Qatar Versus Palestina, ”Tepikan” Sejenak Persaudaraan
Dua tim, Qatar dan Irak, berambisi melanjutkan kesempurnaan di fase gugur Piala Asia 2023.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·4 menit baca
DOHA, KOMPAS — Publik Qatar akan terbelah pada duel babak 16 besar Piala Asia 2023 yang mempertemukan negara mereka dengan Palestina. Di satu sisi, mereka mencintai Palestina. Namun, di sisi lainnya, mereka ingin Qatar meraup kemenangan pada duel di Stadion Al Bayt, kota Al Khor, Senin (29/1/2024) pukul 23.00 WIB.
Qatar dan Palestina adalah dua tim favorit qatari alias warga Qatar. Tidak hanya memberikan dukungan langsung ke stadion pada laga Palestina, qatari juga membentangkan bendera Palestina di pekarangan rumah dan sudut-sudut kota. Bendera itu bahkan bersanding dengan bendera Qatar pada setiap laga tim tuan rumah.
Ketika Palestina memastikan lolos ke babak gugur Piala Asia untuk pertama kali seusai melibas Hong Kong, 3-0, Selasa (23/1/2024), perayaan terjadi di Doha. Warga dengan mobilnya memadati pusat kota, seperti wilayah Msheireb dan West Bay, sembari mengibarkan bendera Palestina. Di Souq Waqif, yel-yel Palestina pun bergema.
Rasa empati Qatar atas serangan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza tidak bisa ditandingi oleh negara mana pun. Namun, dalam pertemuan kedua tim di perdelapan final Piala Asia 2023, Qatar akan menyingsingkan rasa persaudaraan yang amat besar kepada Palestina.
Pelatih Qatar Tintin Marquez memastikan laga sepak bola tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan hubungan karib kedua negara itu. Ia menegaskan, timnya akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik. ”Kami sudah memasuki babak gugur. Jadi, tak ada hal lain kecuali tampil sebaik mungkin siapa pun lawannya. Kami ingin melanjutkan capaian kemenangan agar bisa terus melaju,” ujar Tintin di Doha.
Almoez Ali, striker andalan Qatar, juga tak ingin bermain setengah hati menghadapi Palestina. Hal yang ada di pikiran pemain Qatar, ungkapnya, adalah menjalani laga luar biasa dan mengemas kemenangan.
”Tidak ada jalan lainnya bagi kami untuk memberikan kebahagiaan kepada suporter yang datang ke stadion selain memberikan kemenangan. Selain menang, saya akan berusaha memberikan gol untuk tim,” tutur Ali yang baru menciptakan satu gol di Qatar 2023.
Sebanyak tiga pemain Qatar sudah mencatatkan nama di papan skor. Mereka adalah Akram Afif yang sudah menghasilkan tiga gol, lalu Ali dan Hassan al-Haydos yang sama-sama sudah satu kali menjaringkan bola ke gawang lawan. Performa terbaik ketiga bintang itu dibutuhkan Qatar untuk menyingkirkan Palestina.
Tanpa kehadiran mereka di babak pertama pada duel pamungkas Grup A kontra China, Qatar bermain di bawah performa. Ketika Afif dan Al-Haydos masuk, jalannya laga pun berubah. Al-Haydos bahkan mencetak gol kemenangan berkat asis Afif dari tendangan sepak pojok.
Selain untuk mempertahankan gelar juara yang diraih pada 2019 di Uni Emirat Arab, Qatar juga bertekad menjadi negara keempat yang bisa meraih gelar juara di rumah sendiri. Capaian itu telah lebih dulu dicatatkan Korea Selatan pada 1960, Iran pada edisi 1968 dan 1976, serta Kuwait pada 1980.
Fase gugur akan menyajikan pertarungan yang ketat dan sulit. Kami ingin terus menunjukkan penampilan yang baik demi meraih kemenangan.
Adapun Pelatih Palestina Makram Daboub tidak ingin para pemainnya berhenti melanjutkan mimpi untuk menghadirkan performa fenomenal di Piala Asia 2023. Setelah menembus fase gugur untuk pertama kali dalam sejarah, Palestina juga akan berusaha ekstra keras untuk menaklukkan Qatar, salah satu unggulan teratas untuk menjadi juara.
”Penampilan kami telah memberikan kebahagiaan bagi rakyat Palestina di mana pun mereka berada. Tetapi, kami sangat berambisi untuk membuktikan potensi besar tim ini bersaing melawan tim terkuat,” tutur Daboub.
Tren kemenangan
Tim lainnya, Irak, juga bertekad melanjutkan tren kemenangan di Qatar 2023. Indonesia, Jepang, dan Vietnam telah merasakan keganasan tim ”Singa Mesopotamia”, terutama melalui striker Aymen Hussein yang telah mencetak lima gol.
Irak akan menghadapi tim Timur Tengah lainnya, yaitu Jordania. Pelatih Irak Jesus Casas tak peduli timnya telah kemasukan empat gol sejauh ini. Bagi dia, hal terpenting adalah timnya bisa meraih kemenangan. Mereka mengemas sembilan poin dari tiga laga di babak penyisihan grup.
”Fase gugur akan menyajikan pertarungan yang ketat dan sulit. Kami ingin terus menunjukkan penampilan yang baik demi meraih kemenangan,” kata Casas yang berasal dari Spanyol.
Sejak mampu menjadi juara di Piala Asia 2007, performa terbaik Irak adalah tampil di babak semifinal pada edisi Australia 2015. Setelah itu, mereka tersingkir di babak 16 besar pada edisi UEA 2019.
Ketajaman Hussein, yang memimpin daftar pencetak gol sementara, bakal kembali menjadi andalan Singa Mesopotamia. Ketangguhan fisik dalam duel di udara serta kepiawaian dalam penempatan posisi adalah modal Hussein untuk menjaga konsistensi mencetak gol. Konsistensi itu ia perlihatkan di penyisihan grup.
Adapun gelandang Jordania, Nizar al-Rashdan, menuturkan, timnya bertekad untuk bangkit setelah kalah dari Bahrain di laga pamungkas Grup E. Grafik penampilan Jordania menurun di babak penyisihan grup. Mereka sempat menghancurkan Malaysia 4-0, lalu menahan Korea Selatan 2-2, tetapi tampil melempem saat dikalahkan Bahrain 0-1.