Fajar/Rian dan atlet Indonesia yang lolos perempat final Indonesia Masters semakin berpeluang menebus ”dosa” awal 2024.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak awal, absennya para pemain elite dunia di Indonesia Masters 2024 menjadi peluang bagi pebulu tangkis tuan rumah untuk tampil lebih baik. Kini, peluang Indonesia menebus kekurangan poin pada dua turnamen sebelumnya menjadi semakin nyata.
Pebulu tangkis ganda putra, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, misalnya, akan memanfaatkan peluang itu dengan sebaik mungkin setelah mengalami kekalahan dini, yaitu pada babak awal, dalam dua turnamen sebelumnya. Mereka melaju ke perempat final dan akan menghadapi dengan senior mereka, Fajar Alfian/Muhamamd Rian Ardianto.
Peluang baik bagi Fikri/Bagas didapat ketika mereka tidak harus menghadapi pemain top dunia pada babak pertama, seperti yang dialami di Malaysia dan India Terbuka. Di Malaysia Terbuka, 9-14 Januari lalu, Fikri/Bagas langsung berhadapan dengan ganda putra nomor satu dunia saat ini, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), dan kalah 18-21, 19-21.
Undian kembali mempertemukan Fikri/Bagas dengan pemain top, yaitu pasangan peringkat keempat, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), pada babak pertama India Terbuka. Ganda putra Indonesia peringkat kesembilan dunia itu lagi-lagi kalah.
Fikri/Bagas sebenarnya bermain baik pada dua pertandingan tersebut, tetapi mereka kalah tenang dalam momen kritis. Maka, ketika undian tidak mempertemukan mereka dengan pemain bintang pada babak-babak awal di Indonesia Masters, Fikri/Bagas berusaha memanfaatkannya dengan baik. Setelah mengalahkan Chen Bo Yang/Liu Yi (China) pada babak pertama, Fikri/Bagas menang atas Akira Koga/TAichi Saito (Jepang) di babak kedua.
Namun, pertandingan melawan mereka juga tak mudah. Fikri/Bagas harus bermain tiga gim untuk mengalahkan Chen/Bo dan menang atas Koga/Saito dengan skor 21-15, 21-18. Laga tersebut menjadi kemenangan pertama Fikri/Bagas atas Koga/Saito setelah selalu kalah dalam dua pertemuan sebelumnya.
Kami sudah saling mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing, tetapi setiap orang memiliki peluang dan semua bisa saling mengalahkan. Kemenangan ditentukan siapa yang paling fit dan paling siap.
”Tentu saja, kami memiliki peluang baik di Indonesia Masters karena tidak bertemu pemain top pada babak-babak awal. Apalagi, pemain yang mengalahkan kami pada dua turnamen sebelumnya absen di Indonesia Masters. Jadi, kami harus bermain sebaik mungkin untuk memanfaatkan kesempatan ini,” ujar Fikri.
Indonesia Masters pun menjadi momentum Fajar/Rian melangkah lebih jauh pada tahun ini. Di India Terbuka dan Malaysia Terbuka, langkah Fajar/Rian selalu terhenti di perempat final. Seperti Bagas/Fikri, ganda putra nomor satu Indonesia tersebut juga siap memanfaatkan kans yang ada di depan mata.
Kedua pasangan ini telah bertemu sebanyak delapan kali dengan enam laga di antaranya dimenangi Fajar/Rian. Pada dua pertemuan terakhir yang hanya berselang dua bulan, kedua ganda putra tersebut saling mengalahkan. Bagas/Fikri mengalahkan Fajar/Rian pada Denmark Terbuka 2023, Oktober. Lalu, Fajar/Rian membalasnya dengan menang pada Final BWF World Tour 2023.
”Kami sudah saling mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing, tetapi setiap orang memiliki peluang dan semua bisa saling mengalahkan. Kemenangan ditentukan siapa yang paling fit dan paling siap,” tutur Fajar.
Ganda putra Indonesia lainnya yang juga melaju ke perempat final, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, mengemban tugas ganda di Indonesia Masters. Leo/Daniel menembus perempat final setelah memenangi laga melawan wakil China, Xie Hao Nan/Zeng Wei Han, dengan skor 21-16, 21-17. Selain mempertahankan gelar juara ganda putra Indonesia Masters, hasil bagus di hadapan publik sendiri itu penting untuk menambah poin peringkat pada kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Di nomor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting berharap Indonesia Masters menjadi titik balik baginya tahun ini. Di Malaysia Terbuka, langkah Ginting terhenti di babak kedua. Sepekan setelahnya, di India Terbuka, ia selangkah lebih maju kendati kemudian tersingkir.
Anthony kembali lolos ke perempat final dan akan menghadapi pebulu tangkis Singapura sekaligus juara dunia 2021, Loh Kean Yew. ”Saya selalu bilang, tujuan besarnya adalah Olimpiade. Setiap turnamen dan latihan adalah persiapan untuk itu. Semoga lebih baik dari segi performa, mental, dan pikiran,” ujarnya.
Adapun Gregoria Mariska Tunjung, tunggal putri Indonesia, sudah menemukan permainan yang diinginkannya. Hal itu menjadi bekal positif baginya untuk menatap perempat final melawan wakil Jepang, Nozomi Okuhara. Sebelumnya, dalam dua turnamen di awal tahun ini, Gregoria merasa tidak bisa bermain nyaman. Dia menembus perempat final Malaysia Terbuka, tetapi tersingkir pada babak kedua India Terbuka, sepekan setelahnya.