Saat anak-anak sekolah lain sedang berlibur, para pemain Liga Kompas Kacang Garuda U-14 tetap berjuang mengarungi kompetisi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Di tengah rentetan tanggal merah akhir tahun 2023 dan libur sekolah, Liga Kompas Kacang Garuda U-14 tetap digelar. Situasi itu menciptakan berbagai pendekatan unik dari sekolah sepak bola. Mereka ingin para pemain bisa selalu gembira dan juga tetap berkomitmen penuh di lapangan.
Pada Minggu (24/12/2023) pagi yang terik, hawa liburan sudah begitu terasa di Dewantara Sports Center. Keesokan harinya adalah hari libur nasional yang bertepatan dengan perayaan Natal. Namun, alih-alih berlibur dan berekreasi dengan keluarga, para pemain Liga Kompas justru harus menjalani laga pekan kelima.
Anak-anak Babek Soccer School, misalnya. Mereka sudah berkumpul sejak subuh di lapangan latihan tim, Cilincing, Jakarta Utara. Babek mesti datang sangat dini karena kebagian jadwal main kedua, pukul 08.00 WIB. Mereka berlaga versus Kabomania saat para pemain sudah dirasuki hasrat berlibur.
Manajemen Babek sudah merencanakan perjalanan ke Puncak Bogor bersama para pemain dan keluarga masing-masing. Mereka akan berangkat setelah laga. Namun, dampak rencana itu tampak kurang baik di awal pertandingan. Mereka seperti terhipnotis dengan serangan cepat Kabomania, lalu tertinggal 0-2 di 15 menit awal.
”Anak-anak ini fokusnya sudah jalan-jalan ke puncak. Sudah itu kepikirannya di awal. Makanya, saya kaget kecolongan seperti itu. Tetapi biasa usia dini, kesalahan seperti itu bisa dimaklumi. Babak kedua saya serahkan kepada mereka, saya bangga apa pun hasilnya asalkan mereka fight,” kata pelatih Babek Abdul Gafur.
Seiring perubahan formasi dari 4-2-3-1 ke 3-4-1-2, Babek bangkit pada babak kedua. Mereka mengepung pertahanan Kabomania dengan serangan dari berbagai arah. Hasilnya berbuah manis. Babek menciptakan gol penyeimbang tiga menit jelang peluit panjang lewat penyerang Gimas Rahman. Laga pun berakhir 2-2.
Menurut kapten Babek, Abdullah Azam Arrayyan, motivasi tim berlipat ganda karena sadar kekalahan itu bisa merusak liburan mereka. ”Waduh. Enggak tahu tadi kalau kalah gimana suasana di Puncak nanti. Bisa senyap kali. Tetapi, saya senang sama perjuangan teman-teman. Tadi hampir saja bisa menang di akhir,” ucapnya.
Tidak mudah bagi pemain seusia Abdullah untuk tetap bertanding di hari libur. Mereka sudah sekolah dan berlatih sehari-hari serta berlaga di setiap pekan. Namun, saat rekan-rekan seusianya sedang berlibur keluar dari rutinitas, mereka tetap harus berkutat pada siklus yang sama.
Bahagia itu penting. Nomor satu. Kalau pemain sudah tidak menikmati, tidak ada tujuan dan gairah lagi. Itu PR pelatih dan orangtua untuk menjaganya.
Menurut Abdul, itu alasan Babek mengadakan liburan setiap akhir tahun. Tujuannya agar para pemain bisa mengisi energi sekaligus memperkuat harmonis tim. ”Bahagia itu penting. Nomor satu. Kalau pemain sudah tidak menikmati, tidak ada tujuan dan gairah lagi. Itu PR pelatih dan orangtua untuk menjaganya,” ucapnya.
Arsene Wenger, salah satu manajer legendaris di Liga Inggris, pernah berkata dalam wawancara The Guardian, potensi pemain muda sering terhenti akibat terjebak dalam kejenuhan. Karena itu, mereka perlu banyak kegiatan lain yang dilakukan anak di usia tersebut. Baru saat 18 mencapai tahun, mereka harus fokus sepenuhnya.
Pendekatan berbeda dilakukan oleh Pelatih Buperta Cibubur Iqrom Muhammad Dida. Tidak ada kegiatan libur satu tim bersama seperti Babek. Namun, dia tidak melarang jika ada pemain yang ingin meminta libur sejenak di akhir tahun. Dengan catatan, mereka tetap berkomitmen penuh dalam latihan dan menjaga kondisi.
Pendekatan tersebut tampak berpengaruh positif saat Buperta menahan imbang BMIFA, 1-1. ”Karena, ini kan waktunya buat mereka refreshing. Kami ngasih waktu, ada yang pulang kampung. Salah satunya Yazid (Rasyad). Tetapi, dia bertanggung jawab. Jumat sudah latihan, hari ini malah main lebih bagus,” kata Iqrom.
Yazid, di gelandang, berperan penting menjaga skor tetap imbang. Laga Buperta versus BMIFA berjalan dengan tempo sangat tinggi. Buperta lebih dominan dalam penguasaan, tetapi tim lawan selalu mengancam dengan serangan balik. Dengan ketenangannya, Yazid bisa mengontrol lini tengah selama tampil penuh 60 menit.
Terlepas dari berbagai pendekatan pelatih, ada juga pemain muda yang memang tidak butuh jeda. Mereka menganggap lapangan sepak bola sebagai tempat liburan terbaik. Salah satunya bek sayap Buperta, Tory Risky Septiano, yang menciptakan gol semata wayang tim saat laga baru berjalan tiga menit tersebut.
Tory bergegas ganti baju dan ingin pulang setelah pertandingan. Dia berkata, harus cepat-cepat untuk mengejar laga sparing lain bersama Buperta. Baginya, kesempatan libur ini merupakan waktu terbaik untuk menimba ilmu sebanyak mungkin di lapangan. ”Tidak iri sama teman-teman lain yang jalan-jalan. Liburan di lapangan saja. Sukanya di rumput,” pungkasnya.