Pertandingan pertama Liga Kompas Kacang Garuda U-14 setelah tahun baru penuh kegembiraan. Ada harapan dan semangat baru terpancar.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Euforia perayaan Tahun Baru terbawa ke lapangan dalam laga pekan ketujuh Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Minggu (7/1/2024). Para pemain tampil dengan semangat dan harapan baru sehingga kegembiraan pun terpancar. Mereka mulai memahami kompetisi lebih dari soal menang-kalah, tetapi juga sebagai ajang unjuk kemampuan, beradu teknik dan kekuatan, serta mengasah mentalitas.
Kegembiraan diperlihatkan skuad Bintang Ragunan yang menghadapi Maesa di Dewantara Sports Center, Tangerang. Laga perdana pada 2024 ini krusial bagi kedua tim. Bintang Ragunan dan Maesa sama-sama berada di papan bawah klasemen dan belum pernah mencatatkan kemenangan. Meski demikian, Bintang Ragunan berupaya bermain lepas tanpa beban.
Para pemain tampil dengan semangat dan harapan baru sehingga kegembiraan pun terpancar.
Hasil dari permainan tanpa beban itu ialah kemenangan perdana Bintang Ragunan, 2-0. Kapten Bintang Ragunan, Alif Rahmat Nur Aziz, mengatakan, mereka tidak bisa bermain maksimal pada pertandingan enam pekan sebelumnya. Itu terjadi karena mereka terlalu ngotot untuk menang.
”Ya, di tahun baru, kami pengin punya semangat baru. Enggak terlalu ngotot, tetapi juga tetap berusaha bermain bagus. Kalau kami sudah menunjukkan kemampuan paling bagus, kata pelatih hasilnya juga pasti bagus,” ucap Alif.
Sejak sepak mula, Bintang Ragunan menunjukkan determinasi. Namun, beberapa percobaan mencetak gol selalu gagal karena kesalahan sendiri. Para pemain tidak mampu mengontrol bola dengan baik dan sering salah mengirim umpan.
Bintang Ragunan menunjukkan penampilan lebih baik pada babak kedua. Serangan lebih rapi, kesalahan-kesalahan pun berhasil dikurangi. Tim yang dibentuk pada 2014 ini hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk mencetak gol melalui Rayhan Febriano Wibowo. Bahkan, Rayhan menggandakan golnya 2 menit berselang.
Pelatih Bintang Ragunan Abu Bakar tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya atas kemenangan perdana tersebut. Tambahan tiga poin itu melegakan hatinya sebagai seorang pelatih. Bagaimana pun, kata Abu Bakar, ia memiliki beban untuk membawa timnya menang.
Kemenangan akan menjadi modal bagi Bintang Ragunan untuk menjauh dari zona degradasi. Sebelum laga, tim asal Jakarta tersebut menempati peringkat ke-14 dengan raihan tiga poin atau hanya terpaut dua poin dari Maesa yang menjadi juru kunci. Kendati masih berada di zona degradasi, mereka kini naik ke peringkat ke-13.
”Posisi pelatih itu dilematis, kami menginginkan menang, tetapi tidak mau pemain terbebani karena tujuannya pembinaan. Maka dari itu, sejak tiga pekan sebelumnya, saya berusaha agar tekad menang itu muncul dari pemain sendiri. Sesederhana dimulai dengan latihan serius dan konsisten,” tutur Abu Bakar.
Kendala utama yang sebelumnya mendera Bintang Ragunan adalah inkonsistensi dalam latihan. Menurut Abu, beberapa pemain hanya menginginkan bertanding tanpa mau berlatih. Akan tetapi, belakangan, mereka mulai berubah. Perlahan, kekompakan tim juga terbentuk.
Selain Bintang Ragunan, kegembiraan juga terpancar dari wajah para pemain Maesa di lapangan. Alih-alih frustrasi lantaran sulit menembus pertahanan lawan, skuad Maesa tetap menikmati permainan.
Kapten Maesa, Bayu Agung Nugroho, menuturkan, mereka mulai terbiasa menghadapi situasi sulit, termasuk kekalahan. Perubahan demi perubahan juga terlihat, mulai dari ketenangan di lapangan, penguasaan bola, hingga penerapan strategi. ”Semoga tahun baru, kami bisa lebih baik,” tutur Bayu.
Harapan serupa diutarakan Pelatih Akademi Persib Bogor Ajat Sudrajat. Seperti pekan lalu, Akademi Persib Bogor kembali menelan kekalahan 1-2. Dalam duel sesama tim dari Kota Hujan melawan Oneway Soccer School, Ajat melihat skuad asuhannya tampil lebih gigih.
Pada pekan lalu melawan Salfas Soccer, Akademi Persib Bogor unggul lebih dulu sebelum akhirnya kebobolan dua gol. Mereka gagal mempertahankan keunggulan dan mengejar ketertinggalan. Pada pekan ini, tim yang dibentuk 2020 tersebut tertinggal dua gol dan menipiskan skor menjelang akhir laga.
”Memang, kami ingin menang, begitu juga orangtua. Namun, kami juga harus ingat tujuan kompetisi ini untuk pembinaan. Saya ingin pemain bertambah pengalamannya dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya di sini,” tutur Ajat.
Kekalahan dari Oneway membuat Akademi Persib Bogor turun satu tingkat ke peringkat ke-14 klasemen dengan koleksi 4 poin. Sementara posisi papan tengah dan papan bawah berubah dari pekan lalu, tiga besar bergeming. Asiana Soccer School, Intan Soccer Cipta Cendikia, dan Salfas Soccer masih menjadi penghuni papan atas. Ketiga tim ini sama-sama meraup kemenangan pada pekan ketujuh.