"Martinator" Menebar Teror di Sepang
Jorge Martin terus menebar teror dalam tes pra musim MotoGP 2024. Dia konsisten solid dan jadi alarm persaingan juara.
SEPANG, RABU – Jorge Martin membuktikan tekadnya untuk mengunci gelar juara MotoGP musim 2024 ini dengan tancap gas sejak tes pramusim pertama di Sepang, Malaysia. Dia konsisten tampil solid dengan memuncaki catatan waktu hari pertama dan paruh pertama hari kedua, serta mencetak rekor baru waktu putaran 1 menit 57,274 detik. Dia hanya perlu melaju sembilan lap untuk mencatat rekor itu di awal tes hari kedua.
"Martinator", demikian julukan Martin, memiliki motivasi sangat besar musim ini untuk menuntaskan urusan yang belum selesai musim lalu, saat dia nyaris juara. Namun, sejumlah kesalahan dalam beberapa balapan akhir musim 2023 membuat pebalap tim Prima Pramac Racing itu kalah dari pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia.
Lebih baik menjadi cepat daripada lambat, tetapi hari ini (Selasa) saya tidak terlalu memperhatikan waktu putaran.
Musim ini, dia bertekad menuntaskan itu, dengan merebut gelar juara dari tangan Bagnaia. Dia pun mengisi libur musim dingin dengan program latihan untuk memerbaiki kondisi fisik serta stamina, sehingga bisa mengendalikan Desmosedici GP saat dipacu hingga limit.
Hasil latihan itu mulai terlihat dalam tes pertama MotoGP 2024 di Sepang, ketika dia bisa langsung solid sejak hari pertama. Bahkan, dia bisa mencetak waktu lap tercepat pada hari pembuka itu, dalam kondisi trek kotor dan sebagian basah.
"Lebih baik menjadi cepat daripada lambat, tetapi hari ini (Selasa) saya tidak terlalu memperhatikan waktu putaran. Saya lebih fokus pada pemahaman mesin mana yang lebih baik, karena kami fokus pada mesin baru," jelas Martinator, julukan Martin, pada hari pertama tes di Sepang.
Menurut Martin, selain sejumlah hal positif pada saat tes, mereka juga menemukan sejumlah hal negatif yang harus diatasi. "Saya mencetak waktu putaran itu dengan ban baru, tetapi itu bukan hal terpentung untuk diperhatikan. Hal terpenting untuk diperhatikan adalah performa, pengendalian, koneksi dengan bukaan gas," tegas Martin yang seperti Bagnaia memacu Desmosedici GP24.
Baca juga: Marc Marquez Temui Kendala dengan Ducati
Motor Ducati spesifikasi terbaru mendapat respons positif dari pebalap mereka, Bagnaia, Martin, dan Enea Bastianini. Mereka menilai, GP24 memiliki tenaga lebih besar dibandingkan GP23, tetapi tidak kehilangan kemudahan pengendalian. Namun, masing-masing pebalap tetap perlu beradaptasi dengan mesin baru itu, untuk mengeksploitasi potensi terbaiknya.
"Pengendalian bagus dan sangat mirip dengan 2023. Mungkin kami memiliki beberapa titik lemah dan saya tidak bisa memberi tahu Anda lebih banyak lagi. Tetapi, menurut saya, secara umum ini motor yang lebih baik," ujar pebalap asal Spanyol itu.
Martin menyebut, ada sejumlah hal yang perlu dicoba agar motor mereka semakin kompetitif.
"Untuk saat ini, saya lebih menyukai mesin 24, tetapi seperti yang saya katakan, masih perlu mengerjakan ini karena kami tidak ingin melakukan kesalahan yang sama dengan 2022. Kami harus mengerjakan detail-detail kecil karena kami memiliki lebih banyak komponen untuk dicoba, termasuk fairing," jelas Martin kepada MotoGP.
Meskipun mendapat motor baru yang memiliki potensi besar kompetitif, Martin tetap menilai persaingan musim ini tidak akan mudah. Tim-tim pabrikan lain melakukan peningkatan signifikan, sehingga akan lebih banyak pebalap yang bersaing di depan.
Baca juga: Quartararo dan Rins Langsung Memiliki ”Chemistry”
"Sepertinya kami memiliki tenaga sedikit lebih besar yang berarti bagus, karena saya melihat pabrikan lain seperti Honda dan Yamaha meningkat. Saya melihat di trek mereka cukup kencang. Jadi, penting memiliki tenaga lebih besar," ujar Martin.
Kecepatan puncak
Pengamatan Martin pada peningkatan motor Honda dan Yamaha dibuktikan dengan catatan kecepatan puncak pada tengah hari tes hari kedua, saat Fabio Quartararo mencetak top speed tertinggi. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu mencetak kecepatan puncak 338,5 kilometer per jam. Dia mengungguli dua pebalap KTM Brad Binder dan Jack Miller yang berada di posisi kedua dan ketiga dengan catatan sama 337,5 kilometer per jam.
Pebalap baru tim Repsol Honda Luca Marini di posisi keempat dengan 336,4 kilometer per jam. Kecepatan puncak Marini sama dengan empat pebalap di bawahnya yaitu rookie Pedro Acosta, Joan Mir, Marco Bezzecchi, dan Marc Marquez.
Namun, peningkatan kecepatan puncak motor Yamaha YZR-M1 itu belum membuat Quartararo bisa tenang. Juara MotoGP 2021 itu menilai, motor masih terlalu agresif sehingga belum bisa memaksimalkan potensi motor. Dia pun masih fokus mencari setelan elektronik yang tepat untuk menjadikan M1 lebih kompetitif. Saat ini, dia menilai M1 belum cukup untuk bersaing meraih gelar juara MotoGP 2024.
Baca juga: Terobosan Yamaha untuk Kembali Tampil Kompetitif di MotoGP
"Lebih cepat pada saat ini dan saya senang, karena mesin lebih baik dari tahun lalu. Tetapi, kami belum menggunakan seluruh potensi motor. Karakternya terlalu agresif dan kami belum menggunakan seluruh potensi motor kami," jelas Quartararo dikutip Crash.
"Jelas, bagi saya untuk bertarung meraih kemenangan ini tidak cukup. Ini tidak cukup, tetapi ada perbedaan besar antara bertarung di sepuluh besar dengan lima besar dalam banyak balapan. Jadi, menurut saya, sekarang kami dalam posisi yang jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu, tetapi kami tetap bukan motor pemenang," tegas Quartararo.