Indonesia tak akan mendapat gelar dari turnamen bulu tangkis Thailand Masters. Tiga wakil terakhir kalah di semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, SABTU — Hadirnya tiga wakil dari nomor ganda pada semifinal turnamen bulu tangkis Thailand Masters sempat menumbuhkan harapan akan ada gelar juara bagi Indonesia. Namun, Indonesia pada akhirnya tak memiliki pemain yang akan bersaing di final.
Tiga ganda dari nomor berbeda itu kalah pada semifinal yang berlangsung di Stadion Nimibutr, Bangkok, Sabtu (3/2/2024). Mereka adalah ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (ganda campuran), dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi (ganda putri). Mereka kalah masing-masing dalam pertandingan dua gim.
Fikri/Bagas, bahkan, kalah telak dari He Ji Ring/Ren Xiang Yu (China) dengan skor 15-21, 6-21. Mereka kesulitan mengatasi kecepatan He/Ren seperti yang terjadi pada pertemuan pertama di semifinal Perancis Terbuka 2023. Namun, ketika itu, Fikri/Bagas bisa memenangi pertandingan dengan selisih skor tipis 21-16, 19-21, 22-20.
Hasil yang didapat dari turnamen berlevel BWF World Tour Super 300 ini sama seperti yang didapat Fikri/Bagas pada 2023. Pada tahun lalu, langkah mereka dihentikan oleh Su Ching Heng/Ye Hong Wei (Taiwan).
”Pertandingan tadi tidak seperti yang kami harapkan. Tentu kami kecewa dengan hasil hari ini. Lawan bermain baik dengan tidak memberikan ruang pada kami untuk keluar dari tekanan,” komentar Bagas.
Fikri menambahkan, dia dan Bagas telah berusaha untuk terus berkomunikasi, termasuk dengan pelatih, juga mencoba berbagai strategi. ”Tetapi, yang dilakukan di lapangan memang sulit. Apalagi, lawan bermain sangat bagus. Mereka terus menyerang dan tidak memberi celah untuk bisa diserang balik,” kata Fikri.
Di final, He/Ren akan berhadapan dengan pasangan Thailand yang lolos dari babak kualifikasi, Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul. Mereka adalah pemain yang mengalahkan atlet Indonesia lainnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, pada babak kedua.
Pada nomor ganda putri, Febriana/Amalia disingkirkan pemain tuan rumah, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, 13-21, 21-23. Ganda Indonesia ranking ke-18 dunia itu sebenarnya berpeluang membuat pertandingan berjalan tiga gim ketika bisa menambah enam poin beruntun, dari 14-20 menjadi 20-20, pada gim kedua. Namun, karena bermain kurang tenang, Febriana/Amalia gagal memanfaatkan peluang tersebut.
Semifinal tersebut menjadi yang pertama bagi Febriana/Amalia sejak mencapai final Taiwan Terbuka, yang juga berlevel Super 300, pada Juni 2023. Semula, mereka mendapat kesempatan bersaing untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024 seperti Apriyani Rahayu/Siti Fadia Sila Ramadhanti.
Namun, karena sering tersingkir pada dua babak awal pada 2023, kesempatan bermain di Olimpiade, dinilai pelatih ganda putri Eng Hian, semakin sulit didapat. Untuk itu, level turnamen yang akan menjadi prioritas bagi Febriana/Amalia pada 2024 adalah Super 300 dan 500, turun dari Super 750 dan 1000.
Rehan/Lisa juga belum bisa mengatasi permainan pasangan terbaik Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Seperti pada dua pertemuan yang berlangsung pada 2022, yaitu pada babak pertama Thailand Terbuka dan Malaysia Masters, Rehan/Lisa kalah dari juara dunia 2021 tersebut.
Rehan/Lisa hanya bisa unggul pada awal hingga interval gim pertama, setelah itu selalu tertinggal hingga akhirnya kalah 17-21, 14-21. Rehan menuturkan, pada gim pertama, dia kurang sabar dalam mengantisipasi permainan lawan yang mengandalkan pukulan-pukulan panjang. Rehan pun hanya bisa mengevaluasi diri bahwa dia dan Lisa seharusnya bisa bermain lebih sabar dengan arah pukulan variatif untuk menyulitkan lawan.
Hasil tersebut didapat Rehan/Lisa dan Fikri/Bagas yang bersaing untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Fikri/Bagas berpeluang menjadi ganda putra kedua Indonesia yang bisa tampil di Paris pada 26 Juli-11 Agustus bersama Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, ganda putra nomor satu Indonesia saat ini.
Sementara, selain dengan pemain negara lain, Rehan/Lisa harus bersaing dengan rekan senegara untuk mendapat (kemungkinan) satu tiket ganda campuran. Pesaing mereka adalah Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Dengan demikian, dari empat turnamen BWF yang telah berlangsung sejak pekan pertama Januari, yaitu Malaysia Terbuka, India Terbuka, Indonesia Masters, dan Thailand Masters, Indonesia hanya mendapat satu gelar juara. Satu gelar itu didapat ganda putra, Leo/Daniel, di Indonesia Masters.
Dimulai di Perancis
Setelah empat turnamen beruntun di Asia, yang berlangsung sejak 9 Januari, kesempatan menambah poin ranking ada pada rangkaian turnamen di Eropa sepanjang Maret. Turnamen level Super 300 hingga 1000 yang akan berlangsung secara beruntun adalah Jerman Terbuka, Perancis Terbuka, All England yang bersamaan dengan Orleans Masters, Swiss Terbuka, dan Spanyol Masters.
Skuad Indonesia, seperti terdapat dalam daftar pemain yang dikeluarkan BWF pada 2 Februari, akan memulai penampilan di Perancis Terbuka 750, 5-10 Maret. Setelah itu, sebagian besar akan bermain di All England pada pekan berikutnya, kecuali Rinov/Pitha yang namanya tidak ada dalam daftar.
Seperti dikatakan pelatih ganda campuran Herry Iman Pierngadi di sela turnamen Indonesia Masters, 23-28 Januari, Rinov/Pitha diturunkan pada turnamen level rendah, yaitu Orleans Masters 300, dengan tujuan bisa mendapat poin besar. Targetnya adalah, minimal, mencapai semifinal. Sementara Rehan/Lisa akan bermain di All England karena harus mempertahankan poin dari semifinal 2023.