Debut Pelatih Paul Munster menangani Persebaya Surabaya kurang mulus setelah imbang 1-1 dengan tim tamu PSIS Semarang.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Sayap serang Persebaya Surabaya, Bruno Moreira, saat laga tunda kontra PSIS Semarang di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (30/1/2024). Persebaya imbang 1-1 dengan PSIS.
SURABAYA, KOMPAS — Debut kepelatihan Paul Munster menangani Persebaya Surabaya berjalan kurang mulus. Saat menjalani laga tunda pekan ke-20 Liga 1, Persebaya imbang 1-1 saat menjamu PSIS Semarang di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/1/2024).
Laga di hadapan 4.250 penonton itu menjadi yang perdana di tahun ini setelah jeda kompetisi lumayan panjang. Laga terakhir Persebaya, sebelum ditangani Paul Munster, dijalani saat tandang melawan Persikabo 1973 di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Jawa Barat, 17 Desember 2023. Persebaya yang saat itu masih ditangani Pelatih interim Uston Nawawi bermain imbang 1-1.
Selanjutnya, sejak 4 Januari 2024, Munster, mantan pesepak bola Irlandia Utara, resmi sebagai Pelatih Kepala ”Green Force”, julukan Persebaya. Untuk menghadapi PSIS di laga tunda, Persebaya punya waktu cukup dan ideal, yakni hampir empat pekan, demi kemenangan. Namun, bersama pelatih baru, laga perdana tahun ini belum berbuah manis.
Bahkan, tuan rumah bermain agak canggung karena 10 menit laga berjalan, tim tamu cukup leluasa menguasai lini tengah. Namun, lima menit kemudian, Persebaya mulai dapat keluar dari tekanan sekaligus menambah akselerasi serangan. Persebaya mulai menguasai permainan dan mengirim gelombang serangan ke jantung pertahanan ”Laskar Mahesa Jenar”, julukan PSIS.
Asyik menyerang tetapi lamban membangun pertahanan mengakibatkan Persebaya hampir kebobolan pada menit ke-16. Victor Vitinho mengirim umpan silang lambung ke tiang jauh dan disambar dengan sundulan Gali Freitas. Untunglah, bola membentur tiang dan memantul ke luar meski terlambat disapu pemain PSIS. Kesempatan emas itu urung berbuah gol.
Meski demikian, kegagalan gol tadi akhirnya berbuah manis. Vitinho dari luar kotak penalti melihat celah lebar pertahanan Persebaya sehingga melepaskan tembakan keras jarak jauh. Kiper Andhika Ramadhani sigap menahan bola yang kencang. Sayang, bola tidak bisa ditangkap, tetapi memantul. Di saat bersamaan, Taisei Marukawa menusuk lebih cepat dari kawalan bek Persebaya, menyapu bola muntah itu dan menjebol gawal tuan rumah pada menit ke-19.
Terkejut dengan gol itu, tuan rumah berbenah dengan bermain disiplin dan mencari celah kesalahan PSIS. Benarlah, kesalahan itu muncul pada menit ke-28. Boubakary Diarra menerima umpan dari kiper Adi Satro tetapi ceroboh dalam mengolah. Kecerobohan itu dimanfaatkan oleh Andre Oktaviansyah sehingga dapat mencuri bola dan mengirim tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti yang tak dapat dijangkau oleh Adi Satro.
Gol balasan itu kemudian meningkatkan agresivitas tuan rumah untuk menekan PSIS. Namun, sampai laga berakhir, kedua tim tidak dapat menambah gol. Persebaya harus puas menerima kenyataan bermain imbang 1-1 dengan PSIS, salah satu lawan bebuyutan dari era perserikatan (sebelum 1994).
Hasil imbang itu membuat Persebaya tertahan di posisi ke-12 klasemen sementara dengan 27 poin dari enam kemenangan, sembilan seri, dan delapan kekalahan. Hasil seri ini juga menjadi yang kelima beruntun setelah 0-0 melawan RANS Nusantara lalu 1-1 dengan Persija Jakarta, Persis Solo, dan Persikabo.
Bagi PSIS, hasil imbang itu menempatkan tim di posisi ke-4 klasemen sementara dengan 39 poin dari sebelas kemenangan, enam imbang, dan enam kekalahan. PSIS tertinggal 1 poin dari Persib Bandung di urutan ketiga, dua poin dari Bali United di posisi kedua, dan 12 poin dari Borneo FC yang memuncaki klasemen sementara.
Seusai laga, dalam jumpa pers, Munster menyatakan kekecewaannya. Baginya, Persebaya layak menang karena lebih dominan dalam permainan. Timnya membuat 14 tembakan yang 7 di antaranya mengarah ke gawang. Selain itu, Persebaya menciptakan enam kreasi peluang.
”Banyak peluang gol dan seharusnya kami bisa mencetak lebih banyak gol,” kata Munster. Meski tidak senang dengan hasil, Munster memuji penampilan dan daya juang timnya yang berlaga saat hujan turun.
Munster menginginkan timnya menjadi lebih kuat terutama saat menjamu Bhayangkara Presisi Indonesia FC di pekan ke-24 pada Minggu (4/2/2024). Munster ingin timnya memanfaatkan laga kandang itu untuk meraih kemenangan mengingat tim tamu dalam kondisi terlemah di kompetisi dengan menempati dasar klasemen sementara atau urutan ke-18.