Dengan tersisa enam pekan, Liga Kompas Kacang Garuda U-14 kian sengit. Daya juang pemain perlu terus dipertahankan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Selama bola itu bulat, segala hal bisa terjadi di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim 2023-2024. Apalagi, kompetisi sudah memasuki enam pekan terakhir. Untuk itu, penting bagi tim terus mempertahankan daya juang pada sisa musim.
Daya juang itu, antara lain, diperlihatkan Bintang Ragunan. Selepas wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, para pemain Bintang Ragunan berteriak sambil mengepalkan tangan, Minggu (21/1/2024). Mereka kompak bersujud di lapangan untuk menunjukkan rasa syukur atas kemenangan 1-0 kontra Bina Taruna dalam pertandingan pekan ke-9 Liga Kompas Kacang Garuda U-14.
Di atas kertas, Bintang Ragunan sebenarnya tidak terlalu diunggulkan. Bintang Ragunan, yang menghuni peringkat ke-13, terpaut 9 poin pada klasemen pekan ke-8 dari Bina Taruna yang menempati posisi kelima. Namun, Bintang Ragunan memiliki modal bagus dalam dua laga terakhir. Sekolah sepak bola yang dibentuk pada 2014 ini tak terkalahkan (sekali imbang dan sekali menang), sedangkan Bina Taruna kalah setelah pada pekan sebelumnya menang.
”Dari awal, saya sudah wanti-wanti anak-anak, kalau lawan tim yang peringkatnya di atas kami, harus lebih disiplin. Saya juga ingatkan, sebelum pertandingan selesai, harus berjuang terus. Bola di kaki lawan, harus bisa rebut, kuasai permainan, tidak ada kata menyerah,” kata Pelatih Bintang Ragunan Abu Bakar.
Dari segi permainan, Bintang Ragunan tidak terlalu tampil dominan. Malah permainan Bintang Ragunan dan Bina Taruna cenderung seimbang. Kedua tim secara bergantian menciptakan serangan. Bedanya, Bintang Ragunan lebih mampu mengonversi peluang dengan baik. Peluang lewat tendangan sudut itu sukses dimanfaatkan Muhammad Ardiva dengan sundulan ke gawang pada menit ke-20.
Abu menambahkan, Bintang Ragunan juga mendapatkan keuntungan dari turunnya hujan. Langit yang awalnya terang sebelum pertandingan tiba-tiba menjadi gelap dan menurunkan hujan yang disertai angin kencang. Sepak mula sempat tertunda sekitar dua menit sampai langit seketika terang kembali. Tak lama kemudian, gerimis turun lagi.
Kami terbiasa bermain saat hujan, jadi lebih tahu bagaimana pergerakan dan penguasaan bola.
”Kami terbiasa bermain saat hujan, jadi lebih tahu bagaimana pergerakan dan penguasaan bola,” ucap Abu.
Adapun penyerang Bintang Ragunan, Rayhan Febriano Wibowo, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya atas kemenangan kedua di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 itu. Dengan wajah semringah, Rayhan mengatakan, ia dan rekan setim bangga bisa mengalahkan tim dengan peringkat di atas mereka.
Terlebih, menurut Rayhan, mereka tampil lebih solid daripada laga-laga sebelumnya. ”Pelatih selalu bilang, meskipun ada di posisi bawah, jangan pernah menyerah. Kami juga enggak mau degradasi, jadi mau berjuang sampai akhir,” ujar Rayhan.
Pada musim ini Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menerapkan sistem setengah kompetisi. Dengan tiap tim yang berjumlah 16 itu akan saling bertemu satu sama lain tiap pekan, kini tinggal 6 pekan pertandingan lagi hingga kompetisi berakhir pada Maret 2024. Wajar jika tim-tim berupaya memaksimalkan kesempatan tersisa.
Selain Bintang Ragunan, Siaga Pratama sebenarnya juga memiliki kans menaklukkan tim berperingkat lebih tinggi dari mereka. Melawan Salfas Soccer, penghuni peringkat ketiga klasemen pekan ke-8, Siaga Pratama berkali-kali membendung serangan lawan. Siaga Pratama juga beberapa kali menyerang dan membahayakan gawang Salfas Soccer.
Namun, setelah gol perdana Salfas Soccer pada menit ke-37, pertahanan Siaga Pratama mulai keropos. Anak-anak asuhan Pelatih Yulli Akhirudin pun kebobolan lagi dalam waktu berdekatan (menit ke-49 dan 51).
”Terlepas dari hasil laga, saya bangga dengan penampilan anak-anak, selalu ada perkembangan setiap pekan. Mereka juga tetap semangat dan mau berjuang meskipun tahu lawannya berada di level lebih atas. Kini, tugas kami adalah memantapkan tim pelapis karena kami terkendala kedalaman skuad,” kata Yulli.
Pertemuan dengan orangtua
Menurut Sekretaris Ikatan Psikologi Olahraga Emanuel Taru Guritna, apresiasi dibutuhkan anak-anak dalam perkembangan karakter mereka. Apresiasi membantu anak-anak menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi mereka.
Untuk itu, para psikolog Ikatan Psikologi Olahraga akan memberikan pemahaman kepada pelatih dan orangtua untuk mengembangkan karakter anak, termasuk mendorong apresiasi. Tak hanya itu, dalam pertemuan yang akan digelar pada Sabtu dan Minggu (27-28/1/2024) ini, para psikolog juga akan menyampaikan soal dukungan lain yang dapat diberikan orangtua dan pelatih.
Para psikolog juga akan mengajak para pelatih dan orangtua melihat karakteristik anak serta menyesuaikannya dengan peran mereka di lapangan. Selain itu, mereka juga akan memberikan pemahaman soal mengolah ekspektasi sehingga tidak membebani anak.
Pada musim ini, Liga Kompas Kacang Garuda U-14 memang menyajikan hal-hal baru. Salah satunya pelibatan psikolog olahraga untuk membantu para pemain dan memberikan pengertian kepada orangtuanya.