Persebaya Surabaya menang 1-0 atas Bhayangkara Presisi Indonesia sekaligus memupus sepuluh laga tanpa menang.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gol teramung Paulo Henrique mengantar Persebaya Surabaya menang 1-0 (0-0) atas Bhayangkara Presisi Indonesia di pekan ke-24 Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Jawa Timur, Minggu (4/2/2024) petang. Kemenangan setelah sepuluh laga itu harus dibayar mahal karena kartu merah untuk kapten Reva Adi Utama dan cedera serius kiper Ernando Eri Sutaryadi.
Meski menang, posisi ”Green Force”, julukan Persebaya, tidak berubah di klasemen sementara. Tim asuhan Paul Munster ini tertahan di urutan ke-12 dengan 30 poin dari 7 kemenangan, 9 imbang, dan 8 kekalahan. Persebaya masih buruk dalam produktivitas gol, yakni mencetak 25 gol dan kemasukan 33 gol, karena lima laga kalah dan lima laga seri atau sepuluh laga tanpa menang.
Kemenangan ini sangat penting karena sudah lama tim tidak merasakannya.
Kekalahan itu membuat ”The Guardians”, julukan Bhayangkara, terbenam di dasar klasemen sementara. Meski diperkuat Radja Nainggolan, mantan pemain AS Roma dan Inter Milan, tim asuhan Roberto Gomez ini cuma mengemas 15 poin dari 2 kemenangan, 9 imbang, dan 13 kekalahan. Bhayangkara mencetak 23 gol tetapi kemasukan 40 gol.
Bagi Munster, kemenangan itu amat berarti karena didapat di laga kedua bersama Persebaya. Di laga tunda sebelumnya kontra PSIS Semarang, tim asuhannya bermain imbang 1-1. Kemenangan itu juga seolah menghapus kenangan indah Munster yang pernah menangani Bhayangkara kurun 2019-2022.
Di hadapan 6.270 penonton (14 persen dari kapasitas), tuan rumah hampir dikejutkan oleh serangan Bhayangkara di awal laga. Tembakan sayap serang Witan Sulaeman dari luar kotak penalti menyimpang di sisi kiri gawang Ernando.
Persebaya membalas dengan kreasi sayap serang Bruno Moreira yang mengirim umpan silang lambung ke kotak penalti, disambut sundulan Paulo, tetapi tidak membahayakan gawang Bhayangkara yang dikawal Muchamad Aqil Savik. Selanjutnya, gelandang serang Muhammad Iqbal melepaskan tembakan dari luar kotak penalti tetapi melambung dari gawang Aqil Savik.
Gol penting dan ditunggu itu akhirnya lahir pada menit ke-55. Bruno mengirim umpan tarik yang disambar kaki kiri Paulo untuk menaklukkan Aqil Savik. Bhayangkara membalas bahkan tercipta peluang emas ketika tendangan jarak jauh Radja membentur mistar gawang dan diselamatkan Ernando.
Di kesempatan berikutnya, Radja mengirim umpan kepada Matias Mier yang tinggal berhadapan dengan Ernando tetapi sepakannya gagal berbuah gol. Ernando kembali cemerlang dengan menyelamatkan gawang dari kebobolan setelah menghalau tendangan keras Sani Rizki.
Pada menit ke-82, wasit Tommi Manggopa mengeluarkan kartu merah bagi Reva Adi dan Sani Rizki. Kedua pemain ini dinyatakan berbuat tindakan tidak sportif sehingga diusir dari lapangan. Situasi ini meningkatkan tensi kedua tim untuk bermain keras. Menjelang akhir laga, dengan tambahan waktu 10 menit, Ernando terpaksa ditandu dan digantikan oleh Andhika Ramadhani karena cedera.
Dalam jumpa pers seusai laga, Munster mengatakan, kemenangan itu didapat dengan susah payah dan mahal. Namun, kemenangan ini berarti timnya dapat menjalankan instruksi agar tampil lebih kuat. Bhayangkara memberi perlawanan sengit karena dalam kondisi terlemah di kompetisi sehingga terancam degradasi.
”Kemenangan ini sangat penting karena sudah lama tim tidak merasakannya,” kata Munster, pelatih asal Irlandia Utara itu.