India Terbuka tak diikuti pemain nomor satu dunia di tiga nomor. Meski demikian, pebulu tangkis Indonesia harus waspada.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
NEW DELHI, SELASA — Setelah gagal mendapat gelar juara dari turnamen pertama pada 2024, Malaysia Terbuka BWF World Tour Super 1000, skuad bulu tangkis Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan peluang yang lebih baik di India Terbuka. Meski demikian, mereka harus tetap waspada dengan kemungkinan kejutan dari pemain lain.
India Terbuka Super 750, yang hanya satu level di bawah Malaysia Terbuka, berlangsung pada pekan ini di KD Jadhav Indoor Hall, New Delhi. Indonesia hanya menurunkan sembilan wakil setelah ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, mengundurkan diri karena cedera pinggang yang dialami Ahsan saat bermain di Malaysia Terbuka.
Selain ganda putra senior Indonesia itu, pengunduran diri dilakukan pemain lain, termasuk pemain nomor satu dunia di tiga nomor, yaitu Viktor Axelsen (tunggal putra), Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (ganda putri), dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (ganda campuran). Carolina Marin dan juara tunggal putra Malaysia Terbuka, Anders Antonsen, juga batal tampil.
Kondisi ini tentu mengurangi persaingan dibandingkan dengan Malaysia Terbuka ketika mereka tampil. Skuad Indonesia pun bisa ikut memanfaatkan peluang ini setelah hanya mendapat perempat final sebagai hasil terbaik di Malaysia, pekan lalu.
Dari mereka, yang bisa menembus perempat final hanya Gregoria Mariska Tunjung dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang kalah dari pemain China, Chen Yu Fei dan Liang Wei Keng/Wang Chang. Liang/Wang akhirnya menjadi juara.
Meski level persaingan berkurang, bukan berarti memenangi setiap babak akan lebih mudah. Persaingan di Malaysia Terbuka menjadi contoh ketika kompetisi antarpemain semakin ketat pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Di Malaysia, tak ada juara bertahan yang lolos ke final. Zheng/Huang, Chen/Jia, Akane Yamaguchi, dan Fajar/Rian kalah di perempat final, sementara Axelsen tersingkir pada semifinal.
Gregoria, misalnya, akan mewaspadai pemain ranking ke-20 asal Singapura, Yeo Jia Min, yang akan menjadi lawan pada babak kedua India Terbuka. Yeo tampil baik di Malaysia Terbuka dengan mengalahkan pemain peringkat kedelapan, Han Yue, pada babak kedua. Setelah itu, dia memaksa tunggal putri terbaik dunia, An Se-young, bermain dengan skor ketat pada perempat final meski akhirnya kalah 21-16, 12-21, 19-21.
”Saya harus mewaspadai Yeo yang bermain bagus di Malaysia. Walaupun di beberapa pertemuan terakhir saya menang, saya tidak mau menjadikan itu sebagai patokan. Saya tetap akan berusaha yang terbaik,” tutur Gregoria yang unggul 6-2, termasuk pada tiga pertemuan terakhir, atas Yeo.
Walaupun di beberapa pertemuan terakhir saya menang, saya tidak mau menjadikan itu sebagai patokan. Saya tetap akan berusaha yang terbaik.
Tunggal putri Indonesia peringkat ketujuh dunia itu menang atas Sung Shuo Yun (Taiwan) dengan skor 21-10, 21-15 pada babak pertama, Selasa (16/1/2024). Untuk melawan Yeo, Gregoria harus mengurangi kesalahan yang banyak dia lakukan pada gim kedua babak pertama. Dia juga harus menjaga kondisi kesehatan karena cuaca dingin di India dengan suhu di bawah 10 derajat celsius. Suhu dingin ini, dikatakan Fajar, berpengaruh pada laju kok yang lambat sehingga dibutuhkan tenaga lebih besar untuk memukulnya.
Hal yang sama harus dilakukan Fajar/Rian berdasarkan performa ketika mengalahkan Man Wei Chong/Kai Wun Tee (Malaysia). Ganda putra terbaik Indonesia itu kehilangan gim pertama meski akhirnya bisa memperbaiki performa pada dua gim berikutnya hingga menang 16-21, 21-15, 21-13.
Fajar menuturkan, dia terkejut dengan permainan cepat dan bertenaga dari lawan pada gim pertama. Taktik permainan tersebut bisa diredam dengan menguatkan pertahanan dan lebih banyak bermain dengan pukulan datar.
Fajar/Rian pun harus mengurangi kesalahan untuk melawan Rasmus Kjaer/Frederik Soegaard (Denmark) pada babak kedua. Ganda Indonesia ranking ketujuh dunia itu sebenarnya berpeluang melawan rekan senegara, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, tetapi mereka disingkirkan Kjaer/Soegaard pada babak pertama dengan skor 18-21, 19-21. Hasil tersebut sama seperti yang didapat Leo/Daniel di Malaysia Terbuka.
”Sejak di Malaysia Terbuka, kami belum menemukan ritme permainan yang kami mau. Kami akan coba lagi di pertandingan berikutnya,” ujar Leo yang akan mengikuti persaingan berikutnya di turnamen Indonesia Masters Super 500 di Jakarta, 23-28 Januari.