Persaingan antara pemain sepuluh besar dunia berkurang di Indonesia Masters. Banyak pemain top mundur karena cedera.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemain top dunia kembali berkurang pada turnamen Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 500. Ini seharusnya menjadi peluang besar pemain Indonesia untuk mendapat gelar juara setelah pulang tanpa gelar dari dua turnamen sebelumnya.
Sejak awal, pemain nomor satu dunia pada empat nomor dipastikan tak bersaing di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 23-28 Januari. Mereka adalah Viktor Axelsen (tunggal putra), An Se-young (tunggal putri), Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (ganda putri), dan Liang Wei Keng/Wang Chan (ganda putra).
Pada pertemuan manajer yang digelar sehari sebelum turnamen, jumlah pemain peringkat sepuluh besar dunia yang absen bertambah. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang ”Rudy” Roediyanto, pada Selasa (23/1/2024), mengatakan, sebagian besar pemain bintang yang batal tampil di Indonesia Masters memiliki alasan cedera. ”Ada juga yang kelelahan, tetapi sebagian besar keterangan yang diterima dari mereka adalah cedera,” kata Rudy.
Berdasarkan pertemuan manajer, nama-nama yang hilang dari daftar undian di antaranya tunggal putra peringkat keenam dunia, Kodai Naraoka, yang semula ditempatkan sebagai unggulan teratas. Shi Yu Qi, yang menjuarai India Terbuka Super 750, pekan lalu, juga batal bertanding.
Persaingan nomor ini meninggalkan pemain peringkat ketiga dunia, Li Shi Feng, sebagai pemain dengan ranking tertinggi, diikuti dua pemain Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Ada pula Anders Antonsen yang menjuarai Malaysia Terbuka Super 1000.
Pada tunggal putri, dua unggulan teratas batal bersaing. Mereka adalah Chen Yu Fei dan Akane Yamaguchi. Unggulan pertama yang juga namanya digantikan pemain lain adalah ganda putra asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Shirag Shetty, dan ganda putri, Nami Matsuyama/Chiharu Shida. Unggulan kedua ganda campuran, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, pun tak jadi bermain.
Situasi ini seharusnya bisa dimanfaatkan pemain-pemain Indonesia yang mendapat hasil buruk pada dua turnamen pertama 2024, yaitu Malaysia Terbuka dan India Terbuka. Dalam dua ajang tersebut, hasil terbaik skuad Indonesia hanya perempat final.
Di Malaysia, pemain Indonesia yang mencapai perempat final adalah Fajar Alfian/Muhamamd Rian Ardianto dan Gregoria Mariska Tunjung. Setelah itu, Fajar/Rian mencapai tahap yang sama di India bersama Anthony Sinisuka Ginting.
Ketika pemain top dunia lain telah mendapat tambahan banyak poin dari hasil baik dalam dua turnamen awal, pemain Indonesia harus memanfaatkan laga di tempat sendiri untuk menebus kekurangan poin pada dua turnamen sebelumnya. Fajar/Rian, misalnya, gagal mempertahankan gelar juara Malaysia Terbuka.
Seperti dikatakan pelatih ganda putra Aryono Miranat, penampilan Fajar/Rian kurang memuaskan, terutama dalam permainan di depan net. Padahal, dalam permainan ganda, pasangan yang bisa menguasai permainan di lapangan depan memiliki peluang lebih besar untuk menyerang.
Pola bertahan masih belum rapat.Unforced error mereka juga harus dikurangi, terutama saat servis dan pengembalian servis. Semangat juang juga harus keluar dari dalam diri sendiri. Saat tertekan harus cepat bisa kembal melawan, sebaliknya, saat unggul harus tetap fokus.
”Pola bertahan masih belum rapat. Unforced error mereka juga harus dikurangi, terutama saat servis dan pengembalian servis. Semangat juang juga harus keluar dari dalam diri sendiri. Saat tertekan harus cepat bisa kembal melawan, sebaliknya saat unggul harus tetap fokus,” tutur Aryono.
Di Indonesia, langkah Fajar/Rian untuk mendapat hasil lebih baik dibandingkan di Malaysia dan India dimulai dengan pertandingan melawan pasangan Taiwan, Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan, pada Selasa sore.
Pasangan unggulan yang berpeluang menjadi lawan pertama mereka adalah rekan senegara, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, yaitu pada perempat final. Pemain unggulan lain yang berada pada paruh undian yang sama juga sesama pemain Indonesia, yaitu Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Sama seperti Fajar/Rian, Fikri/Bagas dan Leo/Daniel juga akan menjalani babak pertama pada Selasa.
Sementara dari hasil fase kualifikasi yang berlangsung Selasa pagi hingga sore, mantan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, dan pemain senior Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito, gagal lolos ke babak utama. Mereka langsung kalah pada babak pertama kualifikasi, yaitu Momota kalah dari Huang Yu Kai. Sementara Shesar dikalahkan Kiran George (India).
Tiket babak utama untuk pemain Indonesia didapat Ester Nurumi Tri Wardoyo yang menang 21-12, 3-1 atas Pitchamon Opatniputh (Thailand) dan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata yang menang atas Chiu Hsiang Chieh/Lin Xiao Min. Pada babak pertama, Jafar/Aisyah akan melawan pasangan Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek. Adapun Ester akan berhadapan dengan sesama pemain kualifikasi, yaitu Wen Yu Zhang (Kanada).