melibas Buperta Cibubur, 3-0, Sabtu (10/2/2024), di Lapangan Dewantara, Tangerang Selatan, Banten.
Dengan menyisakan tiga pertandingan di musim ini, pesaing utama Asiana ialah Intan Soccer Cipta Cendikia. Asiana hanya unggul satu poin dari Intan Soccer yang melibas Oneway Soccer School dengan skor serupa, 3-0, di pekan ke-12.
Meskipun berjarak amat tipis di papan klasemen, Asiana membuktikan mampu tampil konsisten nirkalah menjelang masa-masa krusial kompetisi. Sebaliknya, Intan Soccer sudah sempat menderita kekalahan di pekan ke-11 lalu dari Kabomania Muda.
Baca juga: Membangun ”Rumah” Pesepak Bola Belia
Pelatih Asiana Soccer School Iskandar Makmur mengungkapkan, banyak tantangan untuk menjaga performa individu dan kolektif anak asuhannya. Iskandar belum puas dari penampilan timnya. Ia menyebut timnya sempat terlena ketika mengalami dua hasil imbang ketika ditahan BMIFA, 1-1, di pekan ke-10, lalu imbang tanpa gol melawan Babek Soccer School di pekan ketiga.
”Hari ini kami menang, tetapi saya belum puas dari permainan anak-anak. Mereka masih kerap melakukan kesalahan mendasar, seperti operan yang terlalu lemah dan sentuhan pertama yang buruk,” tutur Iskandar seusai laga.
Padahal, kata Iskandar, latihan kemampuan dasar dan instruksi untuk pola permainan telah dilakukan tiga kali dalam sepekan. Namun, hal itu kerap tidak dijalankan baik oleh skuad asuhannya. Atas dasar itu, Iskandar menegaskan pentingnya kedisiplinan dari semua pemain.
”Mereka wajib mengikuti latihan rutin tiga kali seminggu dan mengirimkan video latihan mandiri satu hari sebelum bertanding. Jika itu dilanggar, mereka tidak akan bermain. Anak-anak perlu memperhatikan kedisiplinan apabila mereka ingin menjaga level permainan mereka,” ujar Iskandar yang telah membawa skuadnya merah gelar Asiana Cup 2023.
Baca juga: Jalan Panjang Membentuk Pesepak Bola Profesional
Kedisiplinan tinggi yang diterapkan Iskandar semata untuk membantu pula para pemain belia. ”Saya senang apabila mampu membawa mereka juara. Namun, misi terbesar saya adalah menyaksikan mereka bisa membela Indonesia di ajang internasional, misalnya mewakili Liga Kompas di Piala Gothia dan membela timnas kelompok umur,” katanya.
Khairi Arbiansyah, gelandang bertahan Intan Soccer, bersyukur bisa membantu timnya kembali ke jalur kemenangan. Pada pekan ke-11, Intan Soccer menelan kekalahan perdana dari Kabomania Muda. Itu membuat mereka harus merelakan posisi puncak klasemen kepada Asiana.
Berbeda dengan mayoritas pemain di Liga KG U-14 yang berlatih di klub asal tempat tinggal mereka, Khairi merupakan siswa akademi Intan Soccer. Ia rela berjauhan dengan kedua orangtuanya demi mengejar mimpi di dunia sepak bola. Khairi tinggal bersama rekan setimnya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Sementaran, kedua orangtuanya bermukim di Medan, Sumatera Utara.
”Kalau kangen orang tua bisa video call. Dukungan orangtua yang membuat saya bersungguh-sungguh untuk bermain sepak bola,” ujar Khairi.
Baca juga : Merayakan Kegembiraan di Lapangan
Anak-anak perlu memerhatikan kedisiplinan apabila mereka ingin menjaga level permainan mereka.
Pemain yang dinobatkan Pemain Terbaik Liga KG U-14 2023-2024 Bulan Januari itu menambahkan, ”Selain menjalani program latihan dari pelatih, saya juga berusaha meningkatkan kemampuan individu secara mandiri. Saya mengevaluasi kekurangan dari setiap pertandingan agar bisa tampil lebih baik dan membantu tim meraih kemenangan.”
Anggota tim pemandu bakat LKG U-14 2023-2024, Dede Sulaeman, menilai Khairi adalah segelintir pemain yang mampu menunjukkan konsistensi di setiap pekan kompetisi. Khairi adalah otak dari permainan Intan Soccer. Ketenangannya dalam menguasai bola serta keahliannya mengatur tempo permainan adalah keunggulan yang amat terlihat meskipun ia tidak mencetak gol.
Satu sikap Khairi yang amat menunjang dua keunggulannya itu adalah scanning atau selalu memantau kondisi di sekitar dirinya sebelum menerima bola. Itu membantu Khairi untuk bisa menyajikan operan-operan akurat dan umpan kunci kepada rekan-rekannya di lini serang.
Simak juga: Tim Pelatih Tottenham Hotspur Sambangi Liga Kompas Kacang Garuda U-14
Rela berkorban
Untuk menjadi pemain profesional, Dede mengingatkan, para pesepak bola remaja di Liga KG U-14 untuk siap berkorban. Utamanya, pengorbanan waktu demi meningkatkan kemampuan diri. Alhasil, Dede meminta, para pemain menanggalkan kebiasaan remaja pada umumnya yang gemar mencari kesenangan dengan bermain yang tidak menunjang impian mereka menjadi pemain sepak bola.
”Sekarang pesepak bola sudah semakin muda bisa menembus level profesional. Di luar menjalani latihan dari pelatih, pemain-pemain belia wajib menjalani latihan sendiri. Sebab, konsistensi dan pengembangan skill amat tergantung dari dorongan diri sendiri,” ujar Dede, eks penyerang sayap kanan tim nasional Indonesia dekade 1980-an.